Chapter 2

4 6 0
                                    

Happy Reading😘
.
.
.
.
.
.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, tapi Yoora belum pulang. Tuan dan Nyonya Shin sangat khawatir dengan kondisi sang putri yang juga belum pulang ke rumah.

"Tidak biasanya Yoora belum pulang jam segini.. Aku jadi khawatir" Nyonya Shin hanya mondar-mandir. Gurat kekhawatiran terpancar dari wanita beranak satu itu.

"Apa sebaiknya kita telfon polisi saja?" Tuan Shin yang hendak mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja terhenti. Karena suara kenop pintu terdengar dari pintu utama rumah besar itu.

"Aku pulang" Yoora berjalan lesu menuju kamarnya dilantai 2 rumah itu. Wajahnya sembab karena menangis tadi, Yoora membuang muka saat ayahnya memandang kearahnya dengan wajah penuh penyesalan.

"Kau dari mana saja sayang? Ibu sangat khawatir.. Apa terjadi sesuatu padamu? Ada apa dengan bibirmu? Apa kau tadi berkelahi di sekolah?" Nyonya Shin menghujani Yoora dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat moodnya semakin hancur.

Yoora tidak menggubris perkataan sang ibu dan langsung pergi menuju kamarnya. Yoora menutup pintu kamarnya dengan kasar tanpa mendengarkan ibu dan ayahnya yang sedari tadi memanggilnya.
.
.
.
.
.
YOORA POV

Setelah berada di dalam kamar, aku langsung membersihkan diriku dan langsung istirahat. Kubaringkan badanku ke kasur berukuran king size miliku. Hari ini sangat melelahkan bagi batin dan jiwaku, hal yang membuatku seketika membenci ayahku sendiri.

Kubuka layar handphone ku dan menekan 1 kontak dan menelfon kontak tersebut.

"Yeoboseo? Ada apa Yoora? Tumben kau menelfon ku malam-malam begini"

"Hikss.. Seungwoo-ya"

"Tunggu.. Apa kau sedang menangis? Waegurae? Ada yang menyakitimu?"

"Ayahku"

"Apa maksudmu? Paman menyakitimu? Bagaimana bisa?!"

"Akan kuceritakan besok di sekolah"

"Ehm.. Baiklah jangan melukai dirimu sendiri! Arraseo?!"

"Emm.."

"Aku selalu ada untukmu jika kau membutuhkan sesuatu.. Aku ini sahabatmu jangan coba-coba merahasiakan sesuatu dariku"

"Baiklah.. Yeollagalkhe"

BIP.

Keesokan paginya, Yoora sengaja bangun pagi agar tidak diantar ke sekolah oleh ayahnya. Sesampainya di sekolah Yoora langsung menuju taman belakang sekolah. Disinilah Yoora sering mencurahkan kesedihannya, memang aneh. Tapi inilah sisi rapuh Yoora yang hanya diketahui oleh Seungwoo, karna taman belakang sekolah Yoora merasa beban fikirannya terbawa bersama angin sepoi-sepoi yang berlalu lalang di taman itu.

Yoora masih ditaman selama beberapa menit, sekolah masih sepi karna jam baru menunjukan pukul 6 pagi. Setelah mengirim pesan pada Seungwoo, Yoora memasang headseat ke kedua telinganya, diputarnya lagu favoritnya dengan volume yang sedang.

Ditengah-tengah lagu, Yoora merasa bahunya baru saja disentuh oleh sesorang dari belakang. Dan benar saja, kini Seungwoo berdiri dihadapannya dengan senyuman yang menampakan kedua gigi gingsulnya itu.

"Selamat pagi nona Shin" Seungwoo mencolek hidung mungil Yoora sejenak lalu duduk disebelahnya.

"Yaaa.. Kau kebiasaan sekali!"Yoora memukul bahu Seungwoo dengan kesal.

Broken Love ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang