06

116 60 6
                                    

Tepat pukul 7 malam Jieun baru saja tiba dirumah. Ia berjalan sempoyongan menuju ruang keluarga. Disana keluarganya sedang berkumpul, sibuk membicarakan sesuatu. Ketika mereka menyadari kehadiran Jieun ketiga orang tersebut langsung terdiam, seolah sedang menyembunyikan sesuatu dari Jieun.  Ia menjatuhkan tubuhnya tepat disamping Vernon, menyenderkan kepalanya dibahu pria itu.

"Kau baru pulang?" Vernon yang takut jika Jieun mendengar pembicaraannya dengan kedua orangtua mereka langsung menyerobot Jieun dengan sebuah pertanyaan.

Jieun yang memang dasarnya sudah sangat mengantuk hanya mengangguk saja. Vernon mengusap lembut kepala adiknya membuat sang empunya seketika terlelap. Vernon tersenyum memperhatikan wajah polos Jieun ketika terlelap. Pria itu meraih tubuh Jieun, membopongnya menuju kamar dengan warna orchid tersebut. Vernon membaringkan tubuh Jieun di sebuah kasur berukuran king size yang terletak ditengah ruangan itu. Menarik selimut sebatas dada Jieun, kemudian mendaratkan sebuah kecupan singkat di dahi gadis itu.

"Selamat malam Jieunie~, semoga mimpi indah. Oppa menyayangimu, tumbuhlah menjadi gadis yang ceria. Teruslah bahagia Jieunie~, jangan pernah terluka lagi." Vernon mematikan lampu kemudian keluar dari kamar Jieun.

Setelah dari kamar Jieun Vernon kembali ke ruang keluarga. Menemui eomma dan appanya yang masih duduk disana.

"Apa Jieun sudah tidur?" Eommanya menarik Vernon agar duduk diantara mereka.

"Sudah eomma, semoga saja Jieun tidak mendengar pembicaraan kita tadi." Vernon memijat pelipisnya.

Ketiga orang itu terlihat sedang memikirkan sesuatu hal yang berkaitan dengan Jieun. Lagi-lagi Vernon mendesah frustasi. Ia khawatir dengan keadaan adiknya. Begitu juga dengan kedua orangtua mereka. Entah hal apa yang membuat mereka seperti itu. Ada apa dengan Jieun?

"Sebaiknya kau temui seungchol besok, bicarakan hal itu dengannya. Seungchol juga berhak tau mengenai hal ini." Appanya mengelus bahu Vernon mencoba menenangkan anak sulungnya.

"Ne appa, aku tidak ingin melihat Jieun terluka lagi." Vernon mengangguk, ia setuju dengan saran yang diberikan appanya.

Ia tidak ingin melihat Jieun terluka lagi? Mungkinkah ini ada kaitannya dengan Wonwoo?

Jawabannya adalah IYA, siang tadi Wonwoo bertekad untuk menemui Vernon terlebih dahulu sebelum menemui Jieun. Wonwoo berencana meminta maaf pada Jieun tetapi ia butuh persetujuan Vernon terlebih dahulu, mengingat jika dulu Jieun pernah mengalami depresi ringan ketika Wonwoo meninggalkan gadis itu. Depresi yang dialami Jieun hanya berakibat pada perubahan sikapnya. Jieun yang biasanya terlihat ceria berubah menjadi murung seperti tidak ada gairah hidup. Ia lebih sering mengurung diri dikamar daripada berbaur dengan orang-orang juga keramaian. Vernon tidak membenci Wonwoo karena telah membuat adiknya seperti itu, dan bukan berarti Vernon baik-baik saja ketika tau jika Wonwoo yang membuat adiknya seperti itu. Vernon bisa memahami rasa kehilangan Wonwoo pada Naeun, yang notabennya adalah kakak sepupunya.

Vernon tersadar dari lamunannya ketika dering ponsel berbunyi nyaring ditelinganya. Dahinya mengernyit ketika melihat nomor tanpa id tertera di layar. Ia meraih ponselnya menggeser tombol berwarna hijau, menaruh ponselnya di telinga kanan.

"Yeoboseyo, apa benar ini saudara Vernon?" Terdengar suara seorang gadis menyapa Vernon dari seberang sana.

"Ya saya Vernon. Saya bicara dengan siapa?" Raut wajah Vernon terlihat bingung ketika mendengar suara seorang gadis di seberang sana.

"Yaak, kau lupa denganku? Ini aku gadis yang motornya kau tabrak di parkiran cafe siang tadi."

Vernon sedikit menjauhkan ponsel dari telinga ketika suara nyaring dari seberang sana menyapa gendang telinganya.

"Aku mengingatmu agasshi, tapi bisakah kau berbicara sedikit lebih pelan? Aku tidak tuli nona." Vernon memutar bola matanya jengah dengan gadis itu.

"Mau kau tuli atau tidak aku tidak perduli. Yang aku mau kau harus segera mengganti rugi motor ku yang telah kau tabrak tuan." Gadis diseberang sana kembali berteriak.

"Aku akan menggantinya, besok datanglah ke cafe tadi jam 4 sore."
Vernon mengakhiri sambungan telepon secara sepihak.

"Dasar gadis gila, dia pikir aku pria yang tidak mau bertanggung jawab." Vernon mengumpati gadis yang tanpa sengaja ia tabrak tadi siang.

***

Mingyu masih bertahan diruangannya sejak tadi sore. Berkutat dengan tumpukan berkas-berkas catatan kesehatan pasien di mejanya. Tanpa sengaja tangannya menyenggol sebuah kotak berukuran sedang dari mejanya. Membuat isi kotak tersebut berceceran di lantai.

Mingyu berjongkok, memunguti beberapa sticky note yang keluar dari dalam kotak tersebut. Senyumnya lagi-lagi terkembang.

"Ternyata sudah sebanyak ini sticky note yang kau berikan Jieunie~." Mingyu membaca satu persatu sticky note ditangannya yang semua isinya hampir sama.

"Selamat makan siang calon suami." Ia bergumam membaca sticky note terakhir. Kedua sudut bibirnya kembali tertarik. Hanya karena sticky note ia menjadi lebih murah senyum seperti itu selama satu hari ini. Kemana Mingyu yang dingin? Apakah itu pertanda jika Mingyu telah jatuh cinta pada Jieun?

"Jieunie~ kenapa tiba-tiba aku merindukanmu?" Mingyu masih setia memandangi sticky note dihadapannya.

Mungkin Mingyu memang sudah jatuh pada pesona Jieun. Sifatnya yang biasa dingin akhir-akhir ini berubah setiap saat berhadapan dengan Jieun.

***

"Dasar arogan, kaya tapi tidak memiliki sifat tanggung jawab. Pria brengsek!!!" Gadis berambut panjang itu menendang udara. Tubuhnya ia putar ke kiri dan ke kanan. Tempat tidurnya yang tadi terlihat rapi berubah berantakan karena ulahnya.

"Motor kesayanganku." Ia menangis histeris, meraung-raung.

Gadis itu bernama Lee Seung ri, keturunan Amerika-Korea. Ayahnya berasal dari Amerika sedangkan ibunya asli Korea. Seung ri gadis yang motornya ditabrak oleh Vernon tadi siang. Dan kalian tahu siapa pria brengsek yang dimaksud Seung ri? Vernon, ya pria itu Vernon. Tahu apa alasan Seung ri histeris begitu? Karena motor kesayangannya penyok di semua bagian, motor itu pemberian appanya saat ulang tahunnya yang ke 21 tahun. Jika dihitung sampai tahun ini motor itu genap 3 tahun dan umurnya sekarang genap 24 tahun.

"Bagaimana aku akan bekerja besok? Menyebalkan." Ia kembali berteriak histeris, meratapi nasib motornya sepanjang malam.

Continued

***

Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya yaa.
M

alam ini sengaja aku post karena malam ini ulang tahunnya suami aku Kim Mingyu.
😅

생일 축하 함니다 남편 김 민규
😙

Happy Mingyu Day




Dear My Cold Doctor - Kim Mingyu (#Wattys2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang