Quilty Time

5.6K 316 12
                                    

Chapter 12

Saat sampai di kamar, Sakura segera beranjak untuk mandi terlebih dahulu dan membiarkan Sasuke sibuk dengan laptopnya, mungkin banyak email masuk.

Sasuke yang tengah menikmati secangkir hot chocolate yang Sakura buat'kan sebelum beranjak mandi, menolehkan kepala kearah pintu kamar mandi, dan terlihat Sakura yang sudah berbalut dengan pakaian tidurnya baru saja keluar dari kamar mandi.

Sakura menghampiri Sasuke dan menyuruh Sasuke untuk segera mandi karena hari sudah semakin malam. Sakura yang tidak memiliki kerjaan pun menduduk'kan dirinya di kursi dimana Sasuke tadi duduk,dan melihat email-email yang masuk, yang rata-rata tentang perusahaan. Sakura sedikit mengerti memang mengenai perusahaan namun tidak seperti Sasuke yang sangat mahir, ia lebih mahir dalam bidang kedokteran maka dari itu ia memegang kendali rumah sakit milik keluarga Uchiha.

Tak lama setelahnya Sakura bangkit dan menuju kasurnya, merebahkan dirinya di atas kasur empuk tersebut,dan memejamkan matanya namun tak tertidur, namun sebelumnya ia sudah mematika laptop milik Sasuke terlebih dahulu.

Mendengar suara pintu terbuka Sakura kembali membuka matanya dan melirik kearah Sasuke yang sedang mengeringkan rambutnya yang basah.

Sakura bangun dari tidurnya."Kemari'lah." Sakura melambaikan tangannya kearah Sasuke untuk mendekat. Sasuke pun menuruti instruksi dari Sakura untuk mendekat.

Sakura mengambil alih handuk yang di pegang oleh Sasuke dan mulai mengeringkan rambut Sasuke. Sasuke mendekatkan dirinya lebih dekat dengan Sakura dan memeluknya dengan erat,lalu menaruh kepalanya di dada atas Sakura sambil memejamkan matanya. Sakura sesekali memijit pelan kepala Sasuke membuat Sasuke semakin enggan melepasakan diri dari Sakura.

Selesai mengeringkan rambut milik Sasuke, Sakura meminta agar Sasuke menggantung'kan handuknya kembali ke tempat semula agar cepat kering,dan Sasuke hanya bisa menurutinya.

"Sasuke-kun, kemari'lah."Sasuke hanya mengangguk'kan kepalanya dan berjalan menuju Sakura, berdiri di samping kasur impiannya. Mengapa impian? Karena Sasuke tidak akan bisa tidur di kasur tersebut sampai 2 hari kedepan, akibat ulahnya sendiri. Poor you.

"Karena aku memiliki hati seperti dewi yang suci, aku mengizinkan mu untuk tidur di kasur ini, bukan'kah aku baik?" Sasuke tanpa aba-aba langsung naik keatas kasur itu dan memeluk tubuh Sakura dengan erat, Sakura membalas pelukan itu.

Sasuke dan Sakura tidak langsung tidur, Sasuke sedikit menaikan tubuhnya agar bersandar di bed head board. Sakura meletak'kan kepalanya di atas dada bidang Sasuke yang polos tak tertutup sehelai benang sedikit'pun, dan memainkan tangannya di area dada dan perut six packs Sasuke.

"Kau tahu, Sasu-kun? Dulu aku selalu mengatakan bahwa diriku ini tidak akan menikah selama hidupku, aku selalu mengelak jika teman-teman ku mengatakan jika aku nanti akan menikah terlebih dahulu sebelum mereka, tapi aku tidak percaya." Sakura menjeda ucapannya.

"Tapi itu berbanding terbalik ketika aku kembali ke Jepang, dan bertemu dengan mu. Rasanya aku masih tidak percaya jika aku benar-benar akan menikah, dan mendahului mereka semua." Sasuke menyimak dengan seksama setiap kalimat yang di lontarkan dari bibir Sakura.

"Aku merasa malu dengan diriku sendiri yang termakan oleh ucapan ku sendiri. Is it karma?" Sakura terkekeh di kalimat terakhirnya sebelum ia menarik nafasnya kembali.

"Tapi aku tidak pernah merasa menyesal dengan pilihan yang sudah ku pilih ini, although you betrayed me. Kalau sebuah hubungan tanpa masalah itu rasanya sangat hambar, kau tahu? Jadi aku hanya membuat kejadian itu sebagai pelajaran untuk ku, bahwa aku belum bisa menarik perhatian mu kala itu. Maka dari itu aku pergi darimu dan mengintrospeksi diri." Sasuke mengeratkan pelukannya di pinggang Sakura.

"Maaf'kan aku yang bodoh dan memiliki banyak kekurangan ini, Saki." Sasuke menunduk'kan kepalanya.

Sakura menggeleng sambil tersenyum."You wrong, sir. Setiap manusia memiliki banyak kekurangannya, maka dari itu mereka memutuskan untuk mencari pasangan agar saling melengkapi. Itu fungsinya sebuah hubungan dan pasangan." Sakura ikut mengeratkan pelukannya di tubuh Sasuke.

"Kau tahu, Saki. Aku juga seperti mu. Aku ini dingin, suka bermain wanita, arogan, dan masih banyak lagi, aku juga berfikir jika yang namanya cinta itu cuma mitos belaka, namun setelah bertemu dengan mu dan melalui keseharianku bersama mu, membuatku sadar bahwa cinta memang ada. Dan cintaku ada untuk mu." Sasuke mengecup pucuk kepala Sakura. Sakura tersenyum tipis dalam pelukan Sasuke.

"Dan aku merasa sangat beruntung bisa menjadikan mu sebagai pendamping di sisa hidupku ini." Sasuke kembali menciumi pucuk kepala Sakura.

"Terima kasih karena mau menerima ku yang banyak kekurangannya ini."

"Terima kasih karena mau bersanding dengan pria tidak tahu diri seperti ku."

"Dan yang paling terpenting. Terima kasih telah datang kepadaku dan membuat hari-hari ku berbeda."

"Mungkin ucapan terima kasih dan ucapan maaf ku tidak sebanding dengan apa yang kau berikan kepadaku, tapi aku akan mencoba untuk membadinginya. Aishiteru~"

Sakura menegak'kan badannya dan memeluk Sasuke dengan erat, dan di balas pelukan hangat Sasuke. Sasuke memegang dagu Sakura membuat Sakura menatap mata Sasuke secara langsung, dan entah mengapa Sakura merasa gugup seketika kala melihat mata hitam kelam milik Sasuke.

Sasuke menarik tekuk Sakura agar lebih dekat dengannya dan menciumnya secara lembut dan perlahan, namun perlahan juga ciuman yang tadinya hanya lumatan-lumat kecil nan lembut menjadi lumatan-lumatan yang menimbulkan bunyi decak'kan, dan ciuman tersebut menjadi ciuman panas.

Kamar yang awalnya dingin menjadi panas seketika dengan ciuman panas yang mereka berdua lakukan.

Sasuke membalik'kan badan Sakura, tubuh Sasuke yang tadinya bersandar kini tergantikan dengan tubuh Sakura yang kini berada di bawah kukungannya.

Ciuman tersebut turun menjadi di sekitar rahang Sakura dan semakin turun menuju leher jenjang Sakura, dan menggigit kecil di sekitar leher Sakura sehingga menimbulkan warna kemerahan disana.

Sakura menahan nafasnya saat ciuman Sasuke turun menuju rahang dan lehernya, hingga tak sadar dirinya melengguh membuat Sasuke semakin gila dibuatnya.

Seketika Sasuke berhenti dengan kegiatannya di leher Sakura dan menatap Sakura dengan mata sayunya namun bergairah."Apa aku boleh melakukannya?"

Sakura menatap mata Sasuke sejenak, lalu mengangguk."Aku istrimu, Sasuke-kun. Aku milikmu, lakukan'lah." Sakura tersenyum tipis.

Sasuke mengangguk'kan kepalanya dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Dan malam itu adalah saksi cinta di antara Sasuke dan Sakura.

Malam yang penuh gairah.

****
Yaikss, geli sendiri eui nulisnya. Gimana chapter ini? Jujur agak geli nulis chapter kali, suer.

Gak usah di perpanjang, kalian lanjutin dalam otak kalian aja yaww. Susahnya ya ampun nulis chapter ini, tapi lagi mood nulis chapter ini entah kenapa, dari tadi malem sampe di marahin sama Otouto-ku pas paginya gara-gara tidur malem.

Tapi semoga kalian masih stay di cerita ini yaww.. Bacot lagi saya yaww.

'27 June 2018'
Glouriousa~

Our Accidents ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang