[ Teruntuk Kalian Tuan Tuan Penebar Harap ]
Ada sedikit pesan yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Bukan bermaksud untuk menyalahkan, namun saya hanya ingin beberapa dari kalian paham. Jadi, izinkan saya menuliskan ini.
/1/
Jangan pernah coba tuk menyentuh palung
hati seseorang jika kalian tak pernah ingin ada yang jadi nyata. Sudah banyak derita yang kita rasa ketika kalian memilih pergi setelah mati-matian mengejar cinta, katanya. Apakah semudah itu tuk menanam bunga di segala arah, lalu pergi seolah tak pernah?
/2/
Jangan sekali-kali menebar rindu jika pada akhirnya malah kau jemput sendu. Kalian datang memberi hiburan kepada hati yang sedang pilu, membiarkan rasa itu menjalar ke sela-sela sendi yang hampir biru, dan ketika aliran angan sudah sampai di batas harap kalian dengan sadar mengambil langkah jauh dan membiarkan rasa ini lumpuh. Dasar pembunuh!
/3/
Jangan seolah menjadi kenang jika malah
genang yang buat kita tenggelam. Ketika
kalian memilih hilang setelah membuat kita
percaya pada ayat-ayat janji yang tak kunjung ditepati, malah membuat kita mati rasa dalam lubang-lubang dusta tak punya nama. Sadarkah kalian?
/4/
Jangan seolah tawarkan peluk jika pada akhirnya kita sendiri yang kalian biarkan terpuruk. Sudahlah, jika sedari awal memang tak pernah ada rasa maka tak perlu kalian menjelma menjadi hangat saat gelap mulai pekat. Pada akhirnya kita akan memeluk ruang-ruang hampa yang dulu kalian bawa, sedangkan kalian hilang tak ingat pulang.
--------------------------------------------------------------------
Tuan, jangan pernah mengutuk kita yang terlalu cepat menaruh rasa
Hati bukanlah suatu hal yang bisa kalian prediksi
Dan, rindu bukanlah perihal rasa yang bisa kalian bagi-bagi
Pahamilah, ketika kalian berani membuat wanita jatuh pada kedipan mata yang di buat teduh, maka rasa harus dijaga agar tak jadi dusta.
Namun, ketika kalian berlari seolah tak ingat
janji, kupastikan pilu yang kalian tanam akan membunuh kalian secara pelan-pelan.
-N // Jangan Balut Harap dengan Semu.
