"Jadi, Aldi udah tahu kalo lo selingkuh sama Tirta?" Felly, sahabat satu-satunya Salsha sejak kecil itu bertanya sembari memasukkan kripik singkong ke dalam mulutnya.
Salsha, gadis yang menjadi topik pembicaraan itu pun mengangguk pasti sembari tetap berkutat pada layar di ponselnya. Ntah apa yang tengah di lakukan gadis itu.
"Trus lo lebih milih Tirta? Milih orang yang baru lo kenal selama kurang dari tiga bulan, daripada orang yang udah lo kenal baik 3 tahun belakangan ini. Lo serius?" Felly masih tak percaya. Ia menatap Salsha dengan bola mata yang membesar.
"Ya masalahnya apa? Gue lebih ngerasa di anggap ada sama Tirta, daripada sama Kak Aldi."
Felly memicingkan matanya, "Maksud lo? Popularitas lagi?"
"Menurut lo?" Salsha berkata dengan angkuh, "Gue udah hampir satu tahun pacaran sama Kak Aldi tapi gue belum dapat apa-apa. Gue gak di lihat di sekolahaan, gue gak terkenal. Menurut gue, pacaran sama Kak Aldi itu biasa-biasa aja. Gak ada yang menarik. Sama kak Tirta? Baru sehari gue ngepost foto bareng. Followers gue nambah banyak. Gue yakin, besok di sekolahan gue bakal jadi pusat perhatian."
Felly menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir tentang kelakuan Salsha, "Lo dapatin kenyamanan pas bareng Kak Tirta, seperti sama Kak Aldi?"
"Nggak ada." Salsha berkata dengan sendu. Tapi hanya sesaat, kemudian ia tersenyum sumbringah, "Tapi gue nggak peduli itu semua. Yang gue mau cuma popularitas. Gue pengen di anggap ada di sekolahaan. Dan itu gue dapet, dengan jadi pacarnya kak Tirta."
"Dan lo nggak ngerasa kehilangan pas putus dari Kak Aldi? Ingat, Sha, apa yang udah lo lakuin bareng-bareng sama Kak Aldi. Lo lupa secepat itu?" Felly masih mencoba memengaruhi Salsha tentang keputusan sesatnya itu.
Salsha berfikir sejanak. Ia meletakkan tangannya di dada. Mengamati debaran jantungnya yang berdegung kencang setiap kali mendengar nama Aldi. Tapi untuk saat ini, Salsha tak peduli itu, "Nggak. Biasa aja sih," Salsha berbohong. Ia tak mau Felly merasa menang saat ini, "Udah lah. Ngapain, sih, bahas kak Aldi mulu. Kita kan udah putus, mending sekarang lo temanin gue belanja. Gue mau beli alat make up untuk nunjang penampilan gue besok."
Dan tanpa menunggu respon Felly selanjutnya, Salsha sudah terlebih dulu menarik tangan sahabatnya itu dan melangkah keluar dari kamar.
Salsha membuka pintu rumahnya dengan tangannya masih memegang tangan Felly. Senyum masih menghiasi bibirnya, membayangkan besok ia akan menjadi pusat perhatian.
Salsha terkejut bukan main saat ini membuka pintu, ia berpapasan dengan Iqbaal, sepupunya.
"Eh, kak Iqbaal. Ngapain kesini kak? Mau ketemu sama Mama? Mama lagi arisan."
"Lo putus sama Aldi?" tanya Iqbaal langsung. Ia tak memedulikan perkataan Salsha barusan.
"Apa sih, kak. Datang-datang malah ngomongin Aldi." sahut Salsha tanpa beban sedikitpun.
Iqbaal mengintimidasi Salsha dengan sorot matanya, "Lo jadian sama Tirta? Atau jangan-jangan, lo selingkuh sama Tirta?"
"Iya!" jawab Salsha pasti, "Pasti kak Aldi ngomong macem-macem kan sama lo. Sialan lo kak Aldi," desis Salsha marah.
Iqbaal menggeleng, "Aldi gak cerita apa-apa ke gue. Gue tahu dari akun instagram lo. Gila ya, lo, Sha. Aldi itu sahabat dekat gue, malah lo selingkuhin." Iqbaal tak habis pikir.
"Aduh kak Iqbaal lebay, deh. Dalam sebuah hubungan wajarla putus, gue udah nggak ngerasa nyaman sama kak Aldi. Yaudah, gue nyari kenyamanan sama cowok lain aja. Dan itu gue dapat dari kak Tirta." ucapan Salsha itu sangat berbeda dengan hatinya. Di hatinya masih ada Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex BoyFriend
Teen FictionDulunya, Salsha yang selingkuh di belakang Aldi dan lebih memilih Tirta, kapten basket sekolahnya. Dan kini, Tirta yang selingkuh di belakang Salsha dan lebih memilih Patricia. Karma itu nyata. Yang menyakiti akan disakiti pada waktunya