"tolong! Tolong!"
Teriak seorang warga dari sudut gang.
"Seperti suara si Ucup" kata pak Somad.
Pak Somad lalu berdiri dan melangkahkan kakinya ke teras paling depan.
"Pak! Pak Somad! Tolong pak!"
Ucup berlari tergesa-gesa menemui pak Somad. Nafasnya bergemuruh, badannya yang kurus kering itu dibanjiri keringat.
"Ucup!"
Ashiv dan Bu Maryam ikut berdiri. Dihadapan mereka, Ucup mengatur nafas pelan-pelan sebelum angkat bicara.
"Pak, bukit itu... Bukit itu memakan korban lagi" lapor Ucup masih sambil mengatur nafas.
"Bukankah sudah ku peringatkan untuk tidak mengunjungi bukit itu?"
Ashiv tertegun, 'bukit? Bukit apa yang mereka bicarakan?'
"Ampun pak, saya juga tidak tahu kenapa Satria kesana"
"Satria?" Tanya Bu Maryam.
Beberapa penduduk sudah mulai berdatangan. Ucup memang pelari tercepat.
Dari barisan belakang, terlihat sekujur badan yang kaku diturunkan dari pundak-pundak penduduk.Mayat itu terlihat membiru dan di pergelangan tangannya terdapat gigitan hewan.
"Iya, Bu Maryam. Kami menemukan satria hanyut di sungai yang mengalir dari bukit KAHRA"
Ucapan salah seorang warga menyentakkan hati Ashiv.
"Bukit KAHRA?"
Batin Ashiv mulai bertanya-tanya.
'apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan bukit KAHRA-nya? Apa orang-orang disini sudah mengetahuinya? Tapi, sampai mana?'"Urus jasad satria. Yang lain, ikut aku ke bukit" perintah pak Somad.
"Siap, pak!"
Penduduk mulai bubar. Sebagian dari mereka mengikuti langkah pak Somad.
"Pak, boleh saya ikut?" Tanya ashiv.
Sedikit menimbang, pak Somad akhirnya mengangguk dengan syarat.
"Nak Ashiv jangan jauh-jauh dari bapak"
"Baik, pak"
Rombongan pak Somad berangkat menuju bukit KAHRA dengan mendung yang menyertai wajah mereka.
Langkah Ashiv terlihat bimbang. Ia masih tak percaya dengan berita yang baru saja ia dengar."Ashiv?" Panggilan pak Somad membawa Ashiv pada alamnya.
"Apa ada sesuatu?"
"Eh, anu pak. Apa benar, berita tentang bukit yang sering memakan korban itu?"
"Kau tahu, nak? Di dekat sini, terdapat bukit yang sangat luar biasa subur. Entah siapa penghuni pertamanya yang jelas bukit itu sudah ada yang menamai yaitu bukit KAHRA. Bapak tak tau awal mulanya. Namun, kejadiannya sudah berlangsung selama 6 tahun"
"6 tahun?" Tanya ashiv.
"Ya. Mulanya, bapak tidak percaya bahwa bukit itu ada yang meninggali. Namun, setelah mengeceknya beramai-ramai bapak pun percaya dan mulai menjadikan bukit tersebut sebagai tempat yang dilestarikan karena banyaknya peninggalan-peninggalan kuno dan sebagian memang benda-benda bersejarah"
Bayangan Ashiv melayang puluhan tahun silam saat rombongan kelana yang dipimpin oleh ayahnya mendirikan tempat tinggal di bukit tersebut. 4 tahun lamanya mereka hidup damai namun pada suatu pagi, Ashiv (yang saat itu adalah Kahlil) terbangun sendirian dan hanya bersama Rahmah. Semua rombongan beserta keluarga mereka pergi entah kemana tanpa mengikut sertakan mereka dan barang-barang yang biasa mereka bawa untuk berkelana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGENDA BUKIT KAHRA
Historical FictionCinta yang terus menguat untuk menjadi satu, terkadang berwujud menjadi sosok yang bernyawa. Hidup, dan ambisius.