memang konyol, karena mark tidak pernah diam-diam seperti ini. biasanya, mark akan langsung menghampiri orang yang diincarnya. namun keberaniannya kali ini hilang entah kemana. mark hanya merasa kalau jaemin ini tidak bisa diperlakukan sama seperti orang-orang terdahulu yang disukainya.
"ajak kenalan aja langsung kenapa sih," itu saran lucas, bahkan changbin dan woojin juga menyarankan hal yang sama.
mark mendengus membalas perkataan lucas kala itu, "ngaca, lo sendiri masih ngasihin memo di lokernya kak jungwoo."
sudah tiga minggu ini, mark selalu pulang paling lambat dari siswa lainnya. bukannya paling lambat, sebenarnya. mark hanya akan pulang setelah jaemin pulang. mark merasa harus memastikan bahwa jaemin telah masuk ke bis yang akan mengantarnya pulang, barulah ia bisa pulang ke rumah juga dengan tenang.
mark heran kenapa ia baru saja melihat jaemin, padahal ia sering melihat haechan dan kawan-kawannya dimana saja, namun baru kali ini fokusnya terpusat pada jaemin.
"mau balik bareng gak nih?" haknyeon bertanya saat mark masih saja duduk di bangku batu dekat taman, bersandar tanpa sedikitpun niat untuk pulang.
"duluan aja sana, gue masih ada urusan," sahut mark malas.
"lah tumben, biasanya heboh buat levelling," haknyeon nyengir, menepuk pundak mark, "yaudah kalo gitu gue duluan ya, sob."
"yo."
sepeninggal haknyeon, mark meraih ponselnya dan coba membunuh waktu, walaupun ekor matanya terkadang melirik pada kelas jaemin. mungkin ada pengumuman tambahan untuk kelas jaemin, karena pintu kelas yang dihuni cowok kelahiran tahun millenium itu tidak kunjung terbuka sejak mark duduk di bangku batu. beruntung limabelas menit kemudian pintu terbuka dan para siswa yang berada di kelas jaemin menghambur keluar, termasuk jaemin.
ia mengernyitkan kening saat jaemin berjalan memisah, padahal ia tahu jaemin sangat lengket dengan haechan. namun menahan diri untuk tidak bertindak mencurigakan, mark berdiri dan menyimpan ponsel di saku.
"gue tungguin sambil ngaso di pos satpam aja kali ya," mark bergumam dan akhirnya melangkah menuju gerbang depan sekolahnya. walaupun pikirannya masih dipenuhi jaemin.
.
.
."lah, itu kak mark bukan sih?"
"mana?" renjun menolehkan kepalanya saat mendengar suara haechan, mencari-cari dan akhirnya menemukan sosok mark yang duduk di bangku batu dan sibuk dengan ponselnya. "eh iya, bener. akhir-akhir ini dia sering banget kelihatan, ngerasa nggak?"
jeno menguap, terlampau mengantuk. "nggak tau," balasnya cuek.
haechan menyikut rusuk jeno. "ye elo mah apa-apa nggak tau."
jaemin terkekeh pelan. "mark yang mana sih?"
"yang sering bareng kak lucas," renjun menjawab, "hobi main game yang bikin ngomong kasar."
"ooh," jaemin mengangguk-angguk.
"jaemin tahu?" tanya haechan.
jaemin nyengir lalu menggeleng. "cuman tahu namanya." cowok itu kemudian menengok jam tangan di pergelangan tangan kirinya. "eh kalian duluan aja ke rumah felix ya, gue masih ada kerjaan nih di perpus."
"ngapain?" tanya jeno.
"balikin buku, sekalian bantu nyusunin."
"jadi orang jangan baik-baik deh, serius." peringat haechan, diangguki dengan segera oleh renjun dan jeno.
"ya gue kan cuma baik sama kalian. asik." jaemin tertawa renyah. "gue duluan ya ke perpus."
"jangan lama-lama," renjun melambai.
jaemin hanya mengangguk. ia membalas lambaian renjun dan segera mengambil arah berlawanan, menuju perpustakaan. sekilas ekor matanya melirik mark, yang masih berdiam satu menit sebelum berdiri melangkah ke arah gerbang.
rasanya pernah lihat, tapi bukan di sekolah. jaemin membenarkan tas yang dia sandang, kemudian mengedikkan bahu. au deh, perpus dulu. [ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
[h] gonna get you.
Fanfictionits about mark lee, a certain boy who's trying to catch na jaemin's heart. ; prequel spin off of [ moonbow ] ; High School AU +boys love, lowercase, semi-baku. ©browniemuff, 2018.