ARDA-01

50 5 2
                                    

Flashback 1 years ago

Bel telah berbunyi 15 detik yang lalu,menandakan semua pelajaran telah usai.
Teman sekelas Amanda berbondong-bondong keluar kelas untuk menuju rumah masing-masing. Amanda hanya bisa bernafas lega, karena bel adalah bunyi yang ia sangat tunggu-tunggu.

Karena,dia tidak mau berdekatan dengan cowok yang omes. Alias otak mesum.

Baru saja Amanda berpikir seperti itu,muncul cowok yang ia pikirkan tadi. Ia Arfano,ia tersenyum miring kepada Amanda yang membuat Amanda bercepat-cepat memberesi buku yang dimasukan ke dalam tas nya.

Tiba-tiba ada seorang guru mengetuk pintu,Amanda dan Arfano menoleh pada guru tersebut,menunggu tanggapan dari guru itu,"Permisi,apa sekretaris kelas XI IPA belum pulang?"tanya guru itu,yang Amanda sangat yakin ia guru baru sehingga tidak mengenali Amanda yang sudah terkenal di kalangan guru-guru.

"please,untuk kali ini aja jangan gue"batin Amanda yang sangat memohon.

"Tolong bawa data dan berkas-berkas keruangan saya ya,mungkin ketua kelas nya bisa membantu."ucap guru tersebut.

Amanda melirik sekilas pada Arfano dan ia bergidik ngeri pada cowok yang ada di sebelah nya ini.

Arfano lantas mengedipkan sebelah mata kanan nya pada Amanda yang langsung membuat Amanda jalan langsung ke ruangan guru yang tadi minta tolong padanya.

"Siniin Nda,biar gua bantu."ucap Arfano dengan tulus.

Arfano jalan mendekati Amanda yang membuat Amanda sontak jalan mundur kebelakang dan membentur tembok.

"gaa-uu-ssah fan,gue bisa sendiri ko heheh''ucap Amanda terbata-bata yang membuat Arfano jalan lebih mendekati nya.

Ketika Arfano sudah dekat,Arfano menatap manik mata dari Amanda,ia mengunci tubuh Amanda dengan kedua lengannya.

Jarak mereka hanya berbeda beberapa centi,Amanda langsung melafalkan segala doa yang ia hafal di dalam hati nya agar terlindung dari mara bahaya yang ingin dilakukan oleh Arfano.

Ia tahu betul,seorang Arfano adalah cowok players yang berotak mesum. Ia suka sekali mempermainkan perasaan kaum hawa.

Saat wajah mereka sangat dekat,Arfano langsung mencium kening Amanda. Sontak membuat Amanda refleks dan menjatuhkan semua berkas-berkas tadi ke lantai.

Amanda langsung menampar Arfano,players dan most wanted yang ada di sekolahnya itu.

''Gue bukan cewek murahan kaya mantan-mantan lo itu Arfano!"ucap Amanda langsung berlari meninggalkan Arfano sendiri.

Arfano terdiam melihat kepergian Amanda yang sudah sangat jauh dari pandangannya.

Sepanjang perjalanan,Amanda hanya melamun. Ketika sampai dikamar nya,tangisnya langsung pecah begitu saja.

Ketika ia sudah menumpahkan semua air matanya,ia turun ke dapur untuk minum membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

Ketika ia berpapasan dengan Albi abangnya,ia menunduk untuk menghindari matanya yang sembab itu.

Ketika ia masuk kamar lagi,ia berpikir.Untuk cewek semacam Amanda yang belum pernah berpacaran atau memiliki hubungan,ciuman di kening terasa sangatlah aneh. Apalagi yang mencium orang yang sangat ia hindari.

Tiba-tiba Albi masuk kamar Amanda dan langsung cemas melihat adiknya yang sangat kacau itu.

Amanda melirik Albi sekejap dengan mukanya yang datar. Albi terasa bingung dengan perubahan adiknya,yang biasanya ceria sekarang diam seperti ini. Seperti ada yang janggal.

"Kenapa Nda?Ada masalah?"

"Gapapa bi,udah sana keluar."

"Gua abang lo Amanda."

"First kiss gua hampir diambil orang yang gua hindarin bi hiks hiks hiks"ucap Amanda dan tangis nya yang pecah begitu saja membuat Albi menarik Amanda dalam pelukannya.

Albi marah,sangat. Ia ingin mendatangi rumah cowok tersebut,sehingga esoknya cowok tersebut hanyalah tinggalah nama.

"Jangan nangis Nda"

"Siapa juga yang nangis"ucap Amanda sambil sesenggukan.

"Kalo mau boong pinteran dikit Nda"gurau Albi pada Amanda.

"Siapa nama cowonya?"tanya Albi.

"udah sono abang Albi yang ganteng,adek Amanda mau tidur."

"Yaudah lah,tidur ya Nda. Jangan mikirin hal itu lagi. Gua bakal jagain lo."ucap Albi tulus pada Amanda sembari mengacak-acak rambut Amanda.

Amanda tersenyum,melihat perlakuan abangnya yang begitu manis.

"Yaudah gua keluar dulu ya"

Setelah Albi menutup pintu,Amanda bergumam dalam hati"gue gaboleh suka sama dia,Arfano"

Flashback off

Amanda mengehela nafasnya kasar,mengingat kejadian itu. Amanda sangat trauma,pasti. Yang hanya ingin ia lakukan sekarang adalah menghindari Arfano.

Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah,ia berharap saja semoga tidak sekelas dengan Arfano lagi.

Tiba-tiba terdengar suara deruan motor yang mulai mendekati Amanda,mencoba mensejajari Amanda yang berjalan kaki.

Amanda menoleh sekilas,betapa terkejut nya Amanda melihat sosok yang sangat ia ingin hindari.

''Morning Nda"sapa hangat cowol itu,iya cowok itu Arfano Dikara players dan mostwanted sekolah.

Amanda yakin,sangat yakin. Hidupnya akan seperti tahun sebelumnya.

Hidupnya tidak akan tenang.

ARDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang