Sesampai nya di depan pintu kelas ivan dan vani di halangi oleh bagas yang berdiri di ambang pintu kelas XI IPA 2 ya, memang bagas dan vani beda kelas. bagas kelas XI IPS 2 sementara vani dan ivan satu kelas dan bahkan satu meja.
Tatapan bagas tertuju pada vani, namun vani mengalihkan pandangan nya dari bagas
"Va, si bagas tuh. Mau apalagi coba tuh anak." ivan berbisik kepada vani
"Gapeduli ah van, udah biarin aja." guman vani pelan yang hanya bisa di dengar oleh ivan dan ivan mengangguk
Saat vani hendak masuk ke dalam kelas, tangan vani di cekal oleh bagas namun vani menangkisnya dengan kasar
"Va, maafin aku. Sumpah tadi aku gak bermaksud" kata bagas dengan tatapan memelas namun tidak mempan bagi vani
"Ngapain lu di depan kelas gue hah. ?!" tanya ivan dingin kepada bagas
"Diem lo." jawab bagas dengan nada songong
"Van, ayo! Udah gausa di ladenin pegel nih kaki gue." kata vani kepada ivan yang sudah jengah melihat bagas
"Va, aku bisa jelasin." kata bagas yang terus memohon pada vani
"Apasi gas, aku cape mau masuk kelas Mending kamu ke kelas kamu aja gih, jangan ganggu aku, jangan halangin jalan." jawab vani panjang lebar dan langsung masuk ke dalam kelas karna tangan nya sudah di tarik oleh ivan
"Aarrggghh bangsat!.." umpat bagas pelan setelah di tinggal masuk kelas oleh vani dan ivan
• • •
setelah jam pertama dan kedua berakhir istirahat pertama pun tiba, anak-anak kelas XI IPA 2 berhamburan keluar kelas menuju kantin namun beda hal nya dengan ivan, rizal, vani, rara, dan tisya. Mereka berlima memang jarang keluar untuk istirahat saat jam istirahat pertama, mereka lebih memilih keluar saat jam istirahat ke dua
"Va, si bagas kenapa lagi ?" tanya rara tiba-tiba, yang sedari tadi sibuk memandangi handphone
"Put--" vani yang baru ingin membuka suara tiba-tiba di potong oleh ivan
"Biasalah, mantan yang lebih di istimewakan." sahut ivan yang memotong penjelasan vani
"Nih ya va, kalo menurut gue mending lo akhirin aja hubungan lo sama si Bagas Wardana Putra itu, toh buat apa kalo lo berjuang tapi dia nya ngga ? Dia ke enakan di perjuangin sampe-sampe lupa sama orang yang udah merjuanginnya. Dia malah ke enakan main-main sama perjuangan lo, gak kaya awal-awal manis banget sikap nya eh kesini-kesini malah lupa sama statusnya. Manis di awal doang mah permen karet juga bisa va." kata rizal panjang lebar menjelaskan kepada vani dan sontak ke empat sahabat nya mematung karna kata-kata yang keluar dari mulut rizal
"Wadawwww" ucap ivan, vani, tisya, dan rara berbarengan
"Anjirrr tumben lo bijak zal, gak kesambet kan ?" kata tisya yang heran dengan kata-kata yang di ucapkan sahabatnya barusan, karna tidak biasanya rizal bijak seperti tadi dan langsung di ikuti gelak tawa dari ivan, vani, dan rara
"Ah, bebep suka gitu. Masa gue bijak salah, urakan salah. Baim kan jadi bingung." jawab rizal seraya seraya mengecutkan bibir nya dan sontak membuat ke empat sahabatnya kembali tertawa karna ulah nya
"najis so imut banget anjir. Lo bilang apa tadi ? Bebep ? Ngimpi lo." Jawab rara sambil menoyor jidat rizal yang langsung bergidik seraya memutar bola matanya malas.
"Sstt ah brisik lu pada. Nanti Jodoh baru nyaho lu" timpal tisya sambil terkekeh
"Amit-amit!" seru rizal dan rara berbarengan
Vani yang sedari tadi mendengarkan ocehan sahabat nya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala nya
Ko bisa ya dia punya sahabat yang ubnormal kaya merekaKetika sedang asik membahas hal-hal yang unfaedah tiba-tiba handphone vani berbunyi menandakan ada notif yang masuk kemudian vani langsung mengambil handphone nya yang berada di dalam tas lalu memeriksa notif yang masuk
Line
BagasWarp : va, maafin aku (Read)
"Siapa va?" tanya ivan, yang sontak mengejutkan vani
"Biasa" jawab vani malas
"lo bales va ?." kata ivan dengan nada yang sedikit mengeras
vani mengangguk pelan "kasian"
"kasian-kasian amet va, emang dia kasian sama lo? Ngga kan ?!" bela ivan seraya menatap lekat-lekat wajah vani
"Penasaran gue van" jawab vani yang memalingkan wajahnya
"Yauda terserah lo" ucap ivan yang langsung kembali lagi mengobrol dengan rizal, tisya dan rara.
Beberapa detik kemudian vani mengecek kembali handphone nya
BagasWarp : aku gak bermaksud buat bentak kamu kaya tadi va, serius. (Read)
BagasWarp : Nanti istirahat kedua aku mau ketemu sama kamu (Read)
BagasWarp : bales dong va, jangan cuma di read (Read)
BagasWarp : sayanggggg (Read)
BagasWarp : alvaaaaaaa (Read)
BagasWarp : Alvania larasati Agustin (Read)
Brisik. Spam banget tau g
BagasWarp : maaf yang, abis chat nya cuma di Read doang sma kamu
Y
BagasWarp : jutek banget yang 😥
trs ?
BagasWarp : Nanti cantik nya ilang 😚
Oh
BagasWarp : yang, aku pulang sekolah ke RS ya, besuk putri. Seriusan deh ini yang terakhir
"Berak!! Putri lagi. Putri terus. Putri aja sampe mampus!" umpat vani dalam hati
BODOAMAT!
BagasWarp : yah yang jan marah lagi dong, kalo gaboleh gppa ko. Nanti aku besuk dia nya next time aja gppa
Gapeduli.
Vani langsung mematikan handphone nya dan langsung di masukan kembali kedalam tas, wajah nya sudah memerah karena menahan emosi. Bisa-bisa nya saat kaya gini si bagas ngebahas si putri
"Bitch!" umpat vani sambil menggebrak meja kemudian berlalu keluar kelas meninggalkan ke empat sahabat nya yang menatap vani heran karena tiba-tiba saja menggebrak meja
"Vaa--" panggil tisya yang hampir berdiri mengejar vani namun di tahan oleh ivan.
"Biar gue aja sya" ucap ivan langsung berdiri dan bergegas mengejar vani
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANI
RomancePerjuangan yang berakhir dengan kekecewaan. Kecewa karena keadaan dan kisah lama yang datang dan menghancurkan sebuah Hubungan kemudian meruntuhkan sebuah kepercayaan. "Hidup itu pilihan. Lo tinggal pilih, masalalu yang udah nyakitin lo apa masa de...