"yang ini rumahnya?" tanyaku seraya sedikit menoleh kebelakang menanyakan rumah Rani.
"iya bener yang ini" ucap Rani yang turun dari motor. "makasih"
"hmm" ucap ku.
"nanti malem kerjain tugasnya! Soal nomer 5 caranya sama kayak nomer 4. Pokoknya besok pagi lo harus udah kasih salinan tugas lo ke gue! "
Ngumpulin tugasnya kan masih lama?
" kok besok sih" tanyaku
"iya, gue nggak percaya sama lo, kalo gue kasih lo waktu banyak. Pasti lo bakal molor kumpulin tugas, jadi gue tentukan besok "
Ck..
" iya deh serah lo"
Gue langsung pergi dari rumah Rani.
"Gue mau langsung pulang ke rumah. Eh, oh iya dedek kan masih di rumah sakit" batinku yang tengah mengendarai motor dengan kencang.
***
"assalamualaikum " ucap ku yang tengah membuka pintu.
Yang ku lihat saat ini hanyalah adekku seorang yang tengah terbaring di atas kasur rumah sakit.
Pelanku menghampirinya, dengan hati terenyuh dan sakit yang tak henti.
" kamu kasian banget dek" batinku. Iba melihat adekku yang tergeletak tak berdaya seraya menutup matanya.
Eh..
Pelan dedek membuka matanya.
"kok bangun? "
Senyum.
" ka... Kak" ucapnya terbata-bata.
"iya? Dedek mau apa"
"mamah? "
" loh tadi mamah nggak kesini ya? "
Dedek hanya menggelengkan kepala.
" tadi suster pas waktu datang tanya ke aku mamah di mana, aku jawab nggak tahu. Tadi aku juga di suapin sama suster" jelasnya manis.
Nggak tega aku kalo udah kayak gini.
"nanti mamah ke sini kok, kakak temenin ya? "
" iya"
"kakak, keluar sebentar ya"
Sampai di depan pintu, entah mengapa tubuhku merasa lemas tak berdaya. Tiba-tiba tubuhku lemah dan duduk di tengah pintu.
"apakah begini cara mereka merawat anak mereka? "
Dengan cepat aku merogoh handphone ku di saku.
"halo?"
"ma"
"mama dimana? "
" sama temen mamah? "
Sial...
Itu ya urusan pentingnya,
" adek sendiri mah"
"iya, aku akan jaga adek"
Tak lama aku langsung memutuskan telponku.
Mah disini salah satu dari buah hati kecilmu tengah sakit, kenapa mamah tak meluangkan waktu untuk berada disisinya. Menemani masa sulitnya...
Ku mohon sadarlah

KAMU SEDANG MEMBACA
For you
Teen FictionAku memang tidak sempurna. Aku tahu itu, tapi apakah aku tidak boleh memperjuangkan keinginanku... Meski keinginanku cukup sederhana, keinginanku yang kecil ini adalah ingin memilikimu seutuhnya.