First

403 108 83
                                    

flashback on

Seoul, 09 Februari 2015

Seperti biasanya, saat ini aku tengah duduk di kursi kamar rumah sakit yang selama hampir satu tahun ini menjadi ruang rawat ibuku. Akibat stress yang harus ibuku tanggung seorang diri, ia menjadi menderita kanker otak. Dokter bilang memang sulit untuk menghilangkan kanker di tempat yang begitu berbahaya di umur yang sudah cukup tua ini. Setiap kali melihat ibuku merasa kesakitan, itu sungguh hal ter menyakitkan yang pernah kurasakan. Aku tidak ingin ibuku terus menderita seperti ini, aku cukup lelah melihatnya terus seperti ini, tapi aku tidak ingin kehilangannya.

Aku menundukkan kepalaku, tangan ku yang lemas ini menggenggam tangan hangat nya. Kehangatan yang ada di tangan ibuku terus menjalar ke seluruh tubuhku. Aku menggigit bibir bawahku lembut, mencoba untuk menahan air mata yang ingin keluar dari pelupuk mataku.

"Ryujin-ah"

Suara lembutnya membuatku tersadar dari lamunan ku. Aku mendongakkan kepala, menatap mata indah nya yang lesu, seraya berusaha menampakan senyumanku.

"Kau tidak ingin meminta sesuatu kepada ibumu?"

Aku menatapnya dengan tatapan bingung, apa yang ibuku maksud saat ini, aku memiringkan sedikit kepalaku seolah aku sedang berfikir keras. Kepalaku mencoba mengingat sesuatu, tapi tidak ada satu hal penting yang aku ingat pada saat ini.

"Aku tidak mengerti maksudmu, bu"

Ibuku tersenyum lembut, senyum yang begitu Indah, membuat kedua mata sayu ibuku terpejam akibat senyumnya yang begitu tulus yang saat ini ibu tunjukan padaku. Kedua tangannya menggenggam erat tanganku, mengelusnya pelan, kurakan kelembutan dari tangannya. Ia menatap ku dengan tatapan yang begitu berarti seraya berkata

"Selamat ulang tahun, anakku"

Aku membulatkan kedua mataku. Aku melupakan hari penting ku sendiri? Apa-apaan ini. Yang kini selalu terisi di pikiran ku adalah ihu, aku tidak bisa mengingat hal lain selain itu. Ingin rasanya aku menangis saat ini, di tahun lalu aku merayakan ulang tahunku di rumah, bukan di rumah sakit. Dan tunggu, ini adalah ulang tahunku yang ke tujuh belas. Bagaimana aku bisa melupakan itu.

"Apa yang kau inginkan untuk hadiahmu? "

Tidak perlu waktu lama aku berkata dengan suara dari dalam hatiku.

"Aku hanya ingin ibu pulih, itu sudah menjadi hadiah terhebat bagiku"

Ibu tersenyum padaku. Kulihat ibuku menatapku dengan tatapan yang penuh merasa bersalah. Aku sangat membenci itu. Aku tidak ingin ibu merasa menjadi salah karena apa yang sudah ia perbuat selama ini. Aku melanjutkan kata-kataku

"Tahun depan, di umurku yang ke 18, kita harus merayakannya di rumah ya, bu?"

-00-

"Chris!"

Sial. Aku kehilangan dia lagi. Ini terus saja menggangguku, jika ia terus bersikap seperti ini, bagaimana bangsa vampire bisa bertahan. Bangsa vampire bisa saja langsung punah hanya karena perlakuan bodoh nya. Selain selalu ceroboh dalam memangsa, bahkan ia jatuh cinta pada seorang manusia. Makhluk yang derajatnya dibawah kita? Yang benar saja. Bangsa vampire tidak seharusnya meminum darah manusia, untuk bangsa vampire yang terbilang masih berada dibawah sepertinya, seharusnya hanya memakan darah hewan, yang benar saja chris keparat itu.

"Hey, bodoh!"

Aku kenal suara itu.

"Kau mencariku? Ayolah, aku hanya ingin memperhatikan gadis itu"

Chris berkata padaku sambil menunjukan wajah seolah olah ia sudah benar benar mabuk karena gadis itu. Manusia yang ia bilang berbeda derajat nya dibanding yang lain. Jika ia derajatnya diatas para manusia, dia apa? Bunga vampire?

"Berhenti tergila-gila pada gadis itu, Chris."

"Seharusnya kau mencoba untuk jatuh cinta, atau kau ingin dipaksa mengisi bangku kosong ayah di posisinya dalam tujuh bangsawan vampire?"

Aku menggertakan gigiku. Tujuh bangsawan vampire. Para vampire yang bertugas mejadi pelindung, penata kehidupan vampire, yang berhak mendapatkan bunga vampire.

"Ayolah, terima saja jabatan itu, kekuatan mu tidak bisa dianggap remeh, Hyun Jin-ssi"

Aku langsung pergi melesat entah kemana, aku tidak mau memikirkan masalah itu. Jabatan, jabatan, dan jabatan. Aku tidak tau kini aku berada dimana, tapi sudah jelas sekali aku berada di atap suatu Gedung. Jika aku yang ditunjuk sebagai pengisi posisi tujuh bangsawan vampire, bagaimana dengan umurku? Umurku baru akan menginjak 259 di bulan depan, aku masih remaja, aku bahkan belum menginjak umur 300 tahun. Yang benar saja.

Terkadang aku masih belum paham tentang masalah bunga vampire. Jika hanya para keturunan bangsawan vampire berdarah merah yang bisa mendapatkan nya. Dan tiap siklus, satu bunga vampire hanya ada satu untuk satu orang bangsawan vampire, bagaimana mungkin? Secara harfiah, para vampire meminum darah karena ia tidak memiliki sel darah merah yang sempurna. Dan jika hanya ada satu vampire tiap siklusnya, apakah itu mungkin? Bangsa vampire tidaklah sedikit.

Aku memejamkan kedua mataku. Aku menhirup udara sebanyak mungkin, untuk menenangkan akal pikiranku. Namun ada sesuatu yang mengganggu di indera penciumanku. Bau manusia. Tapi entah baunya begitu memanjakan penciumanku. Aku membuka kedua mataku, dan mendapati seorang gadis yang tengah memegang setangkai bunga mawar tidak jauh dari tempat ku berdiri.

Aku berjalan mendekati gadis itu, setelah aku perhatikan gadis itu lamat-lamat ternyata ia tengah menangis saat ini. Mungkin kah ia baru diputuskan oleh sang kekasih? Ya mungkin saja.

"Hei kau!"

Gadis itu berseru, kepada siapa, kepadaku? Apa ia mengenalku? Tidak. Aku menunjuk diriku sambal menatapnya, dan ia menganggukan kepalanya mantap. Aku berjalan mendekati nya.

"Apa yang kau inginkan? Menjadikan ku pelampiasan setelah kau diputuskan kekasihmu?"

Ia tertawa pelan, apa barusan? Ia meremehkanku? Ah yang benar saja. Dia menatap ku dengan tatapan seakan akan aku adalah sebuah lelucon yang pantas ditertawakan. Aku hanya tetap menatapnya datar.

"Aku hanya ingin meminta ban- aw!

Kalimatnya terpotong karena baru saja ia menggores telunjuk nya dengan duri yang ada di tangkai mawar merah itu. Maksudku, tergores.

Ia meringis kesakitan, Mawar yang tadinya sedang ia pegang ia letakkan begitu saja di lantai. Tangannya yang tadi nya memegang mawar itu mengelus pelan jarinya yang tergores barusan, dan ia mulai menekan nya pelan. Dan, apa itu?

Darah.

Aku menahan nafsuku, tangan ku mengepal. Aku menatap jarinya dengan tatapan kaku, sudah tiga tetes darah nya menetes, itu sungguh menggiurkan, jika saja Chris ada disini saat ini, mungkin saja gadis ini sudah habis pada saat ini.

Lalu gadis itu menyesap jari nya yang terluka, apa fungsinya? Kenapa ia meminum darahnya sendiri? Dia tidak mungkin satu spesies dengan vampire kan?

Lalu darah sudah tidak menetes lagi di jarinya, dan ia akhirnya tersenyum. Ia mengelap jarinya dengan kaus biru muda yang ia kenakan itu, lalu ia berdiri untuk mensejajarkan tingginya denganku. Tetap saja, ia duduk ataupun berdiri, ia hanya dibawah leherku saja.

"Bantu aku"

Ia melanjutkan kalimat yang barusan ia ingin sampaikan padaku, aku menatapnya dengan tatapan dengan maksud untuk melanjutkan kembali perkataannya. Ia mengulurkan satu tangan mungilnya, sambil tersenyum ia berkata

"Sebelumnya, aku Shin Ryujin, kau?"


Aloha aloha~ nochues balik guize, update nya lebih banyak loh!

Jangan lupa vomment nya ya
Don't be a silent readers say!

-chonochues

la force ; vampire flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang