Permintaan tidak terduga

9.6K 1.8K 159
                                    

Malam itu aku mengobati luka Rooney. Sepertinya kucing kecil itu habis berkelahi dengan kucing lain, hingga kakinya terluka.

Sembari aku mengobatinya, Daniel berjongkok disebelahku. Sebelumnya aku sempat memberikannya secangkir latte hangat dari toserba, dia panik dan kupikir dia butuh penenang seperti kaffein.

Aku meliriknya sekilas, kedua tangannya menggenggam gelas plastik itu.  Mulutnya setengah terbuka, harap-harap cemas saat Rooney menggeliat perih saat diobati.

"Sudah kok, cepat sembuh ya Rooney." kukecup ujung hidung dingin milik Rooney, lalu terkekeh saat kucing itu memejamkan matanya.

"Jangan khawatir, kalau dia tidak berkelahi lagi, lukanya akan segera sembuh kok." kutolehkan wajahku menatap Daniel yang tertegun. Lalu ia mengangguk.

"Makasih.." cicitnya pelan.

Aku tersenyum, setidaknya Daniel tahu berterima kasih.

"Seongwoo? "

"Hmm? "

"Bolehkah?  Menginap ditempatmu? "

"Hah? "

🐶

Aku naik kekamar dengan memeluk sebuah kardus. Lalu merutukki kecerobohanku, karena telah berpikir hal yang tidak-tidak sebelumnya.

Daniel meminta Rooney menginap sementara ditempatku. Dengan wajah yang memanas pun aku menyetujuinya.

Dia berdeham, lalu menunduk dan berterima kasih. Selanjutnya, dia pergi tanpa menoleh lagi kebelakang.

Yah, Daniel tetaplah Daniel.


Rooney tidur seharian. Keesokkan harinya aku bersiap berangkat kuliah. Sebelum berangkat aku memastikan Whiskas yang dibeli Daniel kemarin malam masih ada, agar Rooney tidak kelaparan saat aku pergi nanti.

Sesampainya dikampus, aku menuju ruangan yang diinformasikan Kak Jonghyun melalui pesan singkat. Katanya hari ini rapat pertama anggota BEM yang baru.

Ruangan itu masih belum ramai saat aku tiba, sengaja 15 menit lebih awal. Ada Minhyun yang duduk dipojok.

"Hai.. " sapaku, seraya menyelipkan sebuah senyuman.

Minhyun mendongak dari buku yang ia baca, melepaskan headset dan terenyum hangat. "Hai Ong.."

Aku mengambil tempat disampingnya. Lalu kami mengobrol ringan.

Minhyun adalah tipikal orang yang ramah dan bersahabat. Aku tidak melihat pandangan aneh yang biasanya ditujukan orang lain padaku. Dia memandangku sebagai mahasiswa biasa, dan itu membuatku lega.

Beberapa menit kemudian beberapa mahasiwa tampak berdatangan. Sangat jelas perbedaan antara Senior yang berjalan angkuh dengan Junior yang selalu tertunduk. Untuk itulah aku benci kegiatan seperti ini. Kegiatan yang seolah-olah membeda-bedakan kasta dan derajat satu sama lain.

Kak Jonghyun datang, beberapa mahasiswi bersorak dan memekik. Ia membalasanya dengan senyum hangat.

"Baiklah, kita mulai pertemuannya ya." ujarnya, namun diinterupsi oleh kedatangan seseorang, mengambil perhatian seluruh peserta pertemuan.

"Kang Daniel?" tanya Kak Jonghyun dengan wajah yang terkejut. Sepertinya ia tidak menyangka Daniel akan ikut pertemuan hari ini.

"Maaf aku terlambat kak." ia menggaruk tengkuknya, lalu nyengir tidak berdosa

"Silahkan duduk, tidak apa-apa. Senang melihatmu datang."

Setelah dipersilahkan duduk, Daniel mengamati seluruh penjuru. Mencari bangku kosong?

Lalu, mata kami bertemu. Seolah pencariannya berakhir, ia berjalan menuju kearahku. Matanya masih menatapku tanpa arti, masih tanpa senyuman. Kenapa? Aku begitu mengganggu?

Ia lalu duduk berjarak 2 baris dariku. Berbincang dengan yang lain, seolah mereka akrab.

"Daniel itu supel ya. Cepat akrab dengan Senior dan teman seangkatan." bisik Minhyun dengan nada suara rendah ditelingaku. Hingga jarak kami tersisa beberapa cm saja.

Aku hendak menjawabnya dengan berbisik pula sedikit mencondongkan diri kearah Minhyun, namun sekilas kulihat Daniel menatap tajam kearah kami. Aku mengurungkan niat. Apa-apaan Kang Daniel? Kami tidak membuat keributan kok, sungguh.

Aku mencebikkan bibir. Lalu mendengarkan suara sejuk Kak Jonghyun menjelaskan inti pertemuan kali ini.


Hampir satu jam berlalu, pertemuan berakhir. Intinya, kami bertiga, Aku Daniel, dan Minhyun adalah wakil dari mahasiswa baru. Kami yang akan menanggungjawabi urusan akademik. Menyusahkan memang, tapi kami akan dapat nilai tambahan katanya.

Kami beranjak pulang, Minhyun dan aku berjalan berbarengan.

"Ong, kamu gak punya line atau ktalk?"

Aku tertawa kecil, "Ponsel aku engga pinter begituan Hyun, cuma bisa telpon atau sms."

"Oh, bukan smartphone toh. Pantes aku cari gak ketemu. Yaudah, kapan-kapan aku telpon aja yah. "

"Iy-"

"Ong Seongwoo. "

Belum sempat kujawab dengan sempurna pertanyaan Minhyun, sebuah suara berat memanggilku. Sontak aku dan Minhyun menoleh.

Dia Kang Daniel, seorang diri yang sudah berpisah dengan teman lainnya.

"Aku boleh mampir?"

Bukan hanya aku, Minhyun juga terlihat terperanjat mendengar pinta atau tanya dari Daniel?

Selamat tinggal kehidupan damaiku.

🐶

A/n: Dilanjut kalau part ini ada 50 vote, kemarin sekitar 2 harian gitu kayaknya.

Ohya, kalau story ini bakal panjang dan partnya sekitar 30 lebih gitu,  annoying gak sih? Aneh atau ganggu gak ya?

Soalnya alurnya lambat, jadi bakal lama nih..

Semoga suka.
Ditunggu Vomentnya say.

Insecure - OngNiel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang