And in the end, all i learned was how to be strong alone.
-unknown
***
David melihat keluar jendela sambil meminum tehnya iya, dia sudah di apartnya di sore hari ini dan itu hal yang sangat jarang David lakukan. Entah mengapa kepalanya pusing saat dia berada di kantor, terlebih lagi saat di perjalanan dia pulang David melihat perempuan yang dia cium tadi pagi bersama laki-laki yang sedang merangkulnya. "Mengapa aku sibuk memikirkan Gladisha?" David menggeleng-gelengkan kepalanya memikirkan Gladisha nambah membuatnya pusing."Mungkin papa merindukannya"
"Nana sejak kapan kau disitu?" David kaget lalu mendekati Nana yang sedang duduk melihatnya.
"Sejak aku memanggil papa dan papa tidak mendengar" Nana menaikkan bahunya lalu berdiri.
"Papa bolehkah aku ke ruang di ujung sana yang dekat gudang?" Nana merasa penasaran karena ruangan itu tidak boleh dimasuki siapapun kecuali papanya sendiri."Tidak Nana, papa sudah berkali-kali bilang jangan sampai meninjak kakimu disana" David hanya tidak ingin siapa-siapa memasuki ruangan itu termasuk anaknya.
"Papa jahat, apa salahnya aku masuk kesana? Apakah Papa menyembunyikan sesuatu?"
"Tentu saja tidak sayang, hanya saja kau belum bisa masuk sana nanti, jika kau sudah besar Papa akan berbagi kunci gemboknya denganmu" David memasang muka setenang mungkin agar Nana tidak menangis.
"Benarkah? ku anggap Papa sudah berjanji, kalau begitu aku ingin berenang saja sama bibi" Nana pergi dari hadapan David dengan mukanya yang senang.
David berjalan ke lemari ia mengambil kotak yang di dalamnya kunci ruangan rahasia "kurasa telah lama aku tidak mengunjungimu Fiona" David mengambil kunci itu dan berjalan ke ruang rahasianya.
David membuka ruangan itu lalu dengan cepat menutupnya, ruangan disana terlihat sudah berdebu karena dia jarang membersihkannya David duduk di kursi piano lalu melihat lukisan yang ada di dinding.
"Aku merindukanmu Fiona" David meneteskan air matanya "Apa yang harus kulakukan? bahkan, sampai sekarang aku tidak bisa melupakanmu" David menghembuskan nafas berat ia harus beranjak pergi dari ruangan ini, menurutnya sangat berat di dalam ruangan ini yang membuatnya semakin kembali terbayang kenangan bersana wanita yang dicintainya Fiona Eisley istrinya. "Aku akan sering kesini Fiona" David mengunci pintu itu dengan gembok lagi.
***Gladisha sedang mengobati lututnya, karena akhir-akhir ini dia sering jatuh membuat lututnya sedikit biru, lalu ia mengingat laki-laki yang membantunya tadi Nicholas Xander.
"Ganteng, murah senyum juga nggak kayak uncle" Gladisha tersenyum lalu menggelengkan kepalanya "Mengapa aku harus membandingkan orang dengan uncle, dih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniac UNCLE
RomanceGladisha angelina(19) Gadis asal Brazil ini memulai hidup yang kesepian setelah ibunya meninggal 3 tahun yang lalu. Gladisha memilih untuk tidak tinggal dengan ayahnya yang mempunyai banyak kekasih. Dia memilih kuliah ke luar negeri yang jauh dari a...