1 ─ หนึ่ง

586 72 42
                                    

March 31th, 2018 day .


Sharon tengah menghentak - hentakkan kakinya sambil menggigiti kuku jari tangannya dengan gusar.

Sesekali Sharon mengecek layar handphonenya, tetapi yang ia tunggu tidak kunjung datang membuat ia mengacak rambut dengan frustasi untuk kesekian kalinya.



Tiba - tiba layar handphone Sharon menyala dan menampilkan pop up chat yang sedari tadi ia nantikan.

"GAK MUNGKIN!!" Jerit Sharon. Ia mengacak rambutnya dengan kasar sambil melompat di tempatnya─ia telah melewati kesabaran maksimal.

Tiba - tiba layar handphone Sharon beralih menampilkan pop up panggilan video dari orang yang sangat ia rindukan.



Sharon segera menerima panggilan tersebut dengan menggeser tombol hijau ke kanan.



"Hai Sharon~~~!"

Sapa orang dari sebrang telepon sana. Sharon hanya diam menatap balik lelaki tersebut seolah - olah tengah berhadapan.


"Hei Sharon? Ada masalah?"

Tanya lelaki tersebut dengan wajah kebingungan. Mendadak air mata Sharon tidak dapat dibendung dan mulai membasahi pipinya.



"Huaaaaa..... Chittaphon! Revisi tugas proyekku ditolak lagi sama dosenku!"

Tangis Sharon pecah membuat lelaki disebrang telepon yang ia panggil Chittaphon tersebut, atau lebih dikenal dengan nama Ten, merasa iba.



"Cup cup cup. Tidak perlu menangis. Kau sudah bekerja keras."

Ten mencoba menenangkan Sharon, tetapi tangis gadis sepantarannya itu makin menjadi - jadi.



"Cup cup. Ayolah jangan menangis. Apa perlu kuhibur? Eung? Apa kau ingin kuhibur?"

Ten sudah bersiap menghibur cinta pertama dari sekolah menengah pertamanya tersebut dengan aegyo andalannya.



"DON'T DO THAT TEN!  ATAU KITA GAK USAH KOMUNIKASI LAGI!"

Seru Sharon yang mendadak berubah drastis membuat Ten terkejut setengah mati meskipun mereka tidak berada di tempat yang sama.



"Ah wae? Kamu gak suka sama gaya imutku ini? Eung? Eung?"

Ten mengepalkan kedua tangannya yang disejajarkan saling mengapit kedua sisi pipinya dengan memberinya gerakan kecil ke atas dan ke bawah.



"Aku kan sudah bilang kan ke kamu kalo gausah pake bahasa Korea waktu kita komunikasi karena aku gapaham sama sekali!? Ten?! Hentikan tingkah menjijikanmu itu sekarang juga!!!1!!1!1"

Sharon benar - benar muak sekarang melihat tingkah Ten yang menjadi - jadi.



"Ah... ddo wae? Aku kan di Korea jadi sedikit lupa untuk berbahasa Thailand yang sama denganmu. Lagian aku nyoba ngehibur kamu :( ."

Kali ini wajah Ten memelas membuat Sharon luluh, tetapi wanita tetap wanita. Maka dari itu Sharon tetap mempertahankan egonya.



"Saat aku mendapatkan informasi bahwa tugas proyekku gak diterima, aku udah punya ide - ide baru untuk revisi terbaru kali ini. Tapi kamu mendadak nelepon dan ngelakuin hal gila tadi bikin otakku kacau! Tau gak sih?!"

Sharon bernafas lega setelah meluapkan emosinya kepada Ten.



Ten terdiam. Ia terlihat kebingungan.

"Eum. Maaf telah mengusikmu. Kalau begitu aku akan mematikan panggilan videonya. Semoga idemu kembali! Sampai jumpa lagi!"




Sharon dapat bernafas lega setelah panggilan video dimatikan sepihak oleh Ten.






Prang

Sharon terkejut mendapatkan pigura kecil yang ia pajang di meja belajarnya jatuh saat ia mengambil air minum di dekatnya.

Sharon berniat memungut dan menaruh kembali pigura tersebut. Tetapi pergerakannya terhenti saat mendapatkan foto dirinya yang masih berada di sekolah menengah pertama bersama Ten yang tengah tersenyum lebar.  

Tak terasa senyum Sharon mengembang melihat foto tersebut, membuat dirinya mengenang masa lalunya bersama Ten, sahabat sekaligus cinta pertamanya dulu.

Tiba - tiba Sharon teringat kejadian yang baru saja terjadi. Ia merasa bersalah dengan Ten. Sifatnya terlalu sensitif dan mudah emosional membuat dirinya mudah marah dan menumpahkan kekesalannya itu kepada sekitarnya. Seperti saat Sharon menumpahkan kekesalannya dengan memarahi Ten tadi beberapa menit yang lalu.






"Chittaphon, maafkan keegoisanku. Semoga kau dapat memahami apa yang kurasakan. Aku memang perempuan bodoh yang suka menyalahi orang lain tanpa sebab," gumam Sharon dalam hatinya.

PERFECT × TENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang