Kisah berkelebat di ujung lembayung.Bayangan menghias dalam kehampaan.
Bangunkanku dari mimpi buruk ini.
Semesta membeku saat kau tak di sisiku.
(Fiersa Besari - Lembayung)
Kehilangan orangtua sekaligus dikhianati seorang yang kita dicintai, siapa yang sanggup dengan keadaan tersebut. Bahkan untuk melanjutkan hidup dan bernapas esok pagi pun sudah tidak tertarik Ia lakukan. Sementara, Ia harus melanjutkan hidupnya dengan seseorang pilihan ayahnya yang kini jadi suaminya, seorang tentara yang sampai saat ini masih sangat asing baginya.
---
Makassar, Februari tahun 2015.
Perjalanan hidup membawa Aya Ramadlani pergi jauh meninggalkan kota yang selama ini memberikan ketenangan sampai di usia nya yang kini menginjak 23 tahun. Bandung baginya tetap istimewa, selain tempat kelahiran orang tuanya, tempat itu seakan menjadi saksi bisu atas semua kejadian dalam hidupnya. Tidak mudah baginya menerima semua yang ada di hadapan nya kini. Bukan karena tempat baru, yaitu sebuah rumah dinas berwarna hijau pupus di salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang harus Ia tinggali sekarang, melainkan sosok lelaki yang membawanya untuk menghabiskan sisa perjalanan hidupnya yang bahkan tidak ingin lagi Ia lanjutkan.
Hanya dalam beberapa hitungan bulan, hidupnya seakan berubah 180 derajat. Kehilangan seorang Ayah amat sangat membuat hidupnya terpukul ditengah kesedihan ditinggalkan kekasih yang tiba-tiba membatalkan pertunangan yang sudah disepakati. Pikiran nya kacau bahkan tidak bisa digambarkan, menanggung kesedihan mendalam seakan tidak ada lagi kebahagiaan yang akan dijumpai.
"Kamu pasti capek, langsung istirahat aja biar aku yang membereskan barang-barangnya." suara bariton membuyarkan lamunan panjangnya yang sedari tadi hanya duduk mematung di tepi ranjang sebuah kamar. Aya menatap lelaki itu kemudian menunduk kembali.
"kalo gitu aku keluar dulu." lanjutnya sambil mengulum senyum, suasana kikuk diantara keduanya, lelaki itu memutuskan keluar.
Perlahan Ia baringkan tubuhnya di atas kasur. Tidak bisa dipungkiri perjalanan Bandung-Makassar membuatnya lelah. Tanpa terasa, air mata nya kembali menetes membayangkan kejadian beberapa bulan belakangan ini.
YOU ARE READING
Elegi Esok Pagi
General FictionKehilangan orangtua sekaligus dikhianati seorang yang kita dicintai, siapa yang sanggup dengan keadaan tersebut. Bahkan untuk melanjutkan hidup dan bernapas esok pagi pun sudah tidak tertarik Ia lakukan. Sementara, Ia harus melanjutkan hidupnya deng...