Prolog

26 3 0
                                    

*Hai..hai...ini cerita kedua aku,yang yaahh..entahlah..semoga kalian sukaa..
Minta voment untuk semangat akuu*

........
     Aku berjalan tak tentu arah di jalan Jendral Sudirman di siang yang panas ini,sambil membawa tas carrier merah dan sesekali mengusap air mata yang masih saja mengalir setelah pertengkaran hebatku di rumah tadi. Papa yang aku bela didepan semua keluarganya menamparku,anak pertama dan anak perempuan satu-satunya. Pipiku masih terasa panas dan masih terlihat tanda tamparan berupa cap tangan dari Papa.
     Mungkin orang lain akan melihatku seperti pendaki yang hilang atau terpisah dari rekan-rekannya dan menangis karena tak tau arah. Ya,memang aku tidak begitu mengenal jalan-jalan di kota Wonogiri ini,tapi aku masih tau jalan menuju terminal. Karena lelah,aku menyetop sebuah angkutan umum yang menuju ke terminal.
“Pak,Terminal Giri Adipura nggih” kataku kepada supir angkutan itu.
“Nggih mbak” jawab pak supir. Mungkin karena angkutan yang sedang sepi atau bagimana,bapak yang ternyata bernama Yanto itu mengajakku mengobrol sedikit.
“Dari mana mbak kok bawa tas gede kayak gitu??”
Aku yang masih melamun tersentak kaget saat pak Yanto bertanya,
“Oohh..dari rumah Pak,Saya mau pulang ke Jogja”
“Disini dimana mbak?”
“Sendang pak”
“Owalaahh..” jawab pak Yanto sambil manggut-manggut. Pak Yanto yang tahu aku menjawab pertanyaannya dengan jawaban singkat mengerti kalau aku tidak ingin diganggu dulu.

     Sepanjang perjalanan ke terminal aku hanya diam saja,aku duduk di kursi depan sebelah Pak Yanto sambil memangku carrier tidak memperdulikan obrolan Ibu-Ibu yang sedang membahas naiknya harga bawang putih itu.
     aku turun di depan terminal dan membayar jasa Pak Yanto,kulihat isi dompetku yang hanya tersisa 2 lembar uang seratus ribuan dan 3 lembar uang sepuluh ribuan sambil mendengus lemas. Aku berjalan gontai masuk ke terminal,suara mesin bis dan kenek yang menawarkan jurusan bisnya saling bersahut-sahutan,asap sisa pembakaran bercampur dengan asap rokok membuatku memasangkan masker untuk menghalau rasa mual yang mulai hadir. Aku sudah 20 tahun,tapi baru kali ini aku naik bis sendirian,biasanya aku naik bersama kakak sepupuku atau bersama Mama. Ah,mengingat mereka hanya akan membuatku semakin sedih dan kecewa.
     “Mbak mau ke mana?? Ini masih ada 1 tiket untuk ke Jogja” kata salah satu kenek bus EKA yang sering kunaiki dulu. Aku hanya menggeleng lemas sambil memegang erat carrierku. Aku duduk di kursi tunggu sambil melamun,Aku harus pergi kemana?? Tidak mungkin Aku kembali ke Jogja, Papa dan Mama pasti akan cepat mengetahui keberadaanku nantinya. Sebuah WA dari sahabatku yang ada di semarang menyadarkanku, lalu munculah ide gila itu.

.....
Gimana-gimana gais??? Maklumi daku yang masi sangat amatiir ini yasshh..
Big love...

Yogyakarta,12 April 2018

KARLINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang