Their Story Ch12

347 57 9
                                    


Disclamire: seluruh cast yang kini sedang berada di bawah naugan agensinya masing-masing adalah milik Sang Pencipta. Author hanya pinjam nama~

Cast: Ahn Hyeongseob, Park Woojin, Lee Dohyun

Note: Ini bukan kisah nyata, hanya imajinasi dan sedikit bumbu perasaan author pada JinSeob couple.

Their Story

"Berhenti menangis hm? Rasanya menyakitkan melihat orang yang kucintai menangis."

Wajah Hyeongseob memerah dengan sendirinya. Tubuhnya beku. Berkedip saja tidak.

"Seob.."

Woojin memecah keheningan. Jemarinya perlahan meraih telapak dingin Hyeongseob, membawanya dalam kehangatan lain.

"A.. aku dan Jihoon. Aku memang menyukainya..."

Perkataan Woojin terhenti begitu ia merasakan tangan Hyeongseob tak lagi dalam dekapan kedua telapaknya, "aku belum selesai Seobie. Sekali ini saja, dengar aku sampai akhir. Kumohon."

Sebenarnya kepala Hyeongseob sudah berteriak memerintahnya untuk pergi. Tapi hati lembutnya tak sanggup mengabaikan permohonan Woojin. Catat itu, permohonan. Selama ini Woojin tak pernah memohon sesuatu padanya. Ini yang pertama.

Perlahan mata bulat itu berkedip dan mengikuti wajah putihnya untuk mengangguk.

"Aku menyukainya hanya sebatas sahabat, berbeda dengan yang aku rasakan denganmu. Aku tidak tahu apakah kau masih menyimpan perasaan yang sama. Sampai saat ini aku masih mencintaimu Seobie, bukan Jihoon atau yang lain."

"Woo... Woojin..."

Hyeongseob susah payah menyebutkan nama Woojin sambil menahan air matanya. Woojin? Ia hanya bisa menanti dengan khawatir, takut semua berakhir seperti dugaannya. Hyeongseob tidak memaafkannya.

"Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu."

Secara mendadak Hyeongseob memeluk dengan segenap tenaga tubuh kekar Woojin. Air matanya tumpah di perpotongan leher pemuda tan itu.

"Aku hiks tidak bisa hiks hiks jadi kekasih yang baik. Maafkan aku, Jinnie."

Sebutir kristal lepas dari mata tajam pemilik nama keluarga Park itu.

Lengannya perlahan terangkat, memeluk balas tubuh ringkih itu. Membiarkan orang yang ia cintai menumpahkan seluruh perasaan yang tertahan.

Lamban laun tubuh itu menenang. Nafas itu kembali teratur. Hyeongseob mengangkat kepalanya tanpa membiarkan Woojin melepas genggaman di punggungnya.

"Seharusnya kita bertemu lebih awal. Kau tidak akan koma jika aku tidak gegabah mengatakan aku menyukai Jihoon. Kau pasti tidak akan menangis seperti ini."

Air wajah Woojin terasa begitu sedih, semua sesalnya terlihat jelas. Mengundang jemari lentik Hyeongseob bergerak menangkupnya.

"Aku baik-baik saja Jinnie. Jangan sedih begini, hm?"

"Kenapa kau ini baik sekali Seobie," Woojin mengusap lembut surai hitam yang ia rindukan, "Menyebalkan. Aku jadi terlihat jahat."

"Jinnie tidak jahat kok. Aku saja yang terlalu berlebihan dan langsung memutuskan hubungan kita begitu saja tanpa memberimu kesempatan bicara."

"Setidaknya sekarang kau sudah punya orang yang bisa membuatmu bahagia," senyum Woojin. Senyum yang sangat dipaksakan.

"Siapa?"

"Dia..." telunjuk Woojin mengarah pada satu-satunya pintu yang ada. Hyeongseob mengikuti jari itu, mendapatkan sosok Dohyun bersandar di sebrang pintu dan menatap ingin tahu.

"Dia hanya sahabatku. Ok dia memang menyukaiku, tapi aku hanya bisa mencintaimu Jinnie."

Hyeongseob tersenyum manis, sangat manis di mata Woojin.

"Aku suka senyummu."

"Kau ini bicara apa sih."

"Kembalilah padaku Ahn Hyeongseob. Aku akan membuatmu terus tersenyum. I promise you."

___

Rurulala readers,

Terima kasih banyak sudah baca cerita JinSeob ini ㅠ.ㅠ Terima kasih yang udah pada voment dan add story ini ke reading list kalian 

Hamzzi sungguh minta maaf jika endingnya tidak sesuai ekspektasi kalian.

Jangan lupa tinggalkan pesan kesan saran kalian di review ya.

Gomawoyong

Their StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang