Karna pada akhirnya,
kita hanya bisa menerima.*
"Gak ada yang kelupaan?" Tanya Saga.
Neta mengangguk "Gak ada kok, cuman ini barang gue. Gak apa apa nih gue makai bajunya Erin dulu?"
"Gak apa apa kok, masa lo mau makai baju seksi lo semalam." Ujar Saga yang menekan tombol basement pada lift.
Sore ini ia sudah berjanji akan membawa Neta pulang sembari tadi menunggu laundry yang mengurus pakaian Neta selesai. Mereka berdua hanya terdiam hingga memasuki mobil yang sama saat kemarin malam Saga membawa Neta ke apartemendnya.
"Semalam gue mau bawa lo ke rumah lo tapi gue mikir entar apa yang orang tua lo pikir kalau gue pulangin anak perempuannya dalam keadaan mabuk." Jelas Saga setelah mereka keluar dari basement apartemend Saga.
"Lebih nethink lagi kalau tahu lo malah bawa anak gadis itu ke apartemend cowok terus dalam keadaan mabuk."
"Yah gimana yah, bingung juga gue." Saga menggaruk kepalanya "Lagian gue kan gak macam macam."
"Lo emang gak macam macam tapi pikiran orang lain yang macam macam."
Mereka berdua tertawa "Susah juga, masyarakat tuh mudah judge satu sama lain walau terkadang judgenya tuh jauh banget sama aslinya."
"Gue setuju, terus tas gue kenapa bisa sama lo?" Tanya Neta, seingatnya Saga bertemu dengannya tak jauh dari Dance Floor.
"Gara, Bartender club yang ngasih."
"Kok Gara mau mau aja ngasih tas gue ke lo?"
"Kenapa? Takut entar gue rampok? Gak minat, duit gue masih banyak."
"Sombong banget."
Saga tertawa "Gue bilang sama Gara kalau gue pacar lo." Neta mengalihkan pandangannya saat Saga menatapnya intens.
"Gara percaya? Bener bener tuh anak."
"Kan gue cakep, cocoklah sama lo."
"Percaya diri lo tinggi juga."
"Percaya diri perlu, itu artinya gue percaya sama yang gue punya." Jelas Saga yang tersenyum kecil.
"Asal jangan lupa aja sama tanah."
"Nah itu juga perlu."
"Bentar." Kata Neta. Saga mempersilahkan.
Gadis itu mengangkat telepon masuk "Kenapa Sabta?"
"Gue ada disamping rumah lo, mau balikin mobil. Lo dimana?"
Saga bersenandung kecil sembari menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau kembali.
"Gue dijalan tapi udah dekat kok."
"Okok." Neta mematikan sambungan.
"Perumahan Alen kan?" Tanya Saga sembari menjalankan mobilnya setelah lampu hijau nyala.
"Iya, blok ketiga."
"Siap tuan putri." Lagi lagi mereka berdua tertawa.
Mobil jaguar itu memasuki salah satu perumahan elite yang rata rata pemiliknya merupakan kalangan atas "Berhenti dibelakang mobil itu aja." Kata Neta menunjuk mobil BMW Z4 biru.
Saga menghentikan mobilnya tepat dibelakang mobil CR-V putih dan di depannya terparkir mobil BMW, ada dua laki laki sedang berdiri.
"Rumah lo yang mana?" Tanya Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Couple
Teen Fiction"Lucu itu ketika seorang player berbicara tentang cinta kepada seseorang yang tidak pernah merasakan cinta" - Karneta "Gue player tapi akan jadi orang pertama juga yang akan buat lo kenal apa itu cinta" - Sagara Ananta