04.Holiday

7.7K 430 11
                                    


Voment please

Oatsflorland itu negara yang author karang sendiri karena hasil panen negara itu yang berupa gandum dan bunga, di mana negara itu berada? Author sempat bingung sih tapi Author akhirnya milih bahwa negara itu bagian kecil dari benua Eropa saja.

Mungkin itu dulu yang dapat Author kasih tahu ya! Jika ada pertanyaan lainnya silahkan coment ya!

****

Happy readingg

Di sinilah mereka berempat berada, di sebuah negara kecil dari bagian benua Eropa yang luas dan berjuta tempat indah. Kota dengan sistem pemerintah kerajaan, itu yang Dea baca dari paduan tour mereka. Mereka tidak tahu jika negara ini masih ada dalam peta dan tidak semua orang tahu akan ke beradaannya. Karena dalam peta, negara ini begitu kecil dan jarang di bahas dalam buku serta pelajaran geografi. Atau Dea sendiri yang kurang memperhatikan? Bahkan Andy Winda juga Raffa sama-sama asing dengan negara itu.

"Wahh, gila indah banget." decak kagum terlontar dari bibir kecil Winda, Dea mendongak. Menghirup udara segar yang jarang Ia hirup selama Ia tinggal di Jakarta. Di sini benar-benar seperti surga bagi para pecinta alam, langit biru yang di hiasi oleh burung-burung yang terbang bebas mengepakkan sayapnya. Awan bergemul dengan warna putih bersih tanpa adanya noda hitam di bagiannya. Seperti negara ini benara-benar tercipta dan terjaga dengan baik.

"Kita sudah di tunggu sama mobil yang jemput Kita." Andy memperingati mereka, nyatanya Clara sama sekali tidak melepaskan mereka begitu saja tanpa pengawasan. Wanita cantik yang Dea panggil Mom itu benar-benar ingin mereka menikmati waktu liburan mereka tanpa memikirkan akan ke mana dan di mana mereka bisa mendapatkan mobil jika ingin keliling kota indah ini.

"Ini baru bandara tapi semua terlihat sangat indah." lagi Winda terkagum-kagum, Dea menyetujui itu. Masih di bandara saja mereka di suguhi dengan pemandangan yang begitu indah dan asri.

Mereka masuk ke dalam mobil Van yang membuat mereka dapat melihat dan bergerak dengan leluasa bagaimana indahnya kota yang akan mereka kunjungi saat ini. Seperti tidak ada yang cacat di negara dengan perkembangan pesat dalam bidang pertanian gandun serta bunga dan pariwisata terbesar di Eropa ini.

"Bang, Gue boleh tinggal di sini ya?" tanya Dea, Andy memandang Dea dengan pandangan aneh serta bingung. Dea adalah orang yang tidak akan meminta hal yang aneh termasuk meninggalkan Indonesia yang begitu Dea kagumi.

"Jangan aneh-aneh deh Di! Mom pasti nyesel karena minta Kita ke sini kalau Lo sampai enggak ikut Kita pulang lagi." entah ke napa Andy merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Dea kali ini. Ini terlihat sangat serius tidak seperti biasanya, tinggal di negara asing yang baru pertama kali mereka kunjungi.

Setelah pertanyaan yang di jawab oleh Andy, Dea kembali melihat pemandangan yang membuat Dea tenang. Tanpa ada rasa takut yang Ia alami, seperti tiap harinya saat berada di rumah bersama dengan Mama dan Kakaknya. Entahlah Dea tidak tahu ke napa Ibunya itu berbeda? Kasih sayang yang di bagi dengannya dan Kakaknya terasa berbeda.

"Di." panggil Winda, Dea membuka mata saat tadi memejamkan matanya mengingat Mama dan Kakaknya. Dea menoleh ke arah Winda dengan senyum yang terlihat tenang.

"Hm." Winda tersenyum.
"Kita mau liburan bukan mau berlalu sedih ok." seolah tahu apa yang sedang Dea pikirkan, Winda memeluk Dea. Andy dan Rafael ikut dalam pelukan itu.

"Di, Kita sayang sama Lo, jadi Kita enggak mau Lo merasa sendiri." itu hal yang di ucapkan Andy, begitu tulus. Dea tersenyum melepaskan pelukan mereka.

"Bang Didi tahu, Didi juga sayang Abang. Sayang Mom dan kalian berdua.".

****

"Ini bener hotelnya Bang?" tanya Dea tidak percaya dengan hotel mewah yang menjulang tinggi di hadapannya. Andy mengangguk lemah karena Dia sendiri juga merasa tidak percaya dengan hotel yabg sudah di siapakan oleh Mommynya. Begitu mewah dan Andy tidak tahu berapa uang di keluarkan Clara hanya untuk sebuah kamar hotel yang ada di sini.

"Kayanya Kita harus tanya Mom deh An." usul Rafael, Winda mengangguk.

"Ya kali, lihat pada jadwal kunjungan Kita ke negara ini. Dari bandara Kita ke hotel Flowering hotel's." Andy melihat layar ponselnya yang menampilkan sederet jadwal liburan mereka.

"Iya sih, apa enggak ke terlaluan Mom itu buat liburan mewah kaya begini buat Kita?".

Andy mengedikkan bahu acuh atas pertanyaan sahabatnya. Mereka melangkah ke dalam hotel untuk referensi check in mereka dan benar kamar VIP mereka dapatkan.
"Jagain Adik Gue, Lo." pesan Andy saat mereka akan memasuki kamar hotel, Dea dan Winda memutar matanya malas atas sikap protectiv Andy pada Dea.

"Elah Lo gayaan, kamar saja gandengan." ucap Rafael kesal karena Andy terlalu lebay mengenai Dea, ya Rafael paham atas khawatirnya Andy. Tapi ini bukan Jakarta, di mana Dea bisa dalam bahaya jika mereka lengah. Femi tidak mungkin muncul di sini dan menyeret Dea pulang untung menghadap sang bos besar, tentu saja Mama Dea.

"Ya Gue khawatir saja tahu." Dea memeluk Andy.

"Bang Gue bukan anak-anak lagi yang harus Lo jagain 24 jam." Winda dan Rafael tidak bisa menahan tawanya.

"Ck Lo berdua suka banget bikin Gue kesel." Andy menjitak kepala dua sahabatnya yang sayangnya sudah jadian sejak mereka SMA yang membuat mereka kompak ngledekin Andy.

Dea membuka pintu balkon kamar hotel saat sudah memasuki kamar mereka.
"Wah Gue bakal betah berlama-lama di sini." Dea terkagum-kagum, pada dasarnya Dea adalah gadis yang selalu banyak tingkah hanya saja kadang Dia akan jadi sangat diam ketika Dia ingat akan kehidupannya saat bersama Mama dan Kakaknya.

"Iya Gue juga." Winda ikut nimbrung setelah tadi meletakkan kopernya di atas ranjang kamarnya.

"Udaranya beda banget sama Jakarta." Dea mengangguk mengiyakan perkataan Winda.

"Jadwal Kita liburan bisa enggak kalau Kita ganti? Enggak sesuai dengan yang di berikan Mom." Dea menaikkan satu alisnya mendengar ide Winda.

"Memang Lo mau ke mana?" tanya Dea, Winda menyengir. Dea menyipitkan matanya.

"Lo ada maksud tertentu ya?" tanya Dea curiga, Winda menggaruk tengkuknya.

"Kayanya kalau Kita ikuti tour Mom, Kita berasa tour bisnis bukan tour anak muda." jawab Winda jujur dan Dea akui itu setelah membaca jadwal tour mereka. Mereka hanya mengunjungi berbagai hotel-hotel ternama di negara indah itu dan gedung pencakar langit.

"Kita bisa buat jadwal ulang, Lo bantu Gue. Bilang pada Rafa." Winda mengangguk setuju, tahu apa yang akan di lakukan sahabatnya itu.

****

ELLOVAS FELIX DEXANOVA

ELLOVAS FELIX DEXANOVA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DEANOVA DEXTRANOVA

DEANOVA DEXTRANOVA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Voting readers

Gracias

04 Mei 2018

Prince (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang