"Aku rindu kamu."
Itu yang aku dengar setelah lama kita terlibat dalam percakapan di antara bulan yang memperhatikan dan bintang yang mentertawakan.
Rasa takutku telah mengikis perlahan rasa ingin tahuku apa tujuanmu mengajak melakukan video call. Rasa maluku menghentikan bibirku bertanya apakah kau menghubungiku karena rindu atau hanya untuk menghilangkan suntukmu? Pikiranku melantur tidak ingin dipenuhi segala kemungkinan alasan itu
Namun saat kita berdua terdiam, kehilangan tawa yang tergantikan senyuman sendu, kau memandangku dan mengucapkan, "Pengen meluk kamu."
Berdebar.
Tidak perlu kau tanyakan, seluruh sel-sel di dalam tubuhku telah mengkhianati kepercayaanku. Saat pikiranku ingin menipu bahwa aku tidak merindukanmu, tetap saja setiap centi bagian tubuhku meremang mendengar ucapanmu itu.
"Untuk apa meluk?" Tanyaku saat itu. Dengan nada tidak senang, sedikit mendegus bahwa semua yang kau katakan hanya kebohongan untuk tidak terlalu menyakitiku
"Biar kamu tahu bagaimana rindunya aku ke kamu."
Ya Tuhan!! Aku ingin menangis. Aku bersumpah demi apa pun yang menjadi sumber kehidupanku, demi setiap tarikan nafas yang membuatku tetap hidup hingga kini, aku merindukannya. Hatiku menginginkan dirinya ada di sini dan ingin kudekap erat tanpa ingin aku lepas.
Wajah sendu itu. Suara lembut itu. Meskipun kau berbohong saat itu, namun bagiku kau tetap mengatakan kejujuran yang ada di hatimu.
Aku menemukan jawaban
Setiap perubahan yang sangat menyakitkan aku seorang
Dimana malam-malam aku habiskan berteman dengan kegelapan, bercakap dengan penghuni malam, disahut oleh jangkrik dan ditimpali bijaksana oleh burung hantu di dahan.
Aku kini tahu
Tapi sampai kapan Dewa?
Akankah kau tetap menjaga jarak dariku demi melindungi diriku dari kehancuran?
Akankah hatimu tetap bungkam jika kau benar merindukan?
Akankah kau mau meladeni setiap kerinduan tak terucap yang aku kirimkan dalam pesan whatsapp-mu?
Aku kini tahu
Dan aku malu
Betapa rinduku telah membebanimu
Padahal aku tidak ingin sama sekali membuatmu terbeban
Aku tidak ingin cinta ini membuatmu tertekan
Sekarang aku hanya diam
Akankah lebih baik jika aku tidak mengetahui jawaban daripada merasa membuat orang yang kusayang tertekan?
Akankah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seharusnya Kita
RomanceMencintaimu adalah perngorbanan yang harus aku bayar dengan keikhlasan. -Neneng Lestari