.
.
Amaranthine : 4th day 'Hugs'
Back Hug
Plaetinuhm's Present
(Please play the song in the media section)
.
.
Sekaran Jimin sedang duduk berhadapan dengan kekasihnya, dengan Jungkook yang lebih tampak seperti mengacuhkannya. Lebih memilih bermain game RPG daripada bermanja – manja dengan kekasih di pangkuannya.
Tetapi Jimin tidak protes, lelaki itu dengan sabar sesekali menyuapkan potongan – potongan buah dari mangkuk saladnya. Memastikan Jungkook sudah mengunyah dan menelan semuanya sebelum kembali menyuapinya.
Jimin bosan, sangat. Tapi Jimin mengerti, sudah hampir dua minggu Jungkook tidak menyentuh peralatan gamenya, yah alasannya tentu saja akibat nilai lelaki kelinci itu yang jeblok hingga akhirnya Jimin memberi ultimatum baginya, jadi ia akan lebih memilih mengalah dibanding bersitegang karena alasan konyol.
Bagaimanapun ia lebih tua dua tahun dari Jungkook, secara tidak langsung ia juga di haruskan berfikir dewasa ketika kekasih bocahnya itu bertindak seenaknya. Yah walaupun sebenarnya umurnya tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan umur Jungkook.
Maka dari itu Jimin memilih bangun dari duduknya setelah salad dalam mangkuknya habis. Ia berjalan ke dapur, memeriksa kulkas dan tersenyum karena Jungkook menuruti kata katanya tempo hari mengenai berbelanja sebelum ia datang ke apartementnya.
Jungkook memang anak penurut yang bisa ia andalkan, pikirnya.
"Si kelinci belum makan, kira – kira aku harus memasak apa ya?" Ia mengetuk – ngetuk dagunya tanda sedang berfikir, ia menjentikkan jarinya lalu meraih apron. Ia berjongkok, mengambil beberapa kantung sayuran dan juga beberapa butir telur.
Tangannya dengan cekatan mulai mencuci sayuran – sayuran tersebut, bersiap meraciknya untuk menjadi masakan enak yang pasti akan menjadi kesukaan pacar kelincinya itu.
●
Jungkook merenggangkan otot – otot tubuhnya yang terasa pegal, matanya melirik kanan dan kiri. Mencari keberadaan Jimin.
Ia berdiri saat mencium aroma sedap dari dapurnya, dengan menyungging senyuman. Ia melangkahkan kakinya lebar – lebar.
Benar saja, Jimin sedang ada berada di dapur. Kekasihnya itu terlihat sangat menggemaskan dengan apron coklat yang ia kenakan, sosoknya sibuk bolak balik di depan kompor mengontrol masakannya yang bahkan bisa Jungkook yakini rasanya sudah sangat enak.
Jungkook berjalan setengah mengendap – endap sebelum melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Jimin. Membawa tubuh ramping itu menempel pada tubuh tegapnya. Jimin sedikit memekik kecil karena kaget.
"Ya, Jungkook – ah. Lepaskan dulu, biar aku selesaikan masakanku dulu lalu kau bebas memelukku." Jimin mencoba bernegosiasi, tapi Jungkook keras kepala. Ia hanya menelusupkan kepalanya ke perpotongan leher Jimin, menghirup wangi kekasihnya yang has sembari menggeleng.
"Baiklah, lakukan saja sesukamu." Jimin mendesah pasrah.
Pada akhirnya ia memasak dengan di ekori oleh Jungkook yang menempel seperti lintah.
Ia kadang terlampau gemas sampai mencubit lengan kekasihnya sedikit keras, berharap dengan cubitan itu Jungkook mau dengan sukarela melepaskan pelukan di tubuhnya.
Tetapi lelaki itu tetap bergeming, dengan keras kepala ia tetap menempeli Jimin kesana kemari.
Jimin sedang berusaha berjinjit mengambil botol oregano yang ada di rak dapur ketika Jungkook melonggarkan pelukannya.
"Hyung?"
"Hmm?" Jimin menjawab seadanya ia masih berusaha mengambil botol oregano sialan yang Jungkook taruh di rak tinggi yang tentu saja tidak bersahabat bagi tubuhnya yang bisa dibilang 'sedikit kurang kalsium'.
"Hyung tahu kenapa aku senang sekali memeluk hyung?" Jungkook melempar pertanyaan.
"Karena aku wangi?" Jimin menjawab asal – asalan, ia sudah dapat botol oreganonya, maka ia segera berjalan mendeati kompor lagi. Jungkook hanya tertawa menanggapinya.
"Itu benar tapi kurang tepat."
"Lalu yang tepat seperti apa?" Jimin kembali berjalan, sekarang yang ia butuhkan adalah daun basil sebagai pelengkap.
"Aku memeluk hyung karena aku mencintaimu, Hyung. Mungkin aku memeluk yang lain juga, tapi kalau dengan Hyung, alasan aku memelukmu adalah karena aku mencintaimu." Jimin bisa merasakan bahwa Jungkook tengah tersenyum sembari memeluknya.
Hatinya menghangat dan kupu – kupu seolah berterbangan dalam perutnya.
Seketika Jimin menjadi lupa, bahan apa yang sebenarnya mau ia ambil untuk melengkapi masakannya.
Amaranthine : O4. Hugs
Theme : "Back Hug"
End.
Next :
O5. Amaranthine :?
Would you like to continue our journey?
➤ Yes
➤ No
A. N
Hallo semuanya, saya bawa chapter ke empat yaa, semiga semuanya senang. Jangan lupa jika ada kritik, saran maupun tanggapan bisa langsung saja tuliskan di kolom komentar yaaa heheWith Love,
Plaetinuhm
KAMU SEDANG MEMBACA
amaranthine
Fanfictionamaranthine (adj.) undying, immortal, eternally beautiful. This book contain kookmin. Dedicated for Park Jimin, Jeon Jungkook, and my lovely reader.