Bagian 2

6 2 0
                                    

Entah rasa apa ini? Debaran yang ada disetiap aku mengingatnya. Begitu saja aku mencintainya, seperti layaknya aku bernafas, mendapatkan oksigen tanpa bersyarat, dan menghembuskannya tanpa ada yang melarang.

*****

            Benarkah barusan? Benarkah Alia tersenyum malu dan lewat di depanku?, untuk pertama kali aku menatap punggungnya yang membelakangiku, berjalan melewati lorong-lorong sekolah dan menghilang dari kejauhan, senyuman itu terasa menjadi daya tarik yang sangat kuat, membuatku lupa akan konsekuensi yang telah kubuat, melupakan semuanya, melupakan kasus itu dan janjiku tak akan pernah membongkar cinta yang telah ku kubur dalam-dalam, tetapi Alia telah membuatku menerobos, melanggar batasku sendiri.

*****

            “kau suka tempat ini Al?” aku mengajak Alia kepinggir danau sore ini, danau yang biasa menjadi tempat bersantai keluarga dan para anak muda, tetapi sore ini agak sepi, hanya kami dan segerombolan anak ABG yang ada di ujung sana, “suka..” hanya satu kata itu yang keluar dari mulutnya, tetapi terdengar tulus, ia tersenyum menatap kearah danau, sepertinya dia suka dengan tempat-tempat seperti ini, kami sudah jadian 3 hari yang lalu, ini adalah kencan pertama kami, aku meminta kepada Alia agar hubungan kami backstreet dengan alasan orang tuaku masih melarang, namun sebenarnya bukan itu, alasan sebenarnya jika memang ada seseorang yang memiliki dendam asmara kepada Alia, tidak akan mengetahui hubungan kami, dan aku aman.

            “Bara..” Alia menoleh dan memanggilku dengan suaranya yang merdu, “iya Al” aku mengangkat kedua alisku berusaha menebak apa yang ingin dikatakannya, “kenapa kau tidak takut padaku?”, Alia memasang ekspresi yang serius, “untuk apa takut, tidak ada ketakutan dalam mencintai, mereka memandangmu seperti itu, tetapi aku tidak, mereka hanya tidak tau bagaimana kau yang sebenarnya, aku mempercayaimu Alia..”, Alia terdiam mendengar pemaparanku, wajahnya yang teduh kini memandangiku, lalu ia menyandarkan kepalanya dibahuku, dan dengan spontan kupeluk Alia dengan lembut, dan ia pun membalas pelukanku.

*****

            Seminggu lamanya, malam ini malam minggu, aku mengenakan celana jeans hitam dan baju kaos abu-abu, malam ini Alia mengundangku kerumahnya untuk makan malam dan bertemu dengan keluarganya, awalnya aku menolak karena hubungan kami backstreet, tetapi Alia terus meminta dan berjanji hanya orang tuanya yang tau tentang hubungan kami. Aku pun menurut.

            Kini aku berada di depan pintu rumahnya, ditanganku aku membawa setangkai bunga untuk Alia, tak lama pintu terbuka, Alia berdiri disana, begitu anggun mengenakan gaun berwarna putih, rambutnya dibiarkan terurai tidak seperti biasanya, kedipan matanya sangat cantik, malam ini ia layaknya bak seorang putri dari negeri dongeng, seorang putri yang menunggu pangerannya datang. “ini untukmu..” aku menyodorkan setangkai bunga yang kubawa padanya, Alia meraihnya dari tanganku dan menghirup wangi yang semerbak. Kami masuk dan berada di ruang tamu, tampak sepi, dimana keluarganya, mungkin sedang menyiapkan makan malam di dapur, pikirku menerka. Cukup lama kami berbicara empat mata, tak puas-puasnya aku memandangi Alia yang teramat cantik dan feminim itu, membuat waktu terasa berjalan lambat. “mungkin makanannya sudah siap, kita ke ruang makan ya Bar..”, ajakan Alia lantas membuatku segera mengikuti langkahnya.

            Sepi, dimana makan malamnya? Disana hanya ada meja makan yang kosong, tak ada makanan atau siapapun, ada yang tidak beres, seketika wajahku pucat pasi, namun aku berusaha bersikap tenang, “dimana orang tuamu Al?” aku memberanikan bertanya, “sstt.. mereka sudah tidur, jangan berisik ya sayang..”, ini tidak beres, aku harus keluar dari sini, “Al, aku ingin keluar sebentar ya, ada yang ingin ku ambil dimotorku” tubuhku mulai gemetar, Alia mengangguk mempersilahkanku dan aku segera melangkah menuju pintu luar, dan... Sial !! pintunya tidak bisa dibuka, berkali-kali aku mencoba tetap saja tidak bisa,

Mawar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang