Will Waiting You

68 14 0
                                    

From : My Jeon

Tae, aku harus ke Jepang pagi ini untuk penelitian pembuangan limbah pabrik, aku akan berangkat dengan penerbangan pagi, jam 07.00, jangan mengantarku, kau punya kuliah pagi dan maaf karena ini mendadak. Hati hati, jaga dirimu, dan jaga juga hatiku yang kutitipkan padamu. Jangan merindukanku, aku akan pulang lusa. Love you.

Itulah isi pesan singkat yang dikirimkan Jungkook tengah malam tadi, yang baru dibuka Taehyung dini hari, itu juga ketika dirinya terbangun, dan membuatnya tidak bisa membalas. Lagipula salah Jungkook karena mengirim pesan di waktu ketika jelas jelas laki laki itu tahu Taehyung pastinya sudah tidur. Taehyung terdiam menatap ponsel di tangannya.

Ia menghela napas, mengikat rambut panjangnya, lalu melangkah menuju meja belajar dengan membawa ponselnya, yang dihiasi gantungan inisial J, hadiah dari Jungkook di anniversary mereka yang pertama. Ia duduk dan bersiap mengetik balasan,

To : My Jeon

Baiklah, kau juga hati hati. Jangan melihat wanita Jepang manapun atau akan ku buang hatimu. Peluk aku ketika kau pulang. Love you too.

Taehyung meletakkan ponselnya, tidak mengharapkan balasan dari pesan pagi butanya, lalu membuka laptop. Ia sudah tidak bisa tidur lagi, jadi sembari menunggu Jimin bangun dan memasakkannya sarapan, ia akan mereview tugas yang akan ia kumpulkan pada dosennya.

Sembari menunggu proses booting, dan duduk menyandar dan mulai memikirkan Jungkook. Hhh... belum apa apa ia sudah rindu. Padahal Jungkook saja belum pergi. Taehyung memang tahu, dari dulu Jungkook itu sibuk. Menjadi anggota tim basket, ketua Himpunan Mahasiswa, dan sering ditunjuk untuk mengikuti lomba membuat Jungkook memiliki banyak tanggung jawab dan jarang menghabiskan waktu dengannya. Apalagi dengan jurusan Teknik Kimia yang dipilihnya, yang punya segudang praktikum dan setumpuk laporan yang harus diselesaikan.

Bukannya Taehyung tidak suka. ia memakluminya, karena ia juga sibuk. Taehyung mahasiswa Fakultas Biologi, yang juga disibukkan dengan praktikum, penelitian, dan tugas tugas, belum lagi kegiatan sampingannya sebagai tim jurnalistik. Tapi melihat Jungkook yang terkadang sulit menyisihkan waktu dengannya, ia agak cemburu. Cemburu pada orang orang yang bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan pacar tampannya itu, belum lagi khawatir tentang gadis gadis yang sering tertangkap basah tengah mengamati jungkook tanpa berkedip.

Hh... Taehyung menghela napas lagi.
Ia lalu membuka lembaran tugasnya dan mulai meneliti. Belum lagi setengah jalan, ia mulai kedinginan. Cuaca musim dingin memang tidak bersahabat dengan Taehyung dan ia hanya memakai piama tipisnya tanpa jaket. Jika Jungkook atau Jimin melihat ini, mereka pasti akan mengomelinya. Ah, ia memikirkan Jungkook lagi.

Taehyung bangkit dari tempat duduk dan mengambil jaket, lalu beranjak ke dapur untuk membuat segelas coklat hangat. Ia jadi ingat, jika Jungkook dan Taehyung sama sama sibuk dan tidak punya waktu untuk bertemu, Jungkook akan datang ke rumahnya di malam hari, ketika Taehyung akan bersiap tidur, lalu hal pertama yang akan dilakukannya adalah meletakkan kedua tangan besarnya dibahu Taehyung, memutar tubuhnya untuk mencari adakah luka atau apakah Taehyung kelihatan kurus. Jika tidak, ia akan tersenyum dan membawa Taehyung dalam pelukannya yang hangat dan berbisik ‘aku merindukanmu’.

Mereka akan berpelukan selama beberapa menit, lalu Jungkook akan mengajaknya ke dapur dan membuatkannya segelas besar coklat hangat, yang jadi kesukaan Taehyung. Jungkook hapal letak perabotan di apartemennya, jadi ia tidak perlu bertanya dimana letak gula atau kopi, atau bubuk coklat. Jungkook akan menunggu Taehyung menghabiskannya, dan mereka bisa mengobrol sebentar. Jungkook lalu mengantarkannya ke kamar, dan menyelimutinya. Ia akan berbisik ‘tidurlah Tae, aku mencintaimu’ dan  mencium dahinya, kemudian pergi.

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang