"Kita kemana hari ini?" tanya Kyuhyun ke perut Yuri yang masih rata di usia kehamilan mencapai kurang lebih dua bulan itu. Yuri tersenyum kaku.
Pria itu lalu berdiri tegap dan menatap sang istri. "Kira-kira kemana kita akan pergi hari ini, Yuri-ssi? Sepertinya keinginanmu adalah keinginan bayi kecil ini," tanya Kyuhyun sambil tersenyum sumringah. Wanita itu terlihat sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Kyuhyun.
"Aku tidak tahu tempat-tempat wisata.." jawabnya canggung. "Aku jarang keluar," Yuri menundukkan kepalanya. "Kau sudah cukup lama terpuruk, Yuri-ssi. Walau kita tidak berlandaskan cinta, aku mempunyai kewajiban untuk membahagiakanmu sebagai seorang suami. Kau suka kota atau pinggiran? Gedung mall atau yang lain?" tanya Kyuhyun, berusaha menggali informasi tentang Yuri.
Wanita itu tersenyum. "Aku suka pinggiran, sawah atau hal-hal yang berkaitan dengan alam," jawab Yuri lembut. Kyuhyun bahkan tertegun mendengarnya. Selama ini, ia tak pernah melihat sisi lain seorang Kwon Yuri yang dikenal killer dan menakutkan itu.
"Mr. Lee, bisa tolong antarkan ke daerah Jeolla? Sepertinya malam ini kita akan menginap disana karena bayi ini meminta kedua orang tuanya untuk menikmati pemandangan alam," pinta Kyuhyun. Supir tua itu mengangguk dan memutar arah menuju jalan tol. "Jeol..la?" tanya Yuri ulang.
Sang adam mengangguk. "Jeolla. Aku memiliki properti disana untuk kau tinggali malam ini. Bayiku sepertinya ingin melihat pemandangan alam yang indah. Kau ada masalah, Yuri-ssi?" tanya Kyuhyun. Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Ti..tidak," jawabnya pelan.
Kyuhyun mengeluarkan sebuah kotak makan dari tas kecil yang dibawanya sejak tadi. "Yuri-ssi, makanlah kimbap ini. Tubuhmu sangat kurus, tidak baik untuk anak ini nantinya," Kyuhyun membukakan kotak makan itu dan menjepit sepotong kimbap dengan kedua sumpit stainless steel itu.
"Tapi, Kyuhyun-ssi..."
Pria itu mendekatkan kimbap itu, membuat Yuri membuka mulutnya dan menerima suapan kimbap itu. Dikunyahnya perlahan sebelum ditelan. "Perlu kusuapi atau kau makan sendiri?" tanya Kyuhyun. Yuri menerima kotak makan itu dan menyantap kimbap itu perlahan satu persatu.
CEO Cinc Company itu tersenyum melihat Yuri menyantap bekal itu lahap. "Sekarang kau sedang berbadan dua. Pikirkan bayi di perutmu juga, Yuri-ssi," nasihat Kyuhyun. Yuri menganggukkan kepalanya pelan. "Baiklah," jawabnya singkat, seakan patuh pada ucapan Kyuhyun.
Setelah beberapa jam perjalanan, tibalah keduanya di Jeolla. Waktu menunjukkan pukul tiga sore dan Yuri terlelap dalam tidurnya. Selimut hangat menutupi tubuhnya yang rentan ini. "Yuri-ssi, kita sudah tiba di villaku," Kyuhyun dengan hati-hati membangunkan Yuri.
CEO itu membuka matanya perlahan dan mengusap kedua matanya. Ia melihat keluar jendela untuk beberapa detik. "Kita sudah sampai?" tanya Yuri. Pria itu keluar dari dalam mobil dan membantu sang istri melangkah keluar.
"Hati-hati," pesan Kyuhyun. Wanita berusia dua puluh delapan tahun itu mengangguk mendengar pesan sang suami. Beberapa staff villa menyambut kedatangan keduanya.
"Selamat datang, Mr dan Mrs Cho. Mari saya antar,"
Seorang manager keluar dan mengantar mereka ke ruangan paling mewah. Menghadap gunung, sawah dan juga danau. Yuri terlihat begitu senang dan bahagia melihat suasana villa tersebut.
"Kau menyukai villa ini, Yuri-ssi?" tanya Kyuhyun sambil merangkul sang hawa. Wanita itu menoleh dan mengangguk. "Aku sangat menyukai pemandangan indahnya, Kyuhyun-ssi. Terima kasih banyak," jawabnya penuh rasa bahagia yang dipendam.
Pria itu merasa sangat bahagia melihat wajah dan cahaya mata Yuri yang bersinar. Apakah ini cinta yang mulai tumbuh? Dalam hati, Kyuhyun seperti diterbangkan melihat wanita yang berstatus sebagai istrinya ini bahagia, berubah dari masa lalu yang menguncinya.
"Ini kamarmu nanti malam," ucap Kyuhyun sambil membuka salah satu pintu ruang villa berstyle rumah adat Korea itu. Yuri mengintip masuk lalu meletakkan tasnya ke dalam. "Lalu, kau akan tidur dimana, Kyuhyun-ssi?" tanya Yuri. "Di depan kamarmu pas, Yuri-ssi. Itu kamarku," Kyuhyun menunjuk sebuah ruangan di depan ruangan Yuri, bersebrangan.
Ia mengangguk paham.
"Aku akan ke kamar untuk mengganti bajuku. Kau mungkin mau menikmati alam?" ucap Kyuhyun. Yuri mengangguk pelan. "Lihat bayiku ini ternyata sangat mengikuti ibunya, iya?" canda Kyuhyun. Yuri tertawa kecil. Pria itu lalu masuk ke dalam kamarnya.
Yuri melangkah menuju sawah dengan flat shoes yang dipakainya saat ini. Ia lalu memutuskan untuk melepas alas kakinya dan melangkah santai di pematang sawah. Berlarian menikmati udara sore yang segar, tidak peduli seberapa terik sinar matahari saat ini menyindari bumi.
Kyuhyun membuka pintu dan dapat melihat istrinya sedang menikmati pemandangan alam yang sangat indah dan tenang. "Kau ingin foto? Aku akan mengambilkan beberapa," ucap Kyuhyun dari kejauhan. Pria itu meraih ponselnya dan mengambil beberapa foto Yuri yang berpose sambil berlarian kesana kemari di sawah. "Apakah hasilnya bagus, Kyuhyun-ssi?" tanya Yuri. Pria itu mengangguk dan menunjukkan beberapa hasil foto yang diambilnya tadi ke sang istri.
"Biarkan aku mengambil fotomu, Kyuhyun-ssi,"
Yuri mengambil ponsel Kyuhyun dan langsung mengambil beberapa foto. Ia tertawa kecil. "Yuri-ssi, aku tidak suka difoto," tolak Kyuhyun sambil tertawa melihat tingkah kekanak-kanakan Yuri yang baru keluar.
Pria itu mengambil alih ponselnya lagi dan melihat hasil foto Yuri. "Akan aku upload ke social mediaku," ucap Kyuhyun. Yuri menatap pria itu sambil tertawa kecil. "Kau punya sosial media?" tanya Yuri tidak percaya. Kyuhyun mengangguk. "Aku cukup sering di instagram. Jangan-jangan... kau tidak...?" tanya Kyuhyun menatap Yuri sangat tidak percaya.
"Aku memang tidak punya,"
Kyuhyun menuntun Yuri kembali ke villa dan duduk di teras yang menghadap sawah itu. "Kau harus buat akun instagram, Yuri-ssi," ucap Kyuhyun. "Haruskah aku?" Yuri menanggapi asal.
Pria itu lalu meraih ponselnya. "Apa emailmu?" tanya Kyuhyun. "Untuk apa?" tanya Yuri. Kyuhyun menatap sang istri. "Suami jenis apa aku tidak tahu email dan nomor ponsel istrinya? Itu keterlaluan," tanggapnya. Yuri menyebutkan email dan ponselnya kepada pria itu.
"Sudah! Akun instagrammu kuberi nama kwonyuri.kyr,"
"Kyuhyun-ssi!"
Pria itu log-in ke akun instagram Yuri melalui ponsel wanita itu. "Cobalah posting satu foto hasil jepretanku tadi," ucap Kyuhyun. Yuri menatapnya ragu. "Posting saja!" rayu Kyuhyun.
Yuri menekan tombol tambah dan memilih salah satu foto yang diambil Kyuhyun tadi. Fotonya tertawa di tengah sawah dengan tangan terlihat bebas di udara. Ditulisnya 'summer with ☀️' sebagai caption. Lalu, dipostinglah foto itu ke sosial media barunya sebagai foto pertama.
Kyuhyun menandainya di sebuah foto. Foto Yuri sedang menutupi wajahnya dari sinar matahari dengan tangan kanannya. Caption yang ditulis pria itu membuat Yuri bertanya-tanya.
"Be my.... ♥️ She's on instagram now,"
"Kyuhyun-ssi, kalimatmu belum lengkap!" Seru Yuri sambil menunjukkan postingan yang dimaksud. "Itu sudah lengkap. Tidakkah kau paham dengan artinya?" tanya Kyuhyun. Yuri mengerutkan dahinya, tak paham apa yang ditulis pria itu. Tak lama, notifikasi Yuri dibanjiri pengikut dan pujian pada foto pertamanya.
'Kalian memang serasi dan saling melengkapi'
Komentar seorang netizen membuat Yuri terdiam. "Ada apa, Yuri-ssi?" tanya Kyuhyun. Sang hawa menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Hanya kaget melihat reaksi orang dan followers yang bertambah sebanyak ini," jawab Yuri. Ia lalu menekan tombol mengikuti pada profil Kyuhyun.
"Kau mau makan malam?" tanya Kyuhyun.
"Boleh,"to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Blame On You
FanfictionYuri terkenal angkuh sebagai seorang CEO. Sifatnya yang dingin dan kasar sering membuat semua orang bertanya-tanya ada apa yang terjadi kepadanya. Dulu, ia dikenal sebagai sosok yang manis dan lugu. Sampai seorang pria bertemu dengannya di sebuah kl...