Note Author!
Budayakan klik 🌟 sebelum membaca dan Comment setelah selesai membaca.
Seorang penulis akan mencintai para pembacanya, jika kalian mau menghargai hasil karyanya :)
"Terkadang apa yang di lihat dengan mata dan di dengar oleh telinga, tak selamanya sejalan dengan realita."
"ZENEGA"
BAB 7
"Ini bunga, coklat sama boneka nya mau di apain Zen?" tanya Rachel sembari berjalan dengan sedikit kesusahan karena di tangannya banyak sekali barang dari Zega.
Zena mendengus dalam langkahnya, tangannya terkepal hingga buku-buku jarinya memutih. Saat ini Zena tak mau di ganggu, namun sepertinya Rachel tak mengerti akan hal itu.
"Lo deng--" Rachel menghentikan ucapannya karena sedetik kemudian dia terjatuh saat Zena tiba-tiba berhenti di depannya tanpa berucap. "Aw!"
Rachel terjatuh diikuti barang-barang dari Zega untuk Zena. Rachel meringis sembari mengusap pantatnya yang mendarat dengan sempurna di lantai koridor.
"Ih lo apa-apaan sih?! kalau mau berhenti kasih tau kek, jangan berhenti sembarangan!sakit tau!"
Zena menatap datar Rachel. Merasa di tatap akhirnya Rachel pun menoleh dan sedikit takut dengan tatapan Zena yang terlampau datar dan tajam.
"Bisa gak sih lo gak usah banyak ngomong?!" Zena bertanya dengan nada menyindir yang begitu kentara membuat Rachel refleks mengangguk.
Lalu Zena melirik barang-barang Zega yang terjatuh di samping Rachel. "Terserah lo itu barang mau di apain, kalau perlu buang atau gak bakar sekalian biar gak nyampah."
Zena meninggalkan Rachel yang masih terduduk di lantai koridor. Persetan dengan semua barang itu! Yang terpenting sekarang Zena harus cepat-cepat menjauhi cowok yang bernama Zega itu agar hidupnya ini kembali aman.
🍁🍁🍁
"Jadi gimana Ga..."
Cowok dengan tubuh shirtless itu
melirik Vikar sekilas, lalu bergerak mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk kecil. Kemudian ia berjalan ke arah sisi ranjang, sebelum ikut menjatuhkan tubuhnya di sana bersama Gilan, Vikar, dan Galaksi.Sedangkan dua teman lainnya yaitu Johan dan Aam, mereka duduk beralas karpet warna merah sambil asik bermain PS.
"Lo masih punya nyali buat jadiin Zena cewek lo?" tanya Vikar.
Zega menaikkan sebelah alisnya dan terkekeh pelan. Ia masih ingat betul bagaimana cewek bernama Zena itu mempermalukan dirinya di hadapan seluruh siswa-siswi Ribana High School.
"Kalian percaya atau enggak? kalo gue bisa bikin Zena bertekuk lutut di hadapan gue suatu hari nanti," ucap Zega seraya menatap langit-langit kamarnya.
"Gue sih, pasti percaya," sahut Vikar yang di susul kata 'setuju' oleh lainnya kecuali Gilan.
"Lo gimana Lan?" tanya Aam matanya masih sibuk menatap layar TV yang menampilkan permainan game adu tinjuh.
"Ga."
Jawaban singkat Gilan membuat Zega mendengus kesal serta melemparkan handuk kecil miliknya ke wajah Gilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZenEga | Pre-order
Teen FictionPRE-ORDER BERLANGSUNG 23 AGUSTUS - 3 SEPTEMBER 2024 pemesanan info di Instagram bisa cek @teorikatapublishing @naxvr.3 @riiska_06 @queenraha05 Kisah ini, tentang Zenata Aurora Syahfilla, yang begitu membenci cowok bernama Zeganda Angkasa Langit. Ka...