Rindu

6 1 0
                                    

Malam ini aku tersadar, telah banyak yang berubah dalam diri selama bertahun-tahun. Teramat banyak kisah suka dan duka. Namun semua tak merubah satu kebiasaan yang lama sekali tidak pernah kurasa. Kegelisahan yang baru kualami lagi setelah sekian lama mengecap bahagia tanpa luka sembilu.

Ternyata aku masih sama seperti masa sekolah, ya? Tidak bisa fokus belajar jika ada yang marah. Tak bisa menahan kesedihan dengan aksi bungkam. Selalu saja hati memaksa diri berkata apa adanya. Karena memendam akan terus mencipta duka, rapuhkan diri, teramat perih.

Pernahkah kau merasakan sulit berjalan karena kaki gemetar, nyeri, panas-dingin, lemas? Ya, begitu rasanya mendengar seseorang membenci diri ini. Salah atau tidak, meminta maaf tetaplah penting. Karena hati ingin tenang, harus lepas dari derita. Karena tidak banyak yang bisa kukerjakan dengan hati terluka.

Diri ini tidak sebaik pandangan orang, tak sesempurna pendapat mereka, tiada keistimewaan melibihi kalian. Tak jarang bibir dan tangan menyakiti hati, sering kali raga menjauh tanpa disadari. Percayalah, itu bukan maksudku. Masih ada sayang dan tak akan pernah hilang meski sering kali kecewa itu datang.

Aku masih sama seperti masa remaja. Ingin dekat dan bersahabat dengan siapa saja, takut membenci dan dibenci orang tersayang. Maafkanlah, jika kepada kalian aku pernah berbuat salah. Katakan saja jika sikapku tidak kalian suka.

Aku mau duduk bersama, berdampingan, berbincang tentang banyak hal, seperti kala itu. Aku rindu kalian tertawa, bahagia, meski kesalahan pasti ada. Bukankah marah itu biasa? Kesal juga pasti datang, kan? Bosan, benci, dan lain halnya, pastilah ada obatnya.

Mungkin terlalu sulit jika dipikirkan, tapi kita punya Allah Yang Maha Mempermudah Kesulitan. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Kuyakin juga tentang ujian terberat kita.

Aku rindu serindu-rindunya. Maafkan hati yang tidak lagi bisa bersembunyi sampai hadir tulisan ini. Karena aku lelah sendiri. Karena diri ingin bebas dari rasa benci.

Aku mau, tawa canda yang dulu memaksaku berlama-lama di sana. Bersama kalian, aku bahagia. Maafkan segala duka jika aku pernah meninggalkan luka di hati kalian semua. Kumohon, jangan ada benci diantara kita. Karena aku tidak pernah suka kata benci. Karena aku terluka sejak semua mencipta jarak.

Tegal, 7 April 2018

Dariku yang merindukan kebersamaan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kidung HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang