T I G A

35 5 0
                                    

Vani berlari menyusuri koridor dan melewati beberapa kelas termasuk kelas XI IPS 2 kelas nya bagas namun vani tidak peduli
Keadaan koridor dan sekitar cukup ramai karena saat ini masih jam istirahat. Vani terus berlari dengan penampilan yang cukup berantakan dan wajah yang memerah karena menahan emosi.
Sementara di sisi lain ..

"Gas, vani lo apain lagi ?" tanya angga kepada bagas karena tadi dia tidak sengaja melihat vani melintasi kelas nya

"Gppa" jawab bagas singkat sambil melihat sekilas wajah angga lalu kembali dengan handphone nya sebenarnya bagas merasa bersalah kepada vani dan saat angga bertanya kepadanya ia langsung melihat ke arah jendela
Bagas tadinya ingin mengejar vani namun ia kalah cepat dengan ivan.
Akhirnya bagas memutuskan untuk terlihat biasa saja saat angga bertanya kepadanya.

"Pasti karena mantan lo itu kan ?" tanya rocky pada bagas namun bagas hanya bergeming sambil memainkan handphone nya "Yaampun gas udah berapa kali gue ingetin, jangan balik lagi sama mantan lo. Dan jangan sia-siain si vani, lo ga inget apa dulu lo di sia-siain sama si putri dan gak di anggap sama si putri itu gimana rasanya. Apa lo gak mikir gimana perasaan vani saat lo sia-siain dia kaya sekarang ?" lanjut rocky, kali ini
Bagas tetap diam namun dia tampak sedang memikirkan sesuatu

Gak dianggap itu gaenak gaiss serius.

"Gas, hargai selagi ada." sambar alwi seraya menepuk pundak bagas

amsir yang sedari tadi diam kini mulai membuka suara "gas, kasian alva kalo sampe lo sia-siain dia. Dia temen gue gas, gue kenal dia dari jaman-jaman rok merah, gue kenal jelas siapa alva gimana sikap dan sifat nya, dia kalo sekalinya udah di sakitin dia bakal inget terus itu. Susah buat ngebalikin semuanya supaya jadi baik lagi" ucap amsir menjelaskan pada bagas, amsir memang teman vani dari sejak mereka Sekolah Dasar dan alva itu nama panggilan amsir kepada vani, jadi amsir tau betul sifat vani. Dan sampai sekarang hubungan Meraka pun masih baik-baik

"Gas kalo lu gamau sama vani mending buat gue aja, kurang apa coba vani. Udah cantik, pinter, baik, ramah lagi. Tapi galak nya kebangetan kalo udah marah" celetuk nana yang sontak langsung mendapat toyoran dari bagas

"enak aja lo" kata bagas sambil menatap tajam nana

"Gas saran gue sih lo jangan dulu samperin si putri hari ini. Buat keadaan lo baik dulu sama vani biar gak ada marah-marahan terus kaya sekarang." ucap angga

"bener tuh gas, lagian si putri cuma sakit lambung kali gas, bukan penyakit yang parah-parah amet. Ngapain juga lu peduliin dia." seru amsir dan langsung di setujui oleh teman-temannya

"liat nanti aja." kata bagas dan kembali memainkan handphone nya.

"Batu lo gas." kata nana seraya berlalu keluar kelas dan di ikuti oleh rocky, angga, alwi, dan amsir. Meninggalkan bagas sendiri di dalam kelas.

Sementara vani kini sudah berada di rooftop dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Dia melampiaskan amarah serta tangisan nya di sana. Ia masih tidak menyangka kenapa bagas lebih peduli kepada mantannya itu di banding dia, padahal vani tau betul bagaimana perlakuan putri kepada bagas dulu, tapi kenapa sampai sekarang bagas masih mementingkan putri. Tangis vani pecah saat itu juga.

Vani bangkit dari kursinya lalu berteriak di atas sana
"LO JAHAT BAGAS. LO JAHAT!!"
Tangisan nya sudah mulai mereda, lalu vani menarik nafas dan membuangnya kasar

Tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di sampingnya, vani menoleh kepada seseorang itu. Tatapan mereka bertemu. Hening untuk beberapa saat dan dalam hitungan detik Vani langsung memeluk ivan erat dan menangis di pelukan ivan.

Nyaman. Itulah yang vani rasakan ketika setiap kali ivan memeluknya.

"Jangan nangis, masih ada gue. Gue gasuka liat lo kaya gini" ucap ivan seraya mengelus kepala vani. Vani hanya menggelengkan kepalanya dan masih larut dalam pelukan ivan.

Ivan melepaskan pelukannya begitu pun vani, sekarang keadaan keduanya saling berhadapan.
Ivan menangkup wajah vani dengan kedua tangannya, lalu tangan kanannya mengusap air mata yang masih basah di pipi vani.

"Jangan terlalu di pikirin. Biarin aja dia kaya gitu, nanti juga ada balasannya" kata ivan lalu menggenggam tangan vani

"Tapi dia udah kelewatan van." kata vani sambil sesegukan karna tangisannya tadi. Ivan hanya diam tidak menjawab

"Gue gatau harus kaya gimana lagi setelah hari ini. Gue udah cape banget sama kelakuan bagas, gue udah cape van." air mata vani pun kembali terjatuh

"Va, dengerin gue. Lo masih punya gue va, lo masih punya temen-temen yang gak bakal bikin lo sakit hati lagi setelah ini. Lo jangan terlalu pikirin si bagas. Biarin aja dia, kalo dia udah bener-bener kelewatan besok-besok. Gue gabakal tinggal diam." kata-kata ivan yang ini langsung membuat vani terdiam. Ivan kemudian mengelus lembut kepala gadis yang berada di depannya. Vani masih diam

Beberapa detik kemudian dia melihat jam dan 2menit lagi istirahat akan selesai.

"Udah mau masuk, ke kelas yu ?" Tanya ivan pada vani, lalu vani mengangguk.
Ivan langsung menarik tangan vani pelan dan berjalan meninggalkan rooftop dan melewati tangga.

Ivan berjalan di samping vani dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan vani. Namun ketika berjalan melewati kelas XI IPS 2 mereka bertemu dengan Angga, Rocky, Amsir, Alwi, Dan nana.

Mereka diam memerhatikan ivan dan vani namun tiba-tiba amsir berkata pada vani "Alva, jangan nangisin  bagas. Air mata lo mahal buat nangisin orang kaya bagas."

Vani berhenti dan di ikuti oleh ivan, dia membalas ucapan amsir

"Udah ngga ko, tadi gue khilaf hehe" jawab vani ramah kepada amsir sambil memberikan senyumannya.

"Duh neng vani kalo senyum tambah cantik euy" celetuk nana dan langsung mendapat Toyoran dari angga, rocky, dan alwi.

"Va. gue harap lo bisa maklumin perlakuan bagas yang tadi pagi." kata angga kepada vani namun vani hanya mengangguk pelan

"Sir, mana temen lo ?" tanya ivan kepada amsir

"dalem kelas kaya nya." jawab amsir dan ivan hanya ber (oh) ria sambil mengangguk

"Ayo van" ajak vani kepada ivan dan ivan pun langsung mengangguk

"duluan brad" tanya ivan kepada mereka ber lima

"Yoiii" jawab mereka berbarengan

Vani tersenyum sambil mengangguk kepada mereka berlima dan langsung mendapatkan anggukan dari mereka berlima seraya membalas senyum vani.

"vani cantik ya, sayang banget kalo sampe bagas nyia-nyian dia demi si putri." Kata alwi kepada mereka berempat

"kemana aja lo ? Vani emang cantik, udah gitu baik lagi. Apalagi kalo dia udah senyum, gak nahannnn." jawab nana namun malah mendapat tatapan tajam dari teman-temannya

"Jelas lah, gue aja suka." guman amsir pelan bahkan sangat pelan hingga tidak ada yang mendengar

"Udah-udah jangan di omongin mulu." kata angga dan langsung berjalan masuk ke dalam kelas lalu di ikuti oleh yang lainnya

Vani dan ivan sudah berada di dalam kelas

"Va, darimana ?" tanya tisha kepada vani

"Va, lo nangis ?" tanya rizal

"Va, kenapa lagi ?" tanya rara

"Gak, gue gapapa ko" jawab vani sambil tersenyum simpul kepada mereka

Sorry for typo
Misi, panda numpang lewat 🐼💨

IVANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang