V

57 6 0
                                    

Hari ini Daniel benar-benar terlihat seperti mayat hidup. Sejak pertengkarannya dengan Sheila beberapa hari lalu, dan dengan terpaksa dia menitipkan Devian ke mertuanya. Daniel benar-benar kehilangan gairah hidup.

Toko nya buka seperti biasa, beroperasi seperti biasa. Daniel tetap membuat roti namun akhir-akhir ini tidak dengan hati.

"Kenapa sih?" Tanya Seongwoo saat mereka sedang break.

Mereka duduk di salah satu meja pelanggan.

"Sheila minta cerai lagi."

Seongwoo menghela nafas, sebagai orang yang tahu kisah cinta keduanya dia tidak tahu harus bagaimana. Jika kalian bertanya siapa yang salah dalam masalah ini maka jawabannya adalah Kang Daniel, sahabatnya yang sekarang tengah murung.

"Terus mau kau turuti?"

Daniel menggeleng.

"Coba buat ambil hatinya bro, siapa tahu dia luluh."

"Dengan cara apa? Lima tahun kami menikah, ah hampir enam tahun tapi dia sama sekali gak pernah anggap aku ada."

"Aku semenjijikkan itu ya hyung sampai kata maaf darinya saja sulit sekali."

"Hyung aku lelah..." Daniel menghempaskan kepalanya ke atas meja.

"Coba berpikir dari sudut pandang Sheila, jangan dari sudut pandangmu terus."

"Sudah kucoba, dan Sheila itu terlalu rumit. Maaf saja sulit!"

Lagi, Seongwoo menghela nafas. Sahabatnya ini memang sangat bodoh asal kalian ingin tahu.

"Yaudah cerai aja, biar kalian sama-sama bahagia."

Daniel refleks mengangkat kepalanya. "Sampai mati aku gak mau! Aku cinta dia!"

"Oke, kalau gitu dengar saranku."

"...."

"Apa akan berhasil?" Tanya Daniel penasaran. Seongwoo mengangguk.

"Lama-lama dia akan biasa dan kalau kamu hilang dia akan kehilangan."

-----

"Katanya hari ini sepupu pak Minhyun mulai kerja disini." Celetuk rekan kerja Sheila. Yerim.

"Choi Yerim jangan gosip, kerja." Perintah Sheila.

"Bentar bos, masa bos gak penasaran? Denger-denger dia ganteng loh."

"Ganteng?"

Memang terkutuk Sheila Jung yang akan luluh hanya dengan satu kata itu. Lihat saja sekarang senyumnya sudah mengembang, dia pasti lupa sudah punya anak dirumahnya.

"Hehe iya bos, orang cina, mantap, sipit"

"Mampus harus cantik-cantik nih biar bisa kasi fi yang bagus." Kat Sheila yang membuat seisi ruangan HRD terkekeh geli.

"Bos bos, ingat anak dirumah" celetuk Laun.

"Kang Deff setuju punya Daddy baru kok, pasti, doi juga suka orang sipit." Jawab Sheila.

"Idih si bos, ingat suami." Kata Yerim lagi.

"Suami bos kan juga mirip Cina" kata Laun.

"Dan aku gak suka suamiku ya."

"Heleh..." kata Yerim dan Laun bersamaan. Sementara yang lain menggeleng-geleng tidak percaya.

Sheila memang sangat terbuka pada anak buahnya. Jadi seperti tidak ada rahasia antara mereka.

"Jadi doi divisi mana? Namanya siapa?" Tanya Sheila.

"Belum tau sih tapi kata anak-anak Marketing katanya orang Marketing doi" Jiwoo yang menjawab.

"Bagus Woo, kalau doi disini nanti aku gak bisa konsen."

"Idih Sheila gatel. Wkwkwk."

"Hahah terus namanya?"

"Yang... yang.. yang siapa sih?" Ini Haechan, teman seperjuangan Sheila sejak SMA. Dia yang ditanya dia yang bertanya.

"Yanchen."

Semua mata di ruang HRD refleks menoleh pada asal suara.

"Oh My God!"

"Ini sih tipe bos Shei banget!"

"Bos Danik harus hati-hati nih!"

"Gak boleh nikung bos sendiri"

"Pak Minhyun bakalan ketikung"

"Halo saya Zhou Yanchen, wakil kepala divisi HRD yang baru. Mohon kerja samanya ya, Sehila?" Kata Yanchen sambil tersenyum pada Sheila.

"Mati gua kalau begini" dumel Sheila pelan yang masih dapat di dengar seisi ruangan.

TBC

Bittersweet ; KDNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang