BAB II MESSAGE IN THE BOTTLE

466 55 7
                                    

"Selamat! Kau terpilih menjadi temanku"

**********

"Selamat pagi, semuanya", sapa Ms. Charlotte, si kepala pelayan yang merangkap sebagai tangan kanan Mr. Shone, manajer Le Paradis.

"Selamat pagi, Ms. Charlotte",ucap seluruh pelayan.

"Ok. Good, pagi ini kita akan menyiapkan cafe ini seperti biasa. Semua harus sempurna agar para pelanggan puas dengan cafe ini. Perhatikan kebersihan setiap sudut cafe ini, pukul 13.30 kita berkumpul kembali",ucap Ms. Charlotte

"Baik, Ms. Charlotte",ucap seluruh pelayan Le Paradis.

"Good. Sekarang mulailah bekerja",ucap Ms. Charlotte yang kemudian jalan berbalik menuju ruang kepala pelayan.

Seluruh pelayan mulai mempersiapkan cafe sedemikian rupa. Ya. Cafe ini sangat perfectionist, sedikit saja table cloth tidak terpasang dengan simetris, maka Mr. Shone akan menyinggung kinerja seluruh pelayan. Sadis memang. Tapi itulah yang membuat Le Paradis menjadi tempat yang indah.

"Huft! Aku sangat gugup, Am!",bisik Rossy.

Amy terkikik melihat keringat yang mengalir di dahi Rossy. Rossy adalah tipe gadis yang mudah gugup, apabila ia sedang gugup maka keringat dingin akan mengalir deras di dahinya. Sedangkan Amy adalah tipe gadis yang menanggapi segalanya dengan tenang, sehingga keringat yang ia keluarkan saat ini normal akibat aktifitasnya.

"Tenang, Rose. Semua akan baik-baik saja. Lihat, bisa-bisa make up-mu nanti luntur",ucap Amy seraya memberikan tissue yang selalu ia bawa di kantung roknya.

"Tapi ini benar-benar membuatku gugup, Am. Bagaimana kalau pelanggan tidak menyukai cara kerjaku nanti? Apa penampilanku sangat buruk dengan keringat sialan ini, Am?"ujar Rossy panik.

Amy tersenyum menarik lengan Rossy ke depan kaca yang terpasang indah di dinding dengan ukiran khas eropa sehingga membuat cafe itu terlihat sangat artistik. Ia berdiri di belakang Rossy, tubuhnya yang hanya setinggi pundak Rossy membuat Amy sedikit berjinjit.

"Look at you. Kau itu sungguh cantik, Rose. Hampir mendekati sempurna kurasa. Jadi tak ada yang perlu kau risaukan, aku yakin seyakin-yakinnya para pelanggan akan menyukaimu. Berhentilah rendah diri seperti itu, Rose",jelas Amy.

Rossy menghela nafasnya menatap dirinya lalu bergantian menatap Amy dari cermin.

"Aku tidak sepertimu yang pandai berbaur dengan orang baru, Am. Buktinya hanya kau satu-satunya sahabat yang kupunya. Kau juga terlihat menarik dengan kulit eksotis itu",ucap Rossy.

"Kau mengigau ya? Lihat aku. Tubuhku gempal, tinggiku hanya rata-rata yang hampir mendekati pendek. Kulitku coklat karena terlalu sering main di pantai. Apa yang kau sebut eksotis, Rose",balas Amy

"No, Am. Lihat, matamu yang berwarna coklat madu itu membuat siapapun tidak akan bisa mengalihkan pandangannya. Dan rambutmu yang sebagu dengan warna kemerahan akibat sinar matahari sungguh keren",bisik Rossy.

"Sudahlah, intinya kau tidak perlu gugup. Semua akan baik-baik saja. Jadi ayo kita lanjut bekerja",ucap Amy yang menarik lengan Roasy untuk kembali ke meja yang tengah mereka persiapkan masing-masing.

Message In The BottleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang