** Hahaha,kesambet apaan nih langsung update 2,gapapa yaa..jadi biar kalian kenal dulu sama ceritanya.. Enjoy yaahh**
.....
“Kamu kenapa tiba-tiba kesini na??” tanya Arwa saat menjemputku di terminal semarang. Aku yang baru sejenak turun dari bis dan melihatnya langsung menghambur ke pelukannya. Aku menangis sejadi-jadinya, orang-orang disekitarku sampai menoleh saat mendengarku mulai menangis. Arwa yang melihatku seperti itu hanya mengelus punggungku seraya berkata,” oke,oke..maaf aku langsung tanya itu. Harusnya kamu istirahat dulu, ayo masuk ke mobilku”
Arwa mengajakku kedalam mobilnya,dia membawaku ke rumahnya. Ini ketiga kalinya aku pergi ke rumahnya,dulu yang pertama saat aku selesai UN dan memutuskan untuk berkunjung bersama lutfia,yang kedua baru beberapa bulan yang lalu saat aku libur semester. Ibunya menatapku iba saat aku sampai dirumahnya. Memang saat itu penampilanku berantakan sekali. Kemeja pink yang kusut dan kulot yang sudah sobek sedikit akibat tersangkut paku. Rambutku yang acak-acakan ditambah mata bengkak serta hidung merah berair membuatku patut dijuluki orang gila tahun 2019.
“Kamu masuk ke kamar sebelah sana dulu nanti makan siang akan segera Aku antar,bereskan badanmu agar terlihat lebih baik”,kata Arwa padaku sambil menunjuk kamar diujung lorong. Aku mengangguk dan menyeret carrierku,saat aku buka pintu kamar,nampaklah sebuah kasur berukuran queen,disamping pintu terdapat meja rias beserta kursinya, berhadapan dengan kasur terpasang sebuah TV LCD berukuran 42 inch. Disebelah kasur terdapat jendela besar yang langsung menghadap taman.
Kutatap kamar ini sejenak,sungguh mewah untuk ukuran kamar tamu, diujung kamarpun sudah tersedia kamar mandi yang lengkap dengan segala peralatannya. Tak mau lama-lama berdiri,Aku segera duduk dipinggiran kasur. Kutatap wajahku yang terpantul dari kaca meja rias,sungguh mengenaskan. Inikah jadinya saat aku benar-benar kabur dari rumah?.
Nada dering panggilan masuk di Hpku berbunyi,terpampang nama Bagas disana. Hah,mau apa mereka?? Setelah membiarkanku pergi dan 6 jam kemudian baru menanyakan keberadaanku. Segera ku ambil Hpku dan mengeluarkan sim-card yang terpasang didalamnya. Aku sudah bertekad untuk hidup sendiri mulai hari ini.
----
Kuhempaskan tubuhku di kasur dengan keras,seolah-olah sedang melepaskan beban yang carut-marut memenuhi pikiranku. Aku baru mau melambung ke negeri mimpi saat pintu kusen menuju kamarku diketuk oleh seseorang. Mungkin Arwa,dia bilang mau mengantarkan makan siang untukku tadi. Aku bergegas membukakan pintu,namun gerakanku terasa limbung saat aku menginjakkan kaki di lantai,belum sempat aku raih batang pintu,mataku sudah terpejam karena merasakan pening yang amat sangat.Arwa pov
Gila,Karlina gila..dia memang baru sampai di Semarang,tadi pagi sekitar jam 9 aku menanyakan kabarnya,hanya ingin bertegur sapa karena seminggu ini aku sibuk dengan usaha kostku. Tapi yang mengherankan malah dia bilang akan kemari dan memintaku untuk menjemputnya di terminal Semarang siang harinya. Lina bilang mau berkunjung kerumahku, lalu setelah itu tidak membalas pesanku lagi. Dan sekarang aku harus menyembunyikan keberadaannya oleh siapapun karena dia sedang dalam misi “minggat”nya. Tadi dalam perjalanan menuju rumahku setelah aksi menangisnya ia menceritakan kepadaku apa yang dia alami sehingga ia nekat kabur dari rumah kakeknya.Flashback on
“Aku kabur dari rumah” kata Lina dengan suara parau sambil mengusap air matanya yang masih menetes. “haaa????” teriakku spontan. Refleks kuinjak rem mobil dan ban belakangku berdecit,membuat pengendara di belakangku membunyikan klakson mereka sebagai aksi protes padaku. Aku meminggirkan mobil dan menoleh ke arah Lina.
“Maaf,Aku udah bikin kaget kamu tadi”kataku. Lina mengangguk.
“Kok kamu dari bis Solo-Semarang?”lanjutku.
“Minggu ini aku di Wonogiri,dan Aku ngebis dari Wonogiri-Solo-Semarang”
Sambil mendengarkan cerita Lina,mobil HR-V hitamku mulai kulajukan pelan-pelan.
“Aku ditampar Papa,karena aku ngebentak Kakek Wijaya dengan kata-kata ‘ Dasar Bapak bejat,gak tau diri!’”. Lina mulai menangis lagi,kusodorkan air putih yang selalu tersedia di dashboard. Diambilnya botol aqua itu lalu ditengak separuhnya. Dia mulai tenang kembali dan melanjutkan cerita,Aku masih diam menunggu kelanjutannya.
“Setelah itu Aku langsung pergi dari rumah,Mama nangis mau ngejar Aku,tapi ditahan Papa. Nggak ada yang peduli sama kepergianku. Bagas dan Baguspun diam saja,Aku..Aku emang anak perempuan satu-satunya Ar,tapi aku bakal maju paling depan buat Papa,aku nggak tega lihat Papa dipojokin,dicela,direndahin. Apasih kurangnya Papa,Papa itu tetep turutin apa mau Kakek walaupun dia didiskriminasi dalam keluarganya. Dan kamu tahu sendiri Papaku orangnya nggak bisa apa-apa kalau sama Bapaknya,aku nggak rela Ar,nggak rela Papa diinjak-injak” ceritanya sambil menangis sesenggukan.
Tanganku yang terbebas mengelus pundaknya,Aku tahu Dia sayang sekali dengan Papanya,dia pernah cerita kalau bukan karena darah Papanya dia nggak bisa hidup sampai saat ini,maklum dia dulu lahir prematur dan beratnya hanya 1,4 kg. Aku tak menyangka seorang Karlina Sekar Maheswari berakhir seperti ini,kabur dari rumah karena membela orang tuanya.Flashback off
Suara bedebam terdengar dari kamar yang ditempati oleh Lina,Aku baru saja mengetuk pintunya untuk mengantarkan makan siang. Segera Aku buka pintu itu,saat Aku melihat Lina pingsan Aku langsung menaruh nampan makanan itu dan berteriak.
“Linaa!..na,bangun na..Rey,Reyhan..bantu Kakak..Rey!” Aku memanggil adikku untuk membawa Lina ke Rumah Sakit terdekat sambil mengguncang bahu Lina. Reyhan berlari menghampiriku dan menggendong Lina masuk ke mobilku. Ibu yang melihat Lina pingsan ikut panik,tadi saat Lina sudah masuk ke kamar Ibu bertanya padaku tentang keadaan Lina dan aku menceritakan pokok masalahnya. Ibuku terkesiap dan menatap kamar Lina sedih.Karlina Pov
Bau alkohol menyeruak kedalam hidungku,kubuka mataku pelan-pelan. Terlihat langit-langit kamar dan dinding berwarna putih, saat Aku mau menggerakkan tubuhku yang kaku,terasa ada tarikan serta rasa nyeri dari pergelangan tanganku yang tertancap jarum suntik. Ah,pasti ini rumah sakit. Tapi bagaimana aku bisa ada disini? Aku melihat Arwa tertidur dalam posisi duduk di sebelahku, maafkan Aku Ar,Aku hanya merepotkanmu seharian ini,dan mungkin Aku akan merepotkanmu beberapa hari kedepan.
Arwa terbangun karena gerakan tubuhku yang geser-geser,Dia kaget saat Aku sudah sadar,namun ada senyuman dan rasa bersyukur dalam sorot matanya.
“Kamu udah bangun na,alhamdulillah.. akhirnya kamu sadar juga” katanya sambil memelukku.
“Aa..Aku haus..” kataku lirih,tenggorokanku terasa kering,seperti tidak tersentuh air selama beberapa hari. Arwa memberikanku segelas air dan meminumkannya untukku. Setelah kurasa cukup enak untuk berbicara,Aku mulai bertanya apa yang terjadi padaku.
“Aku kok bisa disini Ar,dan emang Aku pingsan berapa hari?”
“Gila ya kamu na,pingsan gak sadar 3 hari. Gak capek apa tuh mata tidur mulu”
“Apa??!! Tiga hari??”
“Iya 3 hari,oiya Aku mau nanya,kapan terakhir Kamu makan waktu Kamu sampe Semarang kemarin”
“Um.. malemnya. Emang kenapa?” tanyaku polos
“Paraahh..bener-bener parah na,terang aja maagmu kambuh,kamu nggak makan dari pagi dan langsung perjalanan dari Wonogiri-Semarang cuman minum air putih doang” Arwa mengomeliku seperti Mama menceramahiku untuk tidak lupa makan. Haa... Mama lagi,apa kabarmu Ma? Apa Kau tau Aku sekarang tergeletak di Rumah Sakit?
“Kamu nggak ngabarin keluargaku kan??” tanyaku tiba-tiba panik
“Sorry na,sayangnya udah terlambat”
“Ha!..jangan Ar,please, jangan kabari keluargaku. Percuma Aku kabur kalau Kamu ngabari Aku lagi kayak gini. Aku mau hidup sendiri Ar,mau mulai semuanya dari awal disini..” bujukku sambil terisak.
“Iyaa..iyaa.. ahh.. Aku cuman boongin Kamu. Tapi Kamu bandel banget sih jadi bocah,nggak mikir tubuh Kamu,tubuh Kamu itu butuh nutrisi,jangan egois cuman sama perasaanmu aja..”
“Iya Arwa..sahabatku paling baik..terus kapan Aku boleh pulang?”
“Besok 2 hari lagi,oiya,Kamu jangan stress-stress ya itu bikin tubuhmu gampang ngedrop. Udah,masalah rumah tinggalin aja dulu”......
Jangan lupa voment nya yaaa..
Big LoveYogyakarta,12 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
KARLINA
General FictionKarlina harus tetap melanjutkan hidupnya,walau tidak ada satupun keluarganya yang peduli dengan keberadaannya..harus bertahan di dunia yang keras bahkan saat dia baru menginjak bangku kuliah. Akankah dia sanggup dan bertemu dengan keluarganya lagi...