Dira menatap punggung seseorang yang tidak merasa asing dan ia menatapnya dengan alis yang berkerut."Maaf pak saya telat" ucap dira menundukkan kepalanya saat melihat lelaki yang berdiri di hadapannya membalikkan tubuhnya menghadap dira, sehingga dira tak melihat wajahnya.
"Hey, kenapa menunduk" ucap lelaki yang menatap perempuan yang sedang menunduk itu, sebenarnya lelaki itu tau siapa wanita yang lebih memilih menunduk itu.
Dira mengangkat kepalanya dan kaget dengan apa yang ia lihat saat ini "Liam?" Ujarnya dan membuat Liam tersenyum.
"Iya"
"Jadi kamu yang,.... astaga Liam kamu ngagetin tau gak, eh Yaampun maaf maaf pak" ujar dira kembali menunduk karena bagaimanapun juga Liam adalah bosnya di sini meskipun ia temannya tapi ia akan bersikap profesional.
"Udah gak usah formal gitu, oh iya mending sekarang kamu lanjut kerja sebelum aku ngasih hukuman karena kamu yang telat datang di hari pertama kamu kerja" ucap Liam memperingati dira tegas dengan nada yang di buat buat.
"Iya iya, yaudah makasih, mari bapak" dira menekankan kata bapak ke Liam yang melotot.
"Eh emang aku bapak mu apa" gerutu Liam yang masih dapat di dengar oleh dira yang tersenyum minta maaf.
Dira lari keluar dan mengganti pakaiannya menuju toilet. Setelah mengganti ia berjalan menuju dapur.
"Hy kamu pelayan baru ya?" Tanya seorang wanita yang terlihat sedang membersihkan tangannya karena telah memotong bawang.
"Iya" jawabku dengan senyuman, dan wanita itu mengulurkan tangan kanannya
"kenalin namaku Aurin Marcella, bisa kamu panggil Aurin, nama kamu?"Dira menyambut tangan yang terulur ke arahnya itu dan menjawab "nama ku Aldira Vyanci, kamu bisa panggil aku dira"
Setelah mereka saling kenal, Aurin melanjutkan kerjaannya sedangkan dira juga ikut membantunya.
"Eh sini biar aku antar" ucap dira ke lelaki yang ingin mengantar pesanan.
"Eh iya, ini makanan untuk meja no dua belas, makasih ya" dira hanya menjawabnya dengan senyuman manisnya dan membawa makanan itu ke tempat yang di tunjukkan oleh lelaki tadi.
"Permisi" dira meletakkannya satu per satu dan menunduk
"Silakan, di nikmati" ujar dira dan langsung berbalik kembali menuju dapur.****
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan dira masih setia di cafe karena ia harus membersihkan piring piring dan meletakkannya ke dalam rak.
"Ahhh Akhirnya selesai juga" Fira mendesah lega karena telah menyelesaikan tugasnya.
Dira mengambil tas yang terletak di loker dan mengambil kunci cafe yang di letakkan oleh Aurin di atas meja tadi.
Saat dira keluar dari dapur, ia tersentak karena ada Liam yang baru keluar dari ruangannya karena kebetulan pintu ruangan Liam ada di depan pintu dapur.
"Pak Liam" panggil dira yang telah mengunci pintu dan menatap punggung Liam karena ia sedang menutup pintunya.
"Hey, kamu belum pulang, oh iya jangan panggil pak kalau kita hanya berdua, lagian kita kan teman" ujar Liam dengan senyuman manisnya.
"Hmm yaudah maaf, eh Liam kamu ngapain belum pulang?" Tanya dira menghampiri Liam
"Sebenarnya tadi aku udah dijalan pulang, tapi handphond ku ketinggalan jadi balik lagi" jawab Liam dan dira hanya mengangguk kan kepalanya.
Mereka berdua berjalan menuju pintu utama dan membukanya, Dira keluar lebih dulu dan menunggu Liam untuk keluar agar Dira bisa mengunci pintunya.
"Ra, kamu naik motor?" Tanya Liam dan aku mengangguk kan kepala tanda jawaban dari pertanyaan Liam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Devil
RomanceBerawal dari kisah yang membahagiakan, hingga luka, kesedihan sedikit demi sedikit mulai bersarang di kehupan seorang wanita yang selalu menunjukkan ketegarannya, dan tak ingin terlihat lemah. hingga datang seorang lelaki yang berusaha memberinya ke...