Seoul, 20 Maret 2018
Kaki ku terus melangkah menyusuri jalan setapak yang sudah menjadi keseharianku ini, dengan langkah gontai aku terus berjalan menuju apartemenku. Menjadi seorang anak kampus sembari bekerja separuh waktu bukanlah hal yang dapat dianggap enteng. Saat aku SMA, aku selalu mendambakan betapa menyenangkannya menjadi seorang anak kuliahan, yang tiap pagi hingga menjelang sore belajar di kampusnya bersama teman-teman satu jurusan sekali kekasih yang selalu di idam-idamkan, lalu dilanjutkan dengan bekerja separuh waktu hingga malam, dan bisa pergi ke club hingga larut malam. Begitu menyenangkan bukan? Tapi, realita tidak pernah sesuai ekspetasi, percaya padaku.Penyesalan itu terus muncul di pikiranku. Bodoh. Jika aku tidak bisa melupakan masalah seremeh itu, bagaimana mungkin aku bisa melanjutkan kehidupan yang begitu kejam ini.
Begitu kaki ku melangkah ke dalam apartemen ku, keinginanku untuk memanjakan diri hancur dalam sekejap begitu melihat keadaan apartemenku yang bisa dibilang seperti kapal pecah, tidak, atau bahkan seperti tempat yang baru saja terkena bencana alam seperti angin puting beliung? Oh tidak separah itu kurasa. Saat melihat pintu kamarku terbuka, amarahku kian memuncak, kubanting tas coklat mocca yang menggantung di lenganku, dan dengan penuh kemarahan, aku membantik pintu kamarku.
"Apa lagi yang kau inginkan hah!?"
Orang yang kini sedang kutuju menolehkan kepalanya, wajah marah juga tersulut di wajahnya yang sudah cukup terbilang tua, tangan nya yang sedari tadi sedang mencari sesuatu di dalam lemariku langsung menutup lemari putih ku dengan kasar.
"Dimana uang asuransi ibumu? Berhenti menyulitkanku"
Lagi dan lagi. Ucapannya barusan membuat semua rasa letihku melayang entah kemana tiba-tiba, tangan ku tidak kusadari telah mengepal kuat, apa yang sebenarnya bibi ku inginkan dari uang itu, aku tidak habis pikir.
"Sudah kubilang berkali kali, jangan pernah memasuki apartemenku! "
"Rupanya kau telah menghambur hamburkan uangnya, Shin Ryu Jin-ssi?"
Aku membuang nafasku kasar, aku lelah dengan sifat bibiku, dulu ia yang selalu memperlakukan ku seperti layaknya sampah yang tidak berguna semenjak ibu meninggal, setelah ia puas merampas uang penghasilanku dan berhasil mengusirku, ia mencari uang asuransi ibuku. Sungguh ia tidak memiliki akal sehat.
"Kumohon, aku sudah cukup lelah hari ini, jadi aku minta bibi segera pulang. Sekarang. "
Aku menekan kan kata-kata 'sekarang'. Tatapan mataku memang tetap tajam seperti awal namun wajahku kini telah melemas,aku sudah cukup lelah,aku butuh istirahat.
"Ingat! Aku akan tetap mencari uang asuransi ibumu itu, jadi jangan berharap kamu bebas"
Dengan langkah kasar bibiku pergi meninggalkan apartemen ku. Kuperhatikan seisi kamarku,kurasa hampir semua interior yang ada di kamar tidak berada di tempat asalnya. Jadi kuputuskan untuk membereskan semua kekacauan yang telah ia perbuat, tapi aku harus mulai darimana?
Aku berteriak pasrah, sungguh, kejam sekali kehidupan yang sedang kujalani saat ini. Saat aku membereskan isi lemari, aku bahkan melihat tempat berkas ku sudah terpasang kode yang salah. Rupanya ia mencoba membuka berkasku, hah! Yang benar saja. Setelah aku perhatikan kotak berkas hitam ku lamat-lamat, sepertinya aku belum membuka berkas itu tiga tahun lamanya.
Niat ku untuk membereskan kekacauan di rumahku terbatalkan begitu saja. Aku mengambil tempat berkas itu dan membawa nya ke kasur ku yang cukup berantakan. Kutekan tombol 0998, dan yang terdengar setelahnya hanya bunyi kode yang kumasukkan salah.
Aku tidak memasukkan tanggal lahirku untuk passcode nya? Lalu?
Tanganku melemas, bibirku bergetar, aku mencoba menggerakan jari telunjuk ku yang tiba-tiba terasa begitu berat, kucoba untuk menekan tombol 2098, dan hal yang paling kutakutkan terjadi, dengan mudah nya berkas itu terbuka.
"Bodoh. Bagaimana mungkin aku menjadikan mu sebagai passcode ku, Hyun Jin-ssi"
Aku tersenyum kecut, rasa menyakitkan kembali menusuk jantungku, punggungku terasa berat, ingatanku melambung jauh kembali ke tiga tahun yang lalu. Dimana semua itu dimulai, dann dimana semua itu berakhir di tahun yang sama. Senyumku terasa begitu menyedihkan, semuanya masih terasa sama, ah tidak, biar ku koreksi, bukan perasaan ku padanya, tapi kebencian ku padanya.
"Aku sungguh membencimu, Hwang Hyun Jin-ssi"
.
.
.
.
.tbc ceritanya guize
Akhirnya bikin story baru setelah sekian lama kehilangan akun. Vomment nya yang jangan lupa!Don't be a silent readers okey? Give me a vote wkwk
★chonochues