Claudia membuka matanya dari tidurnya yang sangat nyenyak semalam, lalu ia melihat sekelilingnya. Ia berada di ruangan yang sangat asing baginya. Ruangan luas yang bernuansa hitam dan gelap.
"Dimana aku?" tanya Claudia pada dirinya sendiri. Ia tak bisa mengingat kejadian apa yang terjadi semalam. Claudia mencoba untuk bangkit dari kasurnya tetapi rasanya sakit sekali.
Tidak lama kemudian pintu yang berada di ujung ruangan terbuka. Ada seseorang yang mengintip lalu masuk. "Anda sudah bangun?" tanya orang tersebut.
Claudia menyerngit. "Siapa kau?" tanya Claudia. Orang tua berpakaian pelayan tersebut menunduk. "Saya Arthur, pelayan di kastil ini," jawab Arthur dengan sopan.
Claudia tidak berkata apa-apa lagi. Ia bahkan tidak tahu ini dimana dan bingung harus menjawab apa. "Apakah anda lupa tentang kejadian kemarin?" tanya Arthur.
Claudia berusaha memahami maksud kata-kata dari Arthur tetapi percuma, dia sudah lupa semuanya. "Sepertinya anda lupa, lihatlah jari manis anda..., mungkin anda akan mengingatnya," ucap Arthur.
Claudia melirik jari manis tangan kanannya. Disitu ada cincin emas putih dengan ukiran yang sangat indah dan bahkan dia baru sadar bahwa sekarang dirinya memakai gaun pengantin. Sesaat, dia bingung apa maksud perkataan pelayan bernama Arthur itu tetapi kemudian ia mengingatnya.
"Aku sudah menikah?" tanya Claudia tidak yakin. Arthur mengangguk. "Ya, anda sudah menikah dengan Tuan Xander tetapi mungkin anda hanya mengingat beberapa kejadian saja," ucap Arthur.
Claudia tertegun. Dia bahkan tidak mengenali siapa itu Xander. "Apa maksudmu? bagaimana bisa aku tidak mengingat pernikahanku sendiri? jangan bercanda!" Claudia yang awalnya tenang dan santai kini emosi.
"Tenanglah Nona, pernikahan bukanlah hal yang buruk," ucap Arthur. Claudia mendengus. "Bukan hal yang buruk jika menikah dengan orang yang kucintai! Sedangkan dia? aku bahkan tak mengenal siapa Xander," sahut Claudia sambil mengacak rambutnya.
Arthur baru saja ingin mendekati Claudia tetapi pintu kamar terbuka. Disitu ada pria tinggi berkulit putih dengan tatapan mata yang tajam. Pria itu memakai jas hitam sehingga membuatnya terlihat semakin tampan. Tatapan Claudia terbius oleh ketampanan pria tersebut.
"Biar aku yang urus," ucap pria tersebut. Arthur mengangguk lalu menyingkir dari hadapan Claudia. "Aku Xander, suamimu," ucap pria tersebut. Claudia masih terdiam sambil memegangi ujung gaunnya.
Claudia tersenyum canggung. "Kau Xander? Suamiku?" tanya Claudia sambil menundukan kepalanya, pria di hadapannya terlalu tampan untuk dibentak sehingga ia menahan emosinya terlebih dulu.
Xander mengangguk lalu membalas senyuman canggung Claudia. "Ah, kau pasti menikmati kejadian semalam?" tanya Xander tiba-tiba. Claudia menatap Xander dengan tatapan bingung.
"Kau tau apa maksudku," ucap Xander sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia. Kemudian Claudia sadar apa yang sedang dibicarakan Xander.
"Sialan, apa yang kau lakukan padaku semalam?!" bentak Claudia. Tatapan terpesonanya kini berganti dengan tatapan penuh amarah. "Kalau kau lupa, Ya sudah," jawab Xander santai.
Claudia menggeram, hampir saja ia ingin memukul wajah Xander. "Awas kau macam-macam denganku! Akan kubunuh kau!" ucap Claudia mengancam.
Xander terkekeh. "Bunuh? Coba saja, dasar manusia bodoh lagipula semalam kau menikmatinya," sahut Xander sambil tersenyum licik.
"Tuan, sebaiknya kita pergi keluar saja, mungkin Nona Claudia masih shock dan tidak bisa berpikir jernih," ucap Arthur tiba-tiba.
Claudia lupa, pelayan tua itu sejak tadi berdiri di pojok ruangan mendengarkan obrolannya dan Xander. Tentu saja itu sangat memalukan karena mereka membahas tentang Kejadian Malam mereka.
Xander tidak berkata apa-apa dan pergi begitu saja. Saat Xander sudah keluar dari kamar, Arthur buru-buru mendekati Claudia.
"Kau bilang pernikahan itu tidak buruk? Lihatlah pertengkaran barusan," ucap Claudia. Arthur menunduk. "Maafkan saya Nona, tapi sebenarnya Tuan Xander adalah orang yang baik," sahut Arthur.
Claudia mendengus. "Huh, terserahlah," dengus Claudia pelan. "Nona, sebaiknya anda mandi saja dulu, nanti malam Tuan Xander akan mengajak anda makan malam," ucap Arthur sambil memberikan Claudia mantel handuk.
Claudia mengambil mantel handuk tersebut. "Dimana kamar mandinya?" tanya Claudia. Arthur menunjuk pojok kamar, ada pintu disitu. Tanpa basa-basi Claudia langsung masuk ke dalam sana.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck with Vampire
VampireBagaimana rasanya jika kamu terbangun dari tidurmu dan sudah berstatus sebagai seorang istri, yang lebih mengejutkannya lagi suamimu adalah seorang vampir.