Hanya saja aku terlalu takut diasingkan jika menunjukkan kelemahan ku.
.
.
.BMW Z4 baru saja tiba. Memejamkan mata sebentar sebelum memutuskan keluar. Seorang gadis berpakaian casual nampak keluar dari mobil sembari menenteng paper bag. Kuncinya ia berikan pada security.
Receptionis menyambutnya, Neta tersenyum kecil, ia merogoh saku celananya mengambil kartu berwarna navy lalu menyodorkannya.
Sekilas Neta menangkap ekspresi terkejut dari receptionist saat mengscan kartu yang ia berikan. Neta memasang tampang biasa saja, berpura pura tak melihat ekspresi recepsionis.
"Selamat sore. Ms. Remizard, unit atas nama Mr. Artama Remizard sudah bisa langsung ditempati. Kami menjaga kebersihan secara berkala mengenai unit Mr. Tama." Jelas Recepsiont tersebut bernada sedikit goyah.
Neta mengangguk kecil. Mengangkat tangan kanannya sebagai isyarat "Gak usah nganterin, gue bisa sendiri."
"Baiklah, Ms. Selamat sore."
Neta segera berjalan ke arah lift sebelah kanan dari tempat receptionist.
Ting
Gadis cantik itu segera masuk ke dalam lift, menekan lantai ke tujuh.
Ia tiba di lantai tujuh, berbelok ke arah kiri. Jantungnya berdetak lebih cepat seiring langkahnya mendekati unit yang sangat ia hafal, telapak tangannya berkeringat. Kilasan balik muncul dalam ingatannya.Entah untuk ke berapa kalinya Neta menghela nafas, menyakinkan dirinya bahwa ia sudah baik baik saja. Tangannya sedikit bergetar saat menempelkan kartu navy pada Door lock card, memegang knop berwarna gold hingga pintu terbuka menampilkan suasana dalam unit.
Neta tanpa sadar menahan nafas ketika lampu menyala otomatis saat pintu terbuka, melihat pandangan di depannya yang ia rindukan. Ia menutup pintu lalu masuk lebih ke dalam. Tatanan di dalam unit masih sama bahkan tak ada yang berubah sama sekali bahkan hiasan di sekitar tembok masih terpajang.
Gaya desain apartemen milik Tama disebut gaya bohemian. Tama mengusun ide ini sesuai dengan kepribadiannya yang mencerminkan gaya hidup tanpa beban, bebas aturan. Apartemen ini dihias dengan perabotan vintage disertai aneka dekorasi berupa permadani, lampu, dan berbagai barang antik yang penuh kemewahan.
Tepat di tengah ruang duduk yang nyaman, Neta menyimpan paper bagnya disana. Lampu chandelier mewah dan furnitur tua yang menambah kesan unik merupakan kesukaan Tama.
Neta mengambil ponsel, masuk ke aplikasi pesan untuk mengirimkan lokasi pada kedua temannya. Beralih pada aplikasi delivery makanan lalu memesan beberapa fast food, es krim dan minuman bersoda lainnya. Ia melihat jam pada layar ponselnya sudah menunjukkan pukul enam sore. Menoleh ke samping melihat jendela yang memperlihatkan pemandangan langit yang sudah gelap, dihias oleh lampu lampu di sekitar ibu kota. Neta menarik gorden menutupi jendela. Ia menyalakan Tv Led agar suasana tidam terlalu hening.
Ia menatap sebentar pintu kamar, lalu memutuskan memasuki kamar bergaya maskulin yang elegant. Dengan tipe studio yang memiliki kombinasi warna Hitam dan putih. Unsur hitam dimasukkan pada beberapa elemen dekorasi seperti pada backdrop dinding kamar, tempat tidur, dan meja, marmer bermotif hitam. Warna natural pun terlihat menghiasi kamar ini, coklat yang soft bermotif garis kayu diaplikasikan pada rak buku juga rak pajangan dan diberi penerangan yang mengesankan area yang lebih dramatis.
Di atas kepala ranjang terdapat foto hitam putih yang menunjukkan remaja laki laki berusia sekitar tujuh belas tahun memakai tuxedo sedang tersenyum cerah. Tampan, Tama memang cowok rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Couple
Teen Fiction"Lucu itu ketika seorang player berbicara tentang cinta kepada seseorang yang tidak pernah merasakan cinta" - Karneta "Gue player tapi akan jadi orang pertama juga yang akan buat lo kenal apa itu cinta" - Sagara Ananta