Kuberikan kotak abdiku untukmu
Kuberikan penuh cinta di dalamnya
Kuberikan ... tanpa harap untuk kembaliSetiap waktu, kutambah jumlah kotak itu
Setiap waktu, kutambah cinta di dalamnya
Setiap waktu, kubahagia saat kau menerimanyaSenyumku terukir melihat senyummu
Mataku terobati oleh indah perlakuanmu
Hatiku tertata seperti kotak yang kau susunNamun, semua itu berubah
Aku bukan lagi satu-satunya sang pemberi abdi
Seseorang memotong jalanku begitu sajaOrang itu ...
Dengan senyum mentarinya mendekati Sang sumber cinta
Dengan kotak yang sama di kedua tangan
Dengan isi yang tidak kuketahuiOrang itu ...
Berhasil merebutnya
Cinta yang kupertahankan dengan susah payah
Ia mengambil seberkas cahayaku satu-satunyaDengan kotak yang sama
Senyum yang sama
Dan isi yang ternyata samaRetakan demi retakan terasa menyakitkan dalam dada
Semenyakitkan saat kutahu kau tak pernah sekalipun menengok isi kotak dariku
Kemudian hancur berkeping saat kau dengan bangganya memamerkan isi kotak ituAwalnya diri ini nyaman bersembunyi
Awalnya diri ini antusias menjalankan misi ini
Awalnya ... diri ini meyakinkan hati untuk tak berharap sebuah balasanNamun, inilah hati yang sebenarnya
Keinginan dilihat menyeruak dengan ganasnya
Berusaha berdiri tegap dengan sisa serpih yang ada

KAMU SEDANG MEMBACA
Bank Diary
DiversosDiary aku. Curhatan-curhatan. Nggak ada tujuan nyindir siapapun.