Chapter 17

17.9K 996 10
                                    

Malam berganti siang, gelap berganti terang  jiwa sepi berganti jiwa gembira. Percaya bahwa tindakan yang telah di ambil akan berimbas pada kebahagiaan. Demi seseorang yang berhati mulia...

Tak ada seorang pun yang akan mengetahui nasib seseorang, tak kecuali peramal yang akan mengetahuin nasib seorang tersebut. Peramal pun mereka sering menafsirkan  kurang akurat, peramal hanyalah manusia biasa yang tak luput dari ke selahan...

Seorang yang tak ingin merasakan buruknya kehidupan setelah ini, setelah dia merelakan semua yang telah tiada.

Khloe beranjak dari ranjangnya diiringi suara decitan ranjang kayu. Ranjang yang berbalut sprei pink dengan motif bulan dan bintang berwarna kuning dengan kasur yang tak lagi nyaman.

Dia memegang lehernya yang terasa nyeri dan badan yang tak karuan. Bukan mendapatkan tidur nyenyak Khloe malah tersiksa jika tidur di ranjang yang sudah kekecilan untuknya. Setiap malam mimpi itu datang dan Khloe merasa dirinya harus ke rumah sakit dan berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, atau ini hanya faktor ranjang yang tidak baik untuk dia tiduri, bahkan ini tidak layak untuk di tiduri lagi.

Dan Khloe berniat akan mengganti ranjang itu!

Khloe memilih untuk bangun dan berjalan ke arah dapur, dia membuka lemari pendingin sesaat dia menarik napasnya kasar karena hanya menemukan satu butir telur. Dia menutup lemari pendingin itu dan menggulung rambutnya asal dan berjalan menyalakan kompor di sisi kiri.

Satu butir telur cukup untuk sarapannya pagi ini, setelah dia membereskan rumah dan mandi Khloe langsung akan melakukan aktivitasnya yaitu membuka toko Flower Eileen dan setelah itu dia akan menemui Eileen yang mulai membaik.

Khloe terpekik hingga hampir terjatuh jika saja tangan besar itu tak merengguhnya. Tiba - tiba saja Liam berada di depan pintu flatnya saat Khloe ingin keluar, otomatis Khloe terkejut dia terlonjak. Liam menatap Khloe dengan tatapan datar dan dingin.

"Dasar rubah bodoh." ucap Liam dengan ketus.

Khloe langsung melepaskan tangan Liam yang berhasil menangkap tubuhnya, ia menepis saat dirinya sudah berdiri normal menatap Liam tak kalah datar.

"Mau apa kau pagi - pagi datang kemari?" tanya Khloe yang bersedekap tanpa mengucapkan tanda terima kasih pada Liam yang telah menolongnya, mungkin saja jika tak ada Liam Khloe akan jatuh.

Tanpa mempedulikan ucapan Khloe, Liam menggeser tubuh Khloe yang hampir tersungkur menyerobot masuk ke dalam flat, Khloe berdecak sebal. Liam begitu tak sopan masuk tempat tinggal orang begitu saja tanpa permisi sang pemiliknya.

Liam mengedarkan pandangannya pada setiap sudut flat yang menurut Liam sudah tak pantas lagi untuk di tinggali, bahkan tempat ini begitu kumuh dan tak sehat.

Liam menaruh bingkisan di atas meja kayu yang usang, lalu dia duduk di sofa kekecilan dengan menyilangkan kakinya.

"Mom menyuruhku untuk membawakan makanan untukmu," ucap Liam, Khloe langsung menghampiri Liam dan duduk di sisi yang agak berjauhan dari lelaki itu.

"Kau harus memakannya, jika tidak Mom akan memarahiku. Cepat makan!" ujarnya ketus.

Khloe mencibir sebelum dia menjawab,"Aku sudah sarapan." Khloe menatap Liam dengan pandangan kesal.

"Sarapan dengan hanya satu butir telur tidak akan membuatmu kenyang, kau akan lemas bahkan dua jam lagi kau akan jatuh pingsan..." Liam yang masih datar. Khloe terkejut dalam hati bagaimana Liam bisa tahu bahwa dia hanya memakan satu butir telur. Khloe memincing pada Liam dengan tatapan curiga.

"Aku jelas mengetahui semuanya hingga seluk beluk pakaianmu," ucap Liam langsung membuat Khloe tepekik, dan dia percaya bahwa Liam adalah vampire yang menyamar jadi manusia.

"Kau menyeramkan..." Khloe bergidik ngeri.

Liam mengambil ponsel yang berada di saku celananya,"Cepat makan, aku akan mempotretmu, ini permintaan Mom jika aku sudah di sini dan melihat kau makan."

Jika berhubungan dengan Ibu Liam Khloe tidak ingin membantah dia membuka bingkisan itu dan langsung memakannya, Liam menatapa Khloe bahkan Liam tertuju pada bibir kenyal pink alami milik Khloe seakan dia ingin melumatnya lagi dan lagi...

"Mengapa kau menatapku seperti halnya aku adalah pisang? kau mau?" ujar Khloe yang menawarkan makanan lezat buatan Ibunya Liam.

Liam mencibir sebal, dia pikir dia seekor monyet yang lapar! "Tidak!" singkatnya.

"Cepat habiskan bodoh, aku tak banyak waktu hanya untuk melihatmu makan! cepat aku akan membawamu kepada Ibuku!"

Khloe menggeleng," aku harus membuka toko dan sehabis itu menjaga Eileen di rumah sakit,"

"Apa uangku kurang untukmu, hingga kau masih membuka toko itu jalang?"

"Uang yang kau berikan untuk Eileen... dan aku tidak sudi memakainya."

"Jual mahal sekali kau jalang!"

-------------------------------

Khloe telah sampai di mansion Liam, Ibu Liam yang meminta menjemput Khloe untuk ke mansion, alih - alih Liam kena damprat agar ia mau menjemput Khlo.

Liam pun menuruti kemauan Ibu yang begitu sangat ia sayangi walaupun semua orang sudah tahu bahwa Liam bukanlah anak kandung dari Ovilia dan Darren namun, kasih sayang kedua orang tua angkatnya begitu membuat Liam membalas budi seumur hidupnya kepada mereka.

Dan Liam telah berjanji bahwa dia tidak akan mengecewakan kedua orang tua angkatnya...

Khloe terduduk di sofa ruang keluarga dekat perapian, Khloe sesekali membaca majalah yang ada di meja tersebut. Sudah dua jam dia berada di mansion dan belum juga melihat Ibunya Liam, padahal dia yang menginginkannya datang.

Khloe menarik napasnya lelah dan melihat jam yang ada di pergelangannya, andai dia membuka toko mungkin sudah mendapatkan tiga pelanggan. Ia berdiri dari duduknya dan berjalan melangkah jendela kaca dan betapa terkejutnya saat dia melihat pemandangan yang tidak boleh ia lihat...

Dan, kedua pasangan itu menoleh pada Khloe!

----------------------------

Hai.... Ada yang kangen aku gak hehe... Vote ya biar aku semangatt maaf aku up jarang

12/04/2018

My Husband BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang