Aldian Pratama, cowok yang hobbynya memainkan alat musik ntah itu piano, gitar atau drum dan juga bercita-cita menjadi menjadi musisi itu adalah sosok yang cuek akan perempuan. Ia selalu membatasi dirinya dengan wanita manapun kecuali Salsha. Sikap tertutupnya akan sosok gadis bukan tanpa alasan, dulu ia pernah kehilangan seseorang gadis yang amat teramat ia sayangi. Kepergian gadis itu membuatnya trauma sehingga memutuskan untuk tak terlalu dekat dengan gadis lain.
Dan saat traumanya mulai berkurang akan kehadiran sosok Salsha, gadis itu malah membuat Aldi kembali merasakan sakit kedua kalinya. Kembali di tinggalkan dan kembali patah hati.
Aldi bukan tipe cowok yang suka mengumbar apa yang ia rasakan di sosial medianya. Ia lebih suka memendam perasaan sakitnya sendiri dan menuangkannya dalam beberapa baru lagu. Itu lebih bermanfaat bagi Aldi.
Dan sekarang itu yang tengah ia lakukan, berkutat pada gitar kesayangannya di kamar sembari menciptakan beberapa melodi lagu. Ia tak memedulikan Iqbaal dan Kiky yang tengah beradu mulut membahas hubungannya dengan Salsha.
"Sepupu lo kurang ajar banget, ya, Baal. Seenaknya mainin perasaan Aldi. Nggak punya otak." Kiky menyilangkan tangannya di depan dada. Ia sangat membenci tindakan Salsha yang semena-mena terhadap Aldi.
Iqbaal memijat pelipisnya, ia tak menanggapi perkataan Kiky karna ia tahu apa yang Kiky katakan ada sebuah kebenaran. Salsha sungguh keterlaluan kepada Aldi, sahabatnya. Tapi Iqbaal tak bisa melakukan apapun untuk membantu hubungan keduanya agar membaik.
"Pokoknya, Salsha nggak boleh dekat-dekat lagi sama Aldi. Dan secepatnya, Aldi harus punya pengganti Salsha!" Kiky berseru dengan semangat.
"Nggak-nggak-nggak. Gue nggak setuju. Pokoknya, Aldi nggak boleh deketin cewek lain. Dia harus bisa bikin Salsha balik lagi."
Iqbaal bersikukuh dengan ucapannya. Menurutnya, tak akan berguna jika Aldi membalas perbuatan Salsha.Aldi menghela nafasnya. Ia muak mendengar perdebatan Iqbaal dan Kiky. Hey, ini urusan percintaannya kenapa malah kedua sahabatnya yang berdebat seperti ini.
Aldi meletakkan gitar kesayangannya di atas ranjang. Ia berdiri dari posisinya semula. Lebih baik Aldi mendinginkan kepalanya dengan mencari udara segar.
"Hey, lo mau kemana?" teriak Kiky ketika sahabatnya itu keluar dari kamar. Tak ada jawaban, Aldi malah semakin mempercepat langkahnya meninggalkan rumah.
♥♥♥♥♥
Sore hari ini Salsha habiskan dengan berjalan santai di sekitaran kompleks rumahnya. Ia berjalan menyusuri gang sempit dan membawanya ke sebuah taman yang banyak di gunakan untuk berpacaran oleh remaja seusianya.
Salsha merapatkan resleting jaketnya. Cuacanya mulai menggelap dan sebentar lagi pasti turun hujan, namun itu tak menyurutkan niat Salsha untuk berkunjung ke taman itu. Taman yang menjadi saksi bisu perjalanan cintanya dengan Aldi, mantannya.
Langkah Salsha terhenti saat ia sudah berada di kursi yang selalu menjadi tempatnya dan Aldi menghabiskan sore hari. Tempat ini paling bersejarah, karna di tempat Aldi dan Salsha banyak menghabiskan waktu bersama-sama.
Salsha ingat waktu itu, disaat pertama kali Aldi menembaknya disini. Di tempat dan di kursi itu. Kini bayang-bayang Salsha pergi menjelajah ke setahun yang lalu.
"Kak Aldi udah lama nunggu aku?" Salsha yang baru datang tiba-tiba langsung duduk di samping Aldi. Gadis itu menormalkan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat karena kelelahan berlari. Nafasnya memburu naik turun.
Aldi yang dari tadi menunggu kedatangan Salsha di tempat ini kini tersenyum manis, "Nggak kok. Aku baru aja datang."
"Sorry lama, kak. Tadi aku ketiduran sampe lupa janji ketemu kakak disini. Maaf yaa." Salsha menyesal karena datang terlambat. Hampir satu jam dari waktu yang telah di tentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex BoyFriend
Teen FictionDulunya, Salsha yang selingkuh di belakang Aldi dan lebih memilih Tirta, kapten basket sekolahnya. Dan kini, Tirta yang selingkuh di belakang Salsha dan lebih memilih Patricia. Karma itu nyata. Yang menyakiti akan disakiti pada waktunya