Jam menunjukkan pukul dua belas kurang beberapa menit saat Sheila memasuki pintu rumahnya. Sudah gelap karena tentu saja jam segini Devian sudah tertidur. Lalu suaminya? Sheila tidak mau tahu.
"Ah lelahnya!"
Sheila menghempaskan tasnya ke sembarangan dan menyandarkan tubuh lelahnya di atas sofa.
Memang jam kerja Sheila berakhir jam tujuh malam namun dia punya pekerjaan lain yang membuatnya harus bekerja hingga jam setengah sebelas.
Tentu saja pekerjaan itu adalah menghindari kedua orang yang tinggal dirumah ini.
Merasa malas pindah ke kamarnya di lantai dua. Dia mencoba memejamkan mata sambil mengingat kembali hal-hal menyenangkan yang sudah dia lewati hari ini.
Tanpa sadar dia tersenyum mengingat bagaimana cerita Yovi dan apa saja yang karyawan-karyawannya lakukan untuk sekedar membuatnya si "bos dengan senyum malaikat" ini tertawa.
Membayangkan hal itu membuat bebannya dan rasa lelahnya perlahan terangkat.
Pelan-pelan Sehila mulai menuju alam bawah sadarnya. Tidur nyenyak dulu sebelum besok pagi-pagi harus menghindar lagi.
Prangg!
Suara pecahan kaca membuat Sheila terlonjak kaget dan secepat kilat berlari arah suara, dapur.
Betapa kagetnya dia saat melihat Devian tengah berjongkok memunguti pecahan gelas yang menghiasi lantai dengan tangan kecilnya.
"No Deff! Don't touch it!!"
Anak itu menghentikan gerakan memungut serpihan gelas dengan tangan mengambang di udara, kemudian menoleh ke pada ibunya dengan air mata yang sudah banjir.
Sheila tentu saja tidak akan membiarkan anaknya terluka seperti ini. Bagaimanapun dia membenci Daniel, Devian tetap seseorang yang paling dia sayangi di muka bumi ini.
Dengan sigap perempuan itu mengangkat putranya ke dalam gendongannya dan membawanya menuju ruang tengah dengan keadaan takut setengah mati.
Sheila ingin menangis, apalagi ketika putranya meringkuk di dadanya dengan kedua tangan mungilnya merengkuh lehernya sangat erat.
Anak itu sangat ketakutan.
"It's okay, Mommy disini jangan takut lagi sayang."
Dengan pelan ditenangkannya Devian hingga tangisnya sedikit mereda.
Kemudian saat tangisannya mereda, Sheila menudukkannya di sofa lalu perempuan itu berjongkok di depannya.
"Sekarang cerita."
Anak itu mengangkat kepalanya pelan, mengeratkan genggaman tangannya pada tangannya sendiri.
"I see.. hiks.."
Devian menangis lagi kali ini dengan suara yang memilukan. Sehila menggenggam kedua tangan puteranya itu sambil tersenyum.
"Pelan-pelan ya, Mommy akan dengar kok kapanpun kamu siap ceritanya."
Namun Devian masih sesegukan. Sehila menyadarkan kepala Devian pada pundaknya kemudian mengelus punggung mungil itu dengan pelan.
"Is it a nightmare?"
Devian kemudian mengangguk.
"Kamu pasti lupa berdo'a makanya mimpi buruk, iya kan?"
Devian kali ini menggeleng sambil masih sesegukan.
"Okay, berarti peri mimpi lagi menstruasi itu makanya ngasi anak Mommy mimpi buruk. Kkk~" Sheila jadi terkekeh geli dengan perkataannya namun itu berhasil membuat Devian ikut terkekeh.
Dahulu entah berapa bulan yang lalu saat Devian tiba-tiba datang ke kantornya sambil menangis karena saat tidur siang dia bermimpi monster cacing, Sheila memberikan alasan yang sama dan berhasil membuatnya berhenti menangis.
Perlahan tangis dan sesegukan Devian mulai mereda saat ia membuka suara.
"I see, Mommy pergi meninggalkan Deff dengan Daddy."
"..."
"Mommy dengan Shushu yang tampan pergi dari rumah ini, dan Mommy.. hiks.."
Devian menangis lagi. Kali ini Sheila tidak menenangkannya, biar Devian selesai bercerita dulu kemudian dia merespon.
"Mommy bilang ke Daddy kalau aku cuma anak Daddy, karena aku mirip Daddy. Bukan anak Mommy."
Bocah itu melanjutkan tanpa jeda.
"Lalu Mommy pergi dengan Shushu itu, walau Daddy menangis Mommy tetap pergi dan aku..
Aku.. tembus pandang, Mommy hiks. Mommy bilang padaku kalau itu cuma nightmare kan? Tapi rasanya sama seperti waktu Aunty Ashley dan si kembar kecelakaan."
Sheila diam. Namun mengutuk dalam hati. Bagaimana bisa anaknya diberi mimpi seperti ini? Hell ya, Kang Devian itu baru empat tahun. Apa si sialan Kang Daniel itu yang berusaha merecoki pikiran puteranya?
Sialan! Sheila akan menghabisi Daniel itu, lihat saja. Dia alasan kenapa sekarang Sehila bukannya tidur malah menenangkan Devian.
Dan apa katanya tadi? Kecelakaan Ashley? Memang benar tahun lalu Ashley kecelakaan mobil namun tidak terlalu parah. Devian memberitahu mereka soal mimpinya tentang Ashley yang menyetir sambil memangku Kayla sedangkan Cello disampingnya saat truk kehilangan kendali dan mereka meninggal.
Ashley yang mendengar cerita Devian langsung saja setiap dengan si kembar tidak pernah memberi si kembar kesempatan duduk di depan.
Dan benar saja saat dia melihat truk yang oleng dia langsung menghindar walau mobilnya tersenggol dan menabrak pembatas jalan namun bersyukur dia dan anaknya baik-baik saja.
Ceritanya akan berbeda jika dia memangku Kayla maka dia tidak akan bisa melihat truk itu yang melaju dari arah kanannya.
Lalu maksud Devian tadi apa?
"Cupcup, itu cuma Nightmare dan lagipula Mommy nggak akan ninggalin kamu sayang. Kalau ada Shushu baik yang bawa Mommy pergi, Mommy akan ajak kamu. Okey?"
Devian mengangguk, "Lalu Daddy? Kalau Daddy menangis karena Mommy pergi?"
"Biar saja, Mommy kan sudah bilang Mommy ini sayangnya Kang Devian. Daddy mu itu sudah besar, bisa urus dirinya sendiri. Benar?"
Sekali lagi Devian mengangguk.
Sheila tidak sadar saja bahwa si Kang Daniel yang tadi dia sebut sudah mengawasi mereka sejak percakapan pertama. Dan lagi-lagi rasanya sakit di hati Daniel.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet ; KDN
FanfictionSiapa sih yang tidak marah dan dendam pada orang yang sudah memperkosa dan menghancurkan masa depanmu? Jadi bukan salah Sheilla jika dia membenci Daniel teramat sangat.