"Tuhan tidak membiarkan kamu sendiri. Itu alasan mengapa kamu harus mensyukuri setiap orang yang mengenalmu"
Tapi tidak bagi Dila! Sepertinya dia keberatan jika harus mensyukuri orang rese, jutek, sewot itu.
Yang masih menjadi misteri. Siapa lelaki tinggi yang menggibas tangan nya saat tas nya ia jambak.***
"Selamat pagi anak-anak.." sapa Guru berkacamata itu
"Pagi paakk.." jawab serentak siswa yang terburu-buru duduk di kursi untuk memberikan kesan baik saat hari pertama masuk.
"Sehat ya?" Tanya nya lagi
"Senang kayaknya kalian seger-seger gitu pagi ini""Sehat paakk.." sahut mereka lagi
Seperti biasanya. Anak-anak antusias dengan guru baru, pelajaran baru dan kenalan baru.
Eh! Maksudnya berkenalan depan kelas dan memperkenalan diri dengan kesan so imutBergantian anak-anak memperkenalkan dirinya satu persatu. Dan ada beberapa anak yang Dila ingat namanya seperti Joan, Tias, Ayu
Dan laki-laki yang sedari tadi terlihat menatap Lia? Yaitu FaturFatur kedepan dan memperkenal dirinya. Dan Dila mentap dengan mata menajam. Alih-alih untuk memantau matanya benar apa tidak dia menatap Lia saat di depan .
Ternyata memang benar!Fatur itu berbadan tinggi.
Tapi sepertinya memang dikelas itu kebanyakan lelaki yang berbadan tinggi.
Dan Dila tau kalo Fatur senang bermain alat musik.
Yaa.. Tau karena pas perkenalan dia bilang begitu saja.
Nama lengkapnya Fatur Februari. Dan Dila menghakimi pasti Fatur lahir bulan ferbuari"Saya lahir bulan ferbuari" bla-bla-bla. Fatur menjelaskan
"Tuh kan bener" gumam hati Dila.
Saat Fatur selesai memperkenalkan diri, senyum kecil dengan kepala sedikit menunduk pun terlontar dari mulut Lia.
Sepertinya Lia merasa lega mengetahui nama dari lelaki yang menatapnya sedari tadi"Selanjutnyaa.. kamu" Pak guru menunjuk Dila.
Dan Dila berdiri dengan sedikit bingung
Apa yang harus dia kenalkan? Kesan apa yang akan muncul saat dia didepan?
Dila berjalan kedepan. Setelahnya dia berdiri dekat Pak guru dan menghadap ke siswa di kelas"Ayo, perkenalkan nama kamu" kata Guru itu selagi menepuk kedua pundak Dila dengan lembut. Lalu bergegas duduk di meja guru yang telah disiapkan.
Agak terkesan aneh memang bagi Dila. Karena dulu di SMP dia tidak begitu dapat berinteraksi dengan lelaki. Saat bahunya di tepuk pak Guru pun ia merasa canggung.
Tapi sepertinya Guru itu baik.Dila memulai dengan menyapa temannya dengan kata selamat pagi
Antusias teman-teman memang mengejutkan. Respon baik di dapat Dila. Dan itu artinya Dila tak perlu canggung di depan"Emm.. perkenalkaaaann" Dila memulai nya lagi dengan melirik kanan kiri. Matanya seakan mencari dari setiap sudut yang ada di ujung kelas
"Nama sayaa.."
Dila berhenti sejenak. Seakan terkejut ia pun menemukan sebongkah berlian.
Eh Tidak tidak! Dila menemukan lelaki rese yang ia temui di tangga tadi.
Lelaki itu terlihat sibuk membuka jaket nya. Dan mencoba duduk di kursi belakang. Bersebelahan dengan Fatur."Tuhaaann.. Dia kelas ini juga?" Bisik hati Dila selagi menatap lelaki itu.
"Namanya siapa neng?" Ucap pak Guru penasaran karena perkenalan di hentikan Dila
"Ehh.. Nama saya Adila Fatiya Hanum. Panggil saja Dila" dila melanjutkan lagi dengan mencoba sedikit menyadarkan dirinya bahwa apa yang ia lihat itu nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
A4
Teen Fiction"menunggu itu berat, sama berat nya dengan tugas matematika" apalagi jawaban dari soal itu harus di tulis di kertas ukuran A4. tau filosofi nya kenapa aku ambil kertas A4 ? karena dia unik. bertitik tumpul empat, dan berjarak dengan rapih. tidak mel...