Chapter 24 : Are you?

3.1K 288 30
                                    

.

.

.

Sekarang, tidak akan ada lagi penguasa yang mengatasnamakan keadilan untuk kepuasan mereka.

Tidak ada lagi air mata kesedihan.

Tidak ada lagi jerit ketidakadilan.

Semua itu telah dihancurkan.

Tak perlu menunggu langit untuk menghukum.

Jika langit tidak menurunkan penghakiman, maka aku yang memberikannya.

Dengan tangan yang penuh dengan darah ini.

Untuk mereka yang menderita.

Demi mereka yang telah mati atas nama ketidakadilan.

Dengan tangan ini, tidak akan kubiarkan apa yang sudah dihancurkan, kembali!

...

"Nona, semua yang sudah diinstruksikan sudah selesai. Apa kita kembali sekarang?"

"Hm. Persiapkan semuanya. Kita kembali," ucap sang Nona itu dengan nada yang tak tergoyahkan.

"Baik!" sosok itu langsung menghilang menyatu dengan malam.

Sang Nona yang masih menutup matanya kini membuka matanya. Terlihat iris merah dengan garis vertikal di matanya. Rambutnya yang berwarna merah menambah kesan keberanian dan ketegasan dengan aura haus darah yang kental.

"Tunggu aku, Naruto. Aku akan segera kembali. Dan juga..."

***

"Heh, sekolah jadi terlihat berbeda.." ucap seorang gadis bersurai hitam panjang itu setelah memasuki area KHS dengan tatapan takjub.

"Tentu saja. Pesta kelulusan akan dimulai dua hari lagi. Pasti akan sangat meriah! Ah... Aku sudah tidak sabar!" ucap seorang gadis yang berada di sampingnya dengan semangat.

"Ah! Aku baru ingat. Aku mendengar bahwa pesta kelulusan tahun ini ada yang istimewa." ucap gadis itu menambahkan.

"Heeh... Bukankah itu bagus?"

...

Sasuke yang sedang duduk di kursi membuka matanya yang sejak tadi terpejam setelah mendengar penuturan dua orang itu.

Istimewa?

Mengapa ia tidak tahu?

Yah.. Sasuke tidak terlalu peduli dengan itu. Ia langsung beranjak berdiri dan melangkah menuju kelasnya.

Setelah sampai di kelasnya, Sasuke langsung duduk dan membuka buku yang sejak kemarin dibacanya. Saat akan membaca, pandangan Sasuke tidak sengaja menatap bangku di sebelahnya.

Bangku Naruto.

Tatapannya kembali sendu.

"Yo! Sasuke!" melihat Sasuke kembali murung, sebagai sahabat yang baik, Kiba mencoba menghibur sahabatnya yang kelewat tampan ini.

"Hn," jawab Sasuke cuek dan membaca bukunya.

Dahi Kiba berkedut. Walaupun ia sudah sangat tahu tabiat Sasuke, namun tetap saja ia merasa kesal. Niatnya menghibur, malah dia yang diabaikan. Bagaimana tidak kesal?

"Huh, terserah kau saja!"

Melihat raut kekesalan Kiba, teman-teman sekelasnya tertawa.

"Apa yang kalian tertawakan?" teriak kiba.

Who Is She?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang