X

1.7K 69 5
                                    

  Melihat Yuri seperti itu di dalam mobil benar-benar membuat hati Kyuhyun hancur berkeping-keping.

  *Flashback*

  Kyuhyun mengamati surat kecil yang ditinggalkan Yuri saat acara pernikahan rekan kerjanya. Tulisan 'Always remember, you have a family' itu menyentuh hati Kyuhyun, menyadari Yuri menerima kenyataan bahwa mereka juga sebuah keluarga berdasarkan pernikahan yang sah. Menyadari bahwa wanita itu cemburu melihatnya berdansa dengan sepupu dari mempelai pria yang sedang membaur bersama tamunya.

  Pria itu membalikkan kertas, memastikan tidak ada yang terlewat namun justru menemukan sebuah kalimat yang membuatnya bahagia. Sedikit bahagia, bisa dikatakan seperti itu.

  'Aku mencintaimu,'

  Namun, kata mencintaimu itu dicoret oleh Yuri segaris. Menandakan Yuri masih belum yakin akan perasaannya terhadap pria itu. Senyumnya menandakan rasa lega. Ia tahu betul, wanita itu mencintainya. Sifatnya yang berubah hanya kepadanya menunjukkan bahwa Yuri nyaman bersamanya.

  *Flashback off*

  Dengan sekuat tenaga dan hati-hati, Kyuhyun menarik tubuh sang istri keluar. Kaki dan tangannya tidak terluka serius, hanya terkena pecahan kaca yang menggores permukaan kulitnya yang mulus. "Yuri-ssi, kau mendengar suaraku?" tanya Kyuhyun sambil menepuk pipi Yuri, namun tak ada tanggapan sama sekali.

  Rumah sakit menjadi pilihan pertama ketika Yuri berhasil dievakuasi oleh Kyuhyun dan tim pemadam kebakaran. Tubuhnya seperti kaki dan kanan tidak banyak terluka namun di bagian kepala, ada benturan keras yang menyebabkan darah terus mengalir. Kyuhyun tidak ingin Yuri pergi setelah buah hati mereka, setidaknya Yuri harus bertahan saat ini.

  Menunggu dan menunggu. Enam jam hingga sepuluh jam. Dokter keluar dan Yuri dibawa ke ruang inap, terlihat lemah dengan perban di kepalanya. "Dia baik-baik saja, Mr Cho. Puji Tuhan, ia bisa selamat walaupun menghantam mobil lain dan pohon cukup keras berdasarkan rekaman CCTV," ucap dokter itu.

  Kyuhyun menangis lega, bahagia, tenang. Kekasih hatinya baik-baik saja dan dia sangat berterima kasih pada Tuhan karena masih menyelamatkan wanita itu dari maut. Kyuhyun mengamati Yuri yang sedang tertidur pulas akibat obat biusnya. Sama seperti Yuri sebelumnya, ia tertidur lelap sambil terduduk menunggu wanita itu tersadar.

  "Kyuhyun-ssi," panggil Yuri lembut.

  Kyuhyun membuka matanya dan langsung memeluk Yuri tanpa basa-basi. "Aku mengkhawatirkan keadaanmu, Kwon Yuri. Bagaimana bisa kau sampai ceroboh seperti itu? Sampai kecelakaan itu terjadi? Untuk hidup sekarang saja kau adalah keajaiban!" seru pria itu. Yuri yang terduduk tersenyum, sama seperti sang suami, airmata jatuh membasahi pipinya.

  Ia melepas pelukannya dan menatap kedua mata Yuri lekat. "Jangan lakukan itu lagi. Aku tidak mau kehilanganmu, Kwon Yuri. Kau terlalu berharga untuk pergi," kata Kyuhyun. Yuri mengangguk pelan. "Sekarang, ayo kembali beristirahat. Kau perlu waktu untuk pulih seperti sedia kala. Paham? Jangan menolak," 

  Yuri kembali menyandarkan punggungnya ke kasur. Matanya terpejam untuk tidur, beristirahat dengan tenang untuk memulihkan kondisinya pasca kecelakaan ini.

***

  Kyuhyun mengundang Yuri ke villanya di Jeolla lagi dan dengan senang hati Yuri meluangkan waktunya untuk pergi kesana, kembali beristirahat menikmati keindahan alam yang tidak ada tandingannya sama sekali.

  "Mr Cho sudah menunggu, Mrs,"

  Pelayan itu membukakan pintu villa deluxe itu lalu menutupnya ketika Yuri sudah melangkah ke dalam. Langit sudah bertabur bintang saat ini. Terlihat indah di pandang. "Kyuhyun-ssi.." panggil Yuri pelan sambil terus melangkah. Ia melirik ke kiri dan kanan mencari keberadaan pria itu.

  Ada dua meja di tengah teras yang luas. Yuri melangkah menuju meja itu sebelum membaca tulisan dari coklat di atas piringnya.

  'Will you be my sweetheart?'

  "Maukah kau menjadi milikku selamanya, Kwon Yuri?" tanya Kyuhyun dari belakang, membawa sebuket bunga di kedua tangannya. Yuri menoleh dan terkejut melihat sosok itu. Ia entah mengapa menangis terharu mendadak. Kedua tangannya menutup mulutnya yang menganga lebar tidak percaya.

  Wanita dengan celana pendek jeansnya dan juga kaus putih itu menerima buket bunga itu dan tertawa bahagia. Pria itu lalu mengeluarkan kotak putih kecil dari sakunya dan membukanya, menampilkan cincin dari batu safir biru yang indah.

  "Sekarang, berikan tanganmu kepadaku. Selama kita menikah, tak satupun dari kita pernah memakai cincin di jari kita, bukan?" tanya Kyuhyun. Yuri mengulurkan tangannya, yang lalu dipasangkan di jarinya cincin tadi. Hatinya bagai diterbangkan ke langit. Tak ada yang bisa menjelaskan betapa bahagianya dia saat ini.

  Kyuhyun mencium bibir Yuri lembut. Dibalas oleh wanita itu perlahan, menyesuaikan diri, lalu entah mengapa terbawa begitu saja.

  "Lalu sekarang aku bisa berhenti memanggilmu secara formal, Yuri-ah,"

  Senyum di wajah Yuri terlihat jelas. "Aku mencintaimu lebih dari apapun, Cho Kyuhyun. Terima kasih sudah hadir ke dalam hidupku," bisik Yuri di telinga Kyuhyun. Pria itu memeluk Yuri erat. Betapa beruntungnya aku bisa memiliki seorang Yuri? Memiliki sosok sepertinya dalam hidupku? Merasakan semua yang orang lain tidak pernah rasakan darinya?, batin Kyuhyun.

  The End.


I Blame On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang