Chapter 1: Awal pertemuan

291 23 7
                                    

Suara riuh di sebuah Sekolah, menjadi ciri khas setiap awal tahun ajaran sekolah. Sebagian orang tua yang mengantar anaknya ke Sekolah masih menunggu di dekat pintu gerbang Sekolah, memastikan bahwa anaknya baik-baik saja.

Namun yang menjadi sorotan daripada suasana ramai sekitar sekolah adalah satu keluarga yang mengantar anaknya sekolah menggunakan mobil Koenigsegg CCX. Anak dengan mata minimalis dan penampilan elegan tersebut membuka pintu mobil dan keluar. Wanita paruh baya yang memakai sanggul heboh layaknya ibu-ibu pejabat memunculkan kepalanya lewat kaca mobil.

"Sayang, money jajannya enough kan? bekal eat udah dibawa belum?" tanyanya dengan dialek khas orang luar (angkasa).
"Hmm."
"Coba you cek lagi Black Card-nya ada di dompet gak?"
anak itu coba mengeluarkan kartu ATM BeCeA yang di cat warna hitam di bagian depannya. Tak sengaja murid lain yang matanya jauh lebih minimalis menyenggol dan membuat kartu yang dipegang jatuh.
"Joesonghamnida." ucap murid yang menyenggol itu sambil membungkukan badannya sedikit.
"Hei Child. You Jangan sembarangan yah! You gak tau kalau itu kartu mahal?!" bentaknya. Anak yang diomeli hanya bisa berkata maaf berkali-kali sambil membungkukan badannya.
"Mommy! Udahlah.. jangan berlebihan.. ini cuma kartu ATM biasa yang di cat warna hitam."
"Chenle, you dengar yah. Mommy susah payah buat dapetin itu, Mommy mesti mulung emas dulu di sumur belakang rumah. You tuh mestinya menghargai bla bla bla," selama Mommy-nya asik mengoceh Chenle pergi mengabaikan lalu menarik lengan murid tadi, mengajaknya masuk ke dalam Sekolah.
"Maafin yah. Mak gue emang begitu orangnya sensitifan, kalau ngomong juga aneh bahasanya campur aduk padahal mah anaknya keren begini lho." ucap Chenle dengan wajah bersalah.
Dengan ekspresi setengah mual, murid yang bernama Jisung terlihat dari nametext yang tergantung dilehernya tersenyum, "Gapapa, oh iya lu kelas berapa?"
"X SATU," sambil menunjukan nametext-nya.
"Oh sama dong, ngomong-ngomong mak lu mirip member esenesdih yang namanya matahari itu lho?"
"Sunny maksudnya? iya itu emang mak gue mantan member girlband."
"Bentar berarti lu cucunya pak kepsek dong?"
"Bisa dibilang begitu."

BRAK

Seorang siswi terjatuh di depan Chenle dan Jisung. Jisung refleks membantunya berdiri sedangkan Chenle membuang muka. Pipinya merona.
"Makasih Yah," ucap siswi itu dengan malu.
"Kalau jalan hati-hati." Jisung menasihati. Siswi itu mengangguk lalu berlari kecil meninggalkan Jisung. Jisung menoleh ke arah Chenle.
"Kenapa lu tong?" Jisung mengernyit.
"Gila lu yah, setelah lihat CD-nya mana bisa gue bantuin."
"Mesum lu jir." Jisung mendorong dahi Chenle dengan telunjuknya.
"Kaga! dia kan nyungsep depan kita. Mana pake rok pendek gitu. Astagfirullah Chenle." Chenle mengusap dadanya Jisung. Jisung makin takut sama Chenle.
"Sumpah lu beneran semesum itu, ck ck ck," Jisung menggeleng lalu melenggangkan kaki panjangnya.
"Eh maaf! Gue cuma bercanda! Woi tunggu!" Chenle berlari mengejar Jisung.
"Kayaknya ada yang baru masuk Sekolah udah dapat benih-benih asmara nih," ledek Chenle sambil merangkul Jisung.
"Bacod!"
"Bujug buset ini bocah baru kenal udah kasar bae." Chenle geleng-geleng, "tapi kayaknya tuh cewek cantik yah."
"GAK TAU."
"Kok lu tiba-tiba jahat sama gue sih ㅠ. ㅠ hayati takejodh."
"Cewek itu temen gue waktu SD Le," ucap Jisung datar.
"Beneran?! Really?! Really Really Really iiiii~ nan johaheee~" Chenle auto joget.
.
.
.
.
.
.
begitulah awal persahabatan Jisung dan Chenle untuk mengawali cerita kehidupan di Sekolah tercinta ini.

~TBC~

Saya butuh kritik dan sarannya sebagai penulis baru. maaf jika ceritanya kurang menarik dan humornya sangat kurang.

Sooman High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang