End.

17.6K 747 19
                                    

Happy Reading.

*

"Ah!" Desahan Aliya memenuhi indra pendengaran Jimin. Aliya terlihat sangat menikmati hujaman Jimin pada tubuhnya.

"Sebut namaku sayang!" Lirih Jimin dengan suara bergetar menahan kenikmatan tepat ditelinga Aliya.

"Jimin-ah!" Aliya semakin tidak terkendali saat Jimin menambah kecepatan tempo gerakan tubuh mereka.

"Ah! Ugh!"
"Yeah"
"Sayangg"
"Jimin-ahh!"
"Hem.."
"Shit! Ouhg" Desahan Jimin dan Aliya semakin terdengar menggema dikamar ini. Udara dikamar ini juga semakin memanas, kondisi ranjang mereka juga sudah berantakan. Guling dan bantal sudah terhempas kelantai dan hanya menyisakan mereka berdua diranjang King Size ini.

"Jimhin..." Aliya terus mendesah menyebut nama Jimin dengan teriakan kenikmatan. Jimin benar-benar membuatnya melayang.

Jimin semakin mempercepat gerakanya saat merasa jika dinding rahim Aliya mencengkram kuat Kejantananya dan Jimin tahu jika Aliya akan segera mendapat pelepasanya.

"Jimin-ah...akuhh...tidak..ah!" Aliya semakin kelabakan saat Jimin kembali mempercepat tempo gerakanya. Apalagi bibir Jimin juga memanggut Niple-nya dalam mulut panas Jimin. Sensasinya semakin nikmat dan tidak tertandingi.

"Ugh.." Jimin semakin mengulum dalam Niple Aliya. Jemari tangan kananya Jimin masukkan kemulut Aliya untuk dikulum sementara jerami kiri Jimin gunakan untuk memelintir Niple Aliya yang kiri.

"Ough! ah!" Aliya menjambak lembut rambut Jimin. Aliya sudah sangat tidak tahan.

"Yeah!"
"Ah!"
"Ough"
"Jim..!"
"Hah!"
"Fuck...Fuck...Arghhhh" Jimin melepaskan semua pagutanya saat gelombang kenikmatan itu datang lagi. Jimin menumpahkan semua spermanya kedalam rahim Aliya tanpa tersisa. Sementara Aliya juga merasa lemas setelah mendapatkan pelepasanya. Rahimnya terasa hangat saat Jimin menumpahkan sperma dalam rahimnya.

Jimin melepas penyatuanya dengan pelan dan itu membuat Aliya meringis. "Kau berdarah!" Lirih Jimin saat melihat noda darah di sprei mereka.

"Itu artinya kau yang pertama" kata Aliya sambil menarik Jimin untuk berbaring disampingnya.

"Pasti sakit" kata Jimin sambil mengusap pipi Chuby Aliya.

"Awalnya iya tapi setelahnya tidak Jimin-ah" ujar Aliya sambil membawa tangan Jimin yang ada dipipinya kemulut dan mengecup pelan jemari Jimin.

"Aku kasar tadi?" Aliya menggeleng.

"Sangat lembut malah!" Jimin menghela nafas dan memeluk Aliya.

"Mianhae!" Aliya membalas pelukan Jimin.

"Gwenchanayo! Aku baik-baik saja, lagi pula itu normal untuk wanita yang sudah menikah!" Jimin semakin mengeratkan pelukanya.

"Apa rambutmu masih sakit?" Tanya Jimin.

"Ania! Aku baik-baik saja" Jimin mengecup sayang pucuk kepala Aliya.

"Wanita itu tidak akan menyakitimu lagi! Aku janji!" Aliya tersenyum dan mulai memejamkan matanya.

"Saranghae"

"Nado Saranghae!"

*

Aliya terbangun saat merasakan tepukan pelan pada pipinya, dan saat Aliya membuka matanya wajah penuh senyum Jimin adalah pemandangan yang pertama Aliya lihat. Dengan sedikit kesusahan Aliya bangun dan menarik selimut untuk menutupi tubuh nekadnya.

Crazy Boy.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang