part 2

1.7K 191 16
                                    


Hening. Selama perjalanan dari acara televisi tersebut tak ada yang membuka percakapan. Wayo masih belum sepenuhnya tersadar dengan apa yang baru saja terjadi. Apakah dia harus bahagia karena seperti menang undian yang hadiahnya adalah pria tampan dan tajir? ataukah dia harus ketakutan karena saat ini dia seolah sedang di culik oleh seorang pedofil? entahlah. Sepertinya pikiran Wayo sekarang sedang bertamasya keliling tata surya. Sedangkan Phana, ia sibuk menyetir dan tak lupa sesekali mencuri-curi pandangan melihat raut wajah Wayo yang tak berubah sedikitpun. Lucu, imut, menggemaskan, cantik, tampan semua ada di dirinya.

30 menit kemudian sampailah di basement. Phana memarkirkan mobilnya. Setelah mobil terparkir Phana terdiam melihat Wayo yang ternyata ketiduran. Phana memandangi wajah tenang dan polos milik Wayo yang seperti bocah berumur 10 tahun.

Tak lama kemudian merasa seperti mobil berhenti, Wayo mengerjap-ngerjapkan matanya. Merentangkan tangannya ke atas dan menoleh ke kanan. Dia kaget. Sangat kaget karena mata kantuknya bertatapan langsung dengan mata indah milik Phana yang seperti seorang malaikat. Jika benar ia malaikat, maka Phana adalah malaikat tanpa sayap yang ditakdirkan untuk menjaga Wayo. Phana masih menatapnya. Phana mendekatkan tubuhnya ke Wayo. Wayo masih menatapnya, tubuh Wayo perlahan mundur seiring dengan tubuh Phana yang semakin maju dan mendekat.

dukkkk

Suara punggung Wayo sudah terpentok oleh pintu mobil. Wayo gugup, sangat gugup. Bahkan ia tak mampu untuk mengucap satu katapun. Seolah pita suaranya telah hilang. Wayo mulai berkeringat saat wajah Phana berjarak sangat dekat. Deru nafas Phana sangat terasa di wajah Wayo. Reflek Wayo segera menutup matanya. Merasakan hawa terasa mendadak panas tak lupa keringat sudah mulai menetes membasahi keningnya

klikkkkk

suara seat belt. Phana ternyata membuka seat belt milik Wayo. Wayo membuka matanya ketika seat belt tersebut sudah tidak megikat tubuhnya.


cuppp

DEG... Blushhh

Tubuh Wayo seketika menegang dan wajahnya memerah merasakan kecupan sekilas yang diberikan oleh phana.

"Apakah di sini sangat panas hm? ayo kita pindah ke kamar. Tenang baby akan aku atur ACnya dan nikmatilah malam kita" Phana mengelap keringat yang menetes di kening Wayo. Diam. Wayo hanya diam. Dia seolah terhipnotis dan Phana hanya menyeringai.

Phana keluar dari mobil. Ia berjalan dan kemudian membuka pintu agar Wayo keluar. Phana menggandeng tangan Wayo memasuki apartemen dan menuju lift. Setelah keluar dari lift kemudian berjalan menuju kamar nomor 3. Phana melepaskan genggaman tangannya dan membuka pintu.

Phana berbalik menghadap ke arah Wayo "masuklah baby" Phana mengedipkan matanya sambil menyeringai.

Wayo seketika tersadar. Ia bingung. Wayo menatap sekeliling dan... Asing. Wayo tak mengenal tempat ini dan juga... Bagaimana ia bisa sampai sini. Kemudian pandangannya beralih kepada pria tinggi yang kini melangkah masuk ke dalam kamarnya. Wayo ingat sekarang, sebelumnya dia berada di sebuah acara tv dan... Orang itulah yang memilihnya dan membawanya keluar.

"Yak! siapa kau bajingan? kenapa aku bisa sampai sini? bagaimana aku bisa kesini? untuk apa aku kesini? aku bahkan tidak mengenalmu!"

"Shittt apakah tadi aku berkedip kepadanya" batin Phana. Langkah Phana terhenti

"Aku Phana, aku tertarik padamu dan itu sebabnya kau ada di sini. Kau hanya perlu memuaskanku. Ahhh tidak... Aku yang akan memuaskanmu baby. Dan detik ini juga kau jadi pacarku" Phana menyeringai

Take Me Out (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang