Gadis itu hanya sedang bermimpi, Gadis dengan nama Sella Annaviann Violine.
Dan Gadis itu hanya sedang Bermimpi. Ditengah malam yang tenang, Gadis itu malah gelisah ditengah tidur malamnya. Beberapa kali peluh membasahi wajah gelisahnya, tangannya bergerak berusaha menggapai sesuatu.
"Mama? Jangan pergi Ma, Sella mohon jangan pergi," Gadis itu masih gelisah dengan mata terpejam. "Ma, Mama, jangan pergi Ma," Gadis itu mulai terisak dalam tidurnya."MAMA!!! " Gadis itu berteriak dan terbangun dengan wajah penuh peluh dan air mata yang deras mengalir di pipinya.
Bersamaan dengan itu, terdengar langkah kaki menaiki tangga dengan terburu-buru, "SELLA!!!" teriak Seorang Pria sambil membuka pintu kamar Sella, Pria itu berlari mendekati ranjang Sella lalu memeluk Sella yang masih terisak.Begitu Sella melihat Papanya berjalan mendekatinya, Sella langsung memeluk Papanya.
"its okey hon, it just a dream, it just a dream, im here with you!" ucap Mahendra sambil memeluk erat anak bungsunya."But i miss her Papa, i miss Mama, can i see Her? " Tangis Sella makin pecah saat Papanya berbisik di telinganya.
"You can't darling, She already a heaven now. But i sure She miss you as much as you miss Her." ucap Mahendra berusaha menghibur anaknya.***
Jam antik yang menempel di dinding itu berdentang dua belas kali menandakan hari sudah tengah malam.
Cowok itu masih duduk di depan tv yang menayangkan film bola sambil sesekali menengok jam dan pintu rumah.
"Bang badai?" panggil seorang gadis kecil sambil menggosok matanya yang mengantuk.
"Loh Tasya kok masih bangun?" tanya cowok itu sambil berdiri menghampiri adik perempuannya.
"tadi Asya tidur kok bang, tapi kebangun soalnya mimpi Ayah datang bawain Asya kado buat ulang tahun Asya, tadi Ayah datang kan bang?" cerita Gadis itu sambil sesekali menguap.
Cowok itu mengusap wajahnya, menghela nafas lalu berjongkok untuk mengsejajari wajah adiknya, membelai lembut rambut adiknya sambil berkata, "Ayah tadi gak datang, Sya. Mungkin Ayah lagi cari kado yang paling bagus buat Asya makanya Ayah lama."
"Oh gitu ya, yaudah deh, Asya mau tidur lagi aja bang, soalnya Asya ngantuk."
Cowok itu kemudian menggandeng tangan mungil adiknya lalu berjalan bersisian menuju kamar tidur Tasya adellian adiknya.
Suara langkah kaki menyambut Badai begitu keluar dari kamar adiknya.
"Dari mana?" tanya Badai sinis pada Mamanya.
"Kerja." jawab Nabilla Santai. Sambil kemudian duduk di sofa depan tv yang menyala.
"cihh, kerja apaan sampai tengah malam gini?" Badai duduk di sofa depan tv, cukup jauh dari Mamanya.
"Bukan urusan abang, yang penting kebutuhan abang sama adek tercukupi, itu sudah cukup kan? Atau abang perlu uang tambahan? Berapa?" tanya Nabilla masih santai dan acuh.
"hah, kalau Bunda Pikir abang sama Tasya cuman butuh uang, Bunda salah Bun, kita juga butuh Bunda disini. Tasya butuh Bunda." Badai menahan air matanya agar tidak turun.
Badai merutuki dirinya yang akan begitu sentimentil jika membahas tentang adiknya atau Ayahnya.
"Cukup Bang, Bunda capek banget abis lembur. Abang jangan begadang ya, Bunda tidur duluan." Nabilla berlalu meninggalkan Badai sendiri di depan tv.
Badai mengusap wajahnya kasar, menghela nafas lalu mematikan tv dan beranjak meninggalkan ruang keluarga.
***
3 bulan sebelum."Pa, cepetan Pa, nanti Mama harus nunggu lagi, cepetan Pa." Gadis itu duduk di dalam mobil dengan wajah cemberut karna menunggu Sang Papa.
"okey, im coming princess, slow down." sambil sedikit terkekeh karna melihat tingkah laku anak gadisnya Mahendra berjalan menuju mobil dengan santai.
Mahendra melajukan mobilnya membelah jalan menuju bandara ketika Sella menyalakan Radio di mobil yang dengan segera memperdengarkan siaran suatu berita.
"Subuh dini hari sudah terjadi kecelakaan pada pesawat penerbangan bernomor registrasi C-2565 New york-Jakarta yang berangkat pada jam 05.15 sore, waktu bagian New york city, dikutip langsung dari new york times "
Organisasi penerbangan sipil internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) menyebut kecelakaan pada pesawat terbang C-2565 adalah Controlled Flight Into Terrain (CFIT), atau kecelakaan pesawat akibat menabrak permukaan ketinggian. Saat ditemukan, kondisi pesawat telah hancur berkeping-keping. Semua penumpang, 12 awak pesawat mencakupi pramugari dan 1 personel bantuan, dinyatakan meninggal dunia. Saat ini seluruh anggota keluarga korban diminta untuk datang ke bandara internasional sukarno-hatta. Suarno dan windari melaporkan dari bandara internasional sukarno-hatta.Mahendra masih melajukan mobilnya menuju bandara dengan kecepatan tinggi setelah mendengar berita yang disiarkan di radio.
"Bukannya Mama berangkat dari New york ya Pa?" Tanya Sella dengan mata berkaca-kaca."Semoga Mama berangkat bukan pake pesawat yang itu ya Sell," Mahendra berusaha tenang sambil menaikkan kecepatan mobilnya. Sella mengangguk.
***
"Badai, bangun nak." ucap Nabilla Anggun dengan suara parau membangunkan anak sulungnya sambil menahan air matanya.
"5 menit Bun, 5 menit lagi ya," sahut Gazendra Badai sambil menutupi telinganya dengan bantal.
"Ayah meninggal Dai, ayo kita ke bandara sekarang." Nabilla mundur beberapa langkah saat melihat Badai terlonjak bangun.
"Ayo Bun." ucap Badai sambil bergegas bangun dari tidurnya.
***
Sella sudah terisak ketika turun dari mobil Papanya, Mahendra menggandeng Sella menuju meja informasi.
Sella tidak bisa mendengar percakapan Papanya dengan si resepsionis karna banyak orang yang menangis di bandara, ditambah bunyi pengumuman yang membuat Sella pusing.
Sella tersadar setelah Papanya menariknya menjauh dari meja informasi lalu Papanya mensejajari wajahnya kemudian memeluknya begitu erat sampai Sella tidak bisa bernafas.
"Ada apa Pa? Gimana pesawat Mama?"
Sella pikir dirinya akan siap mendengar jawaban Papanya, Sella bahkan menyesal pernah bertanya seperti itu karna jawaban dari Papanya adalah."Papa bakal kasih tau, tapi janji Sella harus terima dan kuat ya," Kalimat selanjutnya mampu membuat air mata Sella mengalir deras tanpa dikomando.
"Mama udah meninggal, nak, Mamamu sudah disurga sekarang." Mahendra masih memeluk Anak bungsunya ketika dirasanya tubuh anaknya Menengang lalu kemudian terdengar isak tangis pilu dan Mahendra ikut menangis.
Setelah hari itu Mahendra berjanji tidak akan membiarkan air mata Sella jatuh.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix Your Life
Random" kamu kok gini sih, Dai? " Sella menarik paksa tangannya dari genggaman Badai. " Yang perlu Lo lakuin adalah terima Pernikahan ini, gak ribet, jadi berenti ngebantah apa kata Papa Lo, ngerti? " Badai membelakangi Sella sambil mengepalkan sebelah t...