11

6.4K 869 199
                                    

Anna sebenernya masih malas ingin keluar kamar, namun ia ingat jika Wonwoo mengajaknya pergi kan malam ini, ia akhirnya keluar kamar dengan hati-hati, niatnya ingin menghindari Minhyun tapi ketika ia baru saja membuka pintu depan ia dikejutkan oleh tangan kekar yang melingkar di pinggangnya, ya sudah pasti tangan Minhyun.


"Mau kemana sayang..Hm?" Tanya Minhyun.


Saat ini ia sudah menempelkan dagu nya di pundak Anna, Anna melepaskan tangan Minhyun lalu berbalik menatap ayahnya itu. "Bukan urusan ayah!" kesalnya.


"Kok gitu? Ya jelas kamu urusan ayah dong." Minhyun menyelipkan anak rambut Anna di telinga.


"Karna sebelum menikah, seorang ayah lah yang bertanggung jawab terhadap anak perempuan nya, kecuali kalo udah nikah kaya kedua kakakmu, mereka udah jadi tanggungjawab suaminya," kata Minhyun lembut lalu mencubit hidung Anna gemas.


Anna cuma bisa diam lalu ia menubruk badan Minhyun dan memeluknya erat hanya sesaat lalu ia segera melepas pelukannya, ia baru ingat jika ia sedang marah dengan ayahnya itu. "Gausah bahas nikah lagi deh! Anna ngga mau nikah, Anna ngga mau nikah muda."


Minhyun terkekeh. "Bukannya kamu yang mau waktu itu? Jangan sok ngga mau deh, nanti nyesel loh, cowoknya ganteng banget Ann, kaya oppa korea loh." Goda Minhyun.


Anna mendengus sebal. "Anna bilang Anna ngga mau ayah! Ngga mau!"


"Ngga bisa gitu dong, ayah udah sepakat loh, masa mau di batalin sepihak sih, setelah lulus SMA kamu harus nikah."


"Ya siapa suruh main jodoh-jodohin! Nikah aja sendiri!" kesal Anna.


"Kamu kan juga mau waktu itu," kata Minhyun tak mau kalah.


"Ya Anna kira ayah cuma bercanda!"


"Pokoknya kamu harus nikah! Titik."


Anna mengeram. "Kenapa sih ayah ngebet nikahin Anna?! Anna ngga mau nikah muda ayah!"


Minhyun menghela napas lelah "Ayah ngga mau kamu kaya anak pak Jongin tetangga kita yang hamil di luar nikah itu Ann atau kaya anak pak Sehun yang jadi pelakor, ayah takut ka-"


"Ayah ngga percaya sama Anna?!" potong Anna.


Minhyun menggeleng kuat. "Bukan! Bukan seperti itu maksud ayah, sekarang banyak pergaulan bebas Anna, ayah takut kamu ikut masuk kedalam sana, ayah ngga mau sayang."


"Itu sama aja ayah ngga percaya sama Anna, Anna bukan anak seperti itu ayah, badan Anna aja kaya triplek, ngga bakal ada yang napsu!"


"Kok kamu ngomong nya gitu sih nak.."


Tin!


Suara klakson mobil menghentikan pertikaian sepasang ayah-anak itu, keduanya menatap kearah mobil yang berhenti tepat di depan rumah mereka, tanpa pikir panjang Anna segera berlari kearah mobil itu.


"Anna! Kamu mau kemana! Anna!" Minhyun berteriak namun Anna mengabaikannya dan masuk ke dalam mobil Wonwoo.


"Jalan pak!" perintah Anna, Wonwoo masih memperhatikan Minhyun yang mulai berjalan kearah mobilnya berada.


"Pak buruan jalan!" kata Anna lagi.


"Saya akan izin pada ayahmu dulu," kata Wonwoo yang sudah mematikan mobilnya dan akan melepas seatbelt nya, namun tangan Anna cekatan menghentikan pergerakan Wonwoo.


"Saya mohon pak, jalan kan mobilnya," kata Anna panik, ia takut Minhyun akan marah padanya dan salah paham karna Wonwoo.


Wonwoo mengernyit. "Kenapa?" Minhyun saat ini sudah mengetuk jendela mobil Wonwoo.


"Saya.. Saya mau di perkosa ayah saya pak! Jalankan mobilnya saya mohon!"


Tanpa pikir panjang akhirnya Wonwoo menyalakan mesin mobilnya dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan Minhyun yang tengah khawatir disana.


Tak ada percakapan selama perjalanan, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga akhirnya Wonwoo menepikan mobilnya.


"Kenapa pak?" Tanya Anna kaget karna tiba-tiba Wonwoo menghentikan mobil yang mereka tumpangi di tempat sepi dan gelap, membuat pikiran kotor Anna tiba-tiba muncul.


Wonwoo masih menatap depan. "Kau serius tentang masalah tadi?" Tanya Wonwoo tanpa menatap Anna.


Anna diam sejenak, mencoba mencerna pertanyaan yang Wonwoo lontarkan. "Maksud bapak masalah saya dan pak Jungkook?"


Wonwoo menatap Anna horor. "Bukan. Itu tidak penting untuk saya ketahui." kata Wonwoo yang kini kembali menatap jalanan sepi di depan.


"Masalah ayah mu itu, kau serius? Sepertinya ayahmu orang baik." lanjut Wonwoo.


Anna membuang napas. "Tentu saja tidak." jawabnya pelan.


Wonwoo menganga. "Gila! Kamu gila ya, berani-berani nya kamu membohongi saya!"


Anna meringis, ia sedikit menutup telinga nya terasa berdengung karena ulah Wonwoo. "Aduh pak, biasa aja kali."


"Biasa?! Gila kamu ya! Saya itu guru kamu! Bagaimana jika ayahmu berpikir negatif kepada saya yang membawa anak gadis nya pergi tanpa pamit begitu saja! Apa yang harus saya katakan pada beliau nanti! Kau ini benar-benar...." Wonwoo menghirup udara sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan nya melalui mulut, mencoba meredam amarahnya.


"Ayah saya memang selalu berpikir negatif, jadi bapak ngga usah khawatir, biar saya yang ngomong sama dia, bapak tidak perlu menjelaskan apa-apa." ucap Anna.


"Kau ini... Dia itu ayahmu, tidak seharusnya kamu memperlakukan beliau seperti tadi." kata Wonwoo lebih pelan tidak seperti tadi.


"Saya di jodohkan pak! Bagaimana jika bapak berada di posisi saya? Saya bahkan belum lulus SMA…" Anna memalingkan wajahnya menatap luar kaca mobil.


"Bapak ngga tau bagaimana perasaan saya..." lanjut Anna dengan suara yang sedikit bergetar.


Wonwoo sedikit merasa bersalah, jelas ia tau perasaan Anna saat ini, bahkan saat ini ia juga berada di posisi yang sama dengan gadis itu, Wonwoo tergerak untuk menyentuh pundak gadis itu dan menepuk pelan, berharap anak didiknya itu sedikit merasa lebih baik.


"Maaf kan saya. Saya ngga tau jika masalahmu sebesar itu." kata Wonwoo tulus.


Anna menatap Wonwoo lalu ia menubruk badan Wonwoo, Wonwoo dilema, ia harus marah atau membiarkan saja? akhirnya ia memilih untuk membiarkan saja bahkan saat ini tangannya mengelus punggung gadis itu untuk menenangkan tangisnya.


"Saya ngga tau harus curhat sama siapa pak..."


"Kamu bisa curhat sama saya.."


Anna melepas pelukannya. "Beneran?"


"Tentu, saya kan guru bk." jawab Wonwoo.


Anna mengelap air matanya. "Saya tidak ingin pulang malam ini pak."


"Lalu?"


"Kita ke hotel saja.."


Deg. Wonwoo membeku. Bagimana mungkin anak di bawah umur ini bisa mengajaknya ke hotel?


Jantung Wonwoo tiba-tiba berpacu dengan cepat, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.


"Bapak ngga papa?" ucap Anna dan tangan Anna kali ini tengah menyeka keringat di wajah Wonwoo, Wonwoo masih terdiam karna perlakuan Anna padanya.









Tbc

Kalian suka ngga? Suka aja lah wkwk

Dijodohin | Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang