Alarm kedua yang berasal dari ponsel kembali berbunyi nyaring membuat pemiliknya merasa terganggu dalam gelungan selimutnya yang berwarna abu abu, meraba ke atas nakas yang memang disamping ranjangnya.
Mematikan alarm, melihat dengan malas pada layar yang sudah memperlihatkan jam tujuh lewat tiga menit.
Langkah Neta lunglai saat berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dengan ritual mandinya, Neta mengambil seragam sekolahnya, memoleskan make up tipis pada wajahnya yang memang sudah cantik, terakhir mengambil tas dan tak lupa kunci mobil dan ponselnya.
“Ma, Pa. jam satu malam tadi Luna gak sengaja pergoki anak gadis yang baru aja pulang.”
“Neta? Maksud kamu Neta?” Suara berat dari pria paruh baya berstelan jas formal yang memperlihatkan wibawanya tetapi pengecualian pada Neta yang sama sekali menilai bahwa pria paruh baya itu sama sekali tak memilki wibawa.
“Iya pa.” Luna mendelik puas melihat tatapan datar Neta.
“Kayak nggak tahu aja, kan udah biasa.” Sambar Neta tak memperdulikan tatapan tajam dari suami istri yang sedang sarapan, gadis itu santai melewati meja makan.
“Neta! Jangan bikin malu keluarga ini.” Kata Karin, ibu sambungnya walau Neta sama sekali tak peduli siapa wanita ini.
“Tolong ulang kembali kata itu saat kalian bercermin, keluarga ini emang udah buat malu dari dulu. Cuman belum ketahuan aja kedoknya sama orang luar.”
“Neta jaga mulut mu!” Bentak Alvaro Remizard. Neta selalu mengepalkan tangannya jika mengingat bahwa darah pria ini juga mengalir dalam tubuhnya.
Tanpa ada niat ingin menggubris, Neta melanjutkan langkahnya walau suara benda pecah nyaring terdengar dibelakangnya.
Neta menyugar rambut panjang hitamnya, menenangkan perasaanya yang dongkol di pagi hari seperti ini. Setelah merasa lebih baik ia pun mulai mengemudikan mobil Porche 178 berwarna putih.
Ditengah jalan, ia singgah di mini market untuk membeli sarapan instan yaitu susu dan juga roti. Memakan didalam mobilnya, tangannya juga sibuk mengscrool akun Nwtagram.
Notif dari @SahiraSonda¬¬- yang merupakan salah satu teman sekelasnya.
Dimana lo?di jalan.
Buruan nanti telat.
Kayak gue slalu on time ke sekolah.
Ohiya lupa, lo kan iblis.
Lo temannya iblis.
“Moga aja gak ada yang jaga digerbang” Gumam Neta melihat jam tangannya. Mengemudikan kembali mobilnya untuk segera tiba di sekolah.
Neta celingak celinguk melihat gerbang sekolahnya yang sudah sepi, baguslah Neta mensyukurinya. Neta menghembuskan nafas berat saat sadar dari kagetnya, melihat Ibu Tuti menggedor kaca mobilnya yang sengaja ia pelankan.
“Eh Ibu. Pagi ibu Tuti.” Sapa Neta nyengir.
“Turun kamu, Neta.” Titah guru piket.
“Neta parkir dulu mobilnya yah bu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Couple
Teen Fiction"Lucu itu ketika seorang player berbicara tentang cinta kepada seseorang yang tidak pernah merasakan cinta" - Karneta "Gue player tapi akan jadi orang pertama juga yang akan buat lo kenal apa itu cinta" - Sagara Ananta