Setelah selesai mandi, Claudia langsung mengenakan mantel handuknya. Udara terasa sangat dingin, Claudia menoleh ke arah jendela kamarnya yang menuju ke arah hutan. Hari sudah malam dan sepertinya ia sudah mandi sangat lama.
Tiba-tiba ada suara dari arah pintu, ternyata pintu kamar terbuka, Claudia melirik ke arah pintu tersebut. Ada Arthur yang sedang membawa sebuah gaun dan sepatu. Claudia langsung menghampirinya.
"Apa itu?" tanya Claudia. Arthur melirik gaun yang sedang dipegangnya. "Ini gaun untuk anda, setelah ini Tuan Xander mengajak anda makan malam di balkon kastil," jawab Arthur.
Claudia mengangguk-anggukan kepalanya. "Saya pergi dulu, Tuan Xander sudah menunggu jadi sebaiknya anda bergegas," ucap Arthur lalu pergi keluar kamar.
Claudia langsung melepas mantel handuknya lalu mengenakan gaun yang tadi diberikan Arthur. Gaun itu berwarna hitam dengan kilatan permata yang menghiasi gaun tersebut. Tetapi, Gaun itu terasa sesak di bagian dada dan pinggang.
Claudia berbaring di atas ranjangnya. "Ini sesak sekali, rasanya aku ingin pakai kaos biasa saja," ucap Claudia sambil memejamkan matanya.
Tiba-tiba seseorang mendobrak kamar. Bukan Xander ataupun Arthur tetapi pelayan wanita tua, terlihat dari pakaiannya yang lumayan mirip dengan pakaian Arthur.
"Kenapa lama sekali?! Tuan Xander sudah menunggu di bawah, cepatlah! Lambat sekali," ucap pelayan tersebut dengan nada yang sangat tinggi. Setelah mengatakan itu, pelayan tersebut langsung pergi dan membanting pintu. Claudia yang melihatnya hanya bisa meringis.
"Apa-apaan itu? kurang ajar sekali," ucap Claudia. Tanpa pikir panjang ia langsung pergi keluar kamar. Pelayan yang tadi memarahinya sedang terlihat berada di ujung koridor, otomatis Claudia langsung lari mengejarnya.
Setelah melewati beberapa lorong panjang lainnya, Claudia menuruni tangga aula lalu menuju ke ruang makan.
Besar sekali. Gumam Claudia saat melihat Aula kastil.
"Nona Claudia? Ayo ikuti saya," ucap Arthur. Claudia menoleh ke arah pintu yang berada di dekat ruang makan lalu menyusul Arthur.
Dibalik pintu tersebut ada tangga yang sangat panjang. Claudia terus menaiki satu persatu tangga tersebut hingga akhirnya ia sampai di tujuan tangga. Balkon kastil.
"Tuan Xander sudah menunggu disana," ucap Arthur sambil menunjuk ke arah Xander yang sedang duduk di meja makan kecil yang berada di tengah-tengah balkon.
Langit malam dan bintang-bintangnya terlihat sangat jelas dari sini. Claudia berjalan menuju meja makam tersebut lalu duduk di kursinya. Xander menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam.
"Lama sekali," ucap Xander.
"Aku mandi,"
"Aku tau, tapi itu sangat lama,"
"Wajar saja, aku wanita,"
"Aku mengenal wanita yang mandi hanya satu menit,"
"Tapiㅡ,"
Belum selesai Claudia berbicara, Xander sudah memotongnya. "Diamlah, wanita itu memang tidak pernah mau mengalah," ucap Xander dengan nada yang tegas. Claudia langsung terdiam.
Bukannya kau yang tidak mau mengalah? Balas Claudia dalam hati.
Tidak lama kemudian makanan mereka datang. "Kau makan makanan manusia juga? bukankah kau Vampir?" tanya Claudia. "Memangnya tidak boleh? Kau ingin aku menghisap darahmu?" tanya Xander balik.
Claudia menggeleng. "Aku hanya bertanya," ucapnya. Xander tersenyum sinis. "Kau sudah berani menyahutku ya?" ucap Xander sinis.
Lagi-lagi Claudia terdiam. "Bicarakan hal normal saja," ucap Xander. Claudia menyerngit. "Hal normal? bagaimana bisa aku membicarakan hal normal bersama mahluk tidak normal," ucap Claudia.
Xander menatap Claudia dengan tajam lalu tersenyum. "Jawaban yang kurang ajar," sahut Xander. Claudia meringis. "Baiklah mari bicarakan bagaimana kita bisa menikah? Aku bahkan tidak mengingat apapun," ucap Claudia.
"Bagaimana kita menikah? itu simpel, kita mengucapkan janji suci lalu kita menjadi pasangan," jawab Xander. "Terserah kau saja," sahut Claudia sambil memakan makanannya.
"Setelah itu malamnya kita melakukan malam pertama, simpel kan?" ucap Xander tiba-tiba. Claudia refleks menoleh dengan tatapan bingung. "Kau sudah melakukan hal yang tidak pantas kepadaku?" tanya Claudia dengan tatapan emosi.
Xander mengangguk. "Memangnya kenapa? hal itu normal bagi pasangan suami istri kan?" Tanya Xander dengan tatapan liciknya.
***
"Nona Claudia mengapa anda terlihat sedih?" tanya Arthur. Claudia menggeleng. "Arthur..., apakah benar aku sudah tidak suci lagi?" tanya Claudia balik.
"Apa maksud anda, Nona?" tanya Arthur dengan nada kebingungan. Bukannya menjawab, Claudia malah menangis lalu memeluk bantalnya. "Xander bilang kami melakukan malam pertama dan saat itu aku kan belum sadar," jawab Claudia.
Arthur tertawa kecil. "Kenapa kau malah tertawa?" tanya Claudia yang masih menangis tersedu-sedu. "Ah, maaf Nona saya tidak bermaksud," ucap Arthur.
Nona Claudia polos sekali. Batin Arthur sambil tertawa.
"Nona, tenanglah, saya juga tidak tahu apa yang kalian lakukan saat itu tetapi bukankah wajar? Malah hal seperti itu adalah kewajiban," ucap Arthur menenangkan Claudia. "Wajar kalau dia orang yang kucintai!" sahut Claudia.
Tidak lama kemudian pintu kamar diketuk dan muncul Xander. "Kau menangis hanya karena aku mengatakan hal itu?" tanya Xander sinis. Claudia malah mengencangkan tangisannya. Wanita mana yang tidak sedih kesuciannya direngut oleh pria yang tak dikenal? meskipun pria tersebut suaminya.
Xander tertawa kecil. "Aku Vampir dan kaum kami memiliki nafsu yang sangat tinggi, jadi kau tidak bisa menyalahkanku," ucap Xander. Arthur melirik ke arah Xander. "Tuan, jadi itu benar?" tanya Arthur. Xander mengangguk.
Xander duduk di ujung ranjang lalu memeluk Claudia. "Berhentilah menangis, Aku minta maaf," ucap Xander. Claudia seketika terdiam lalu memejamkan matanya.
"Tidurlah, aku akan menemanimu, Arthur kau boleh pergi," perintah Xander. Arthur mengangguk lalu pergi keluar kamar.
Setelah memeluk Claudia dalam jangka waktu yang cukup lama. Xander melirik ke arah Claudia yang sudah tertidur dalam pelukannya. Setelah itu Xander membaringkan Claudia.
"Huh, menyusahkan saja," dengus Xander. Setelah itu ia langsung pergi keluar kamar.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck with Vampire
VampireBagaimana rasanya jika kamu terbangun dari tidurmu dan sudah berstatus sebagai seorang istri, yang lebih mengejutkannya lagi suamimu adalah seorang vampir.