Haii...aku kembalii...maaf banget yaa aku baaru updatee...
Aku lagi sibuk les buat SBM nih..belum dapet sekolah..doain author yaahh..Biglove:*
----------
Sinar matahari yang masuk melewati celah-celah korden membuatku mengerjapkan mata sejenak,mencoba beradaptasi dengan keadaan sekitar. Aku duduk di pinggir kasur dan membiarkan darah turun dari otak menuju tubuhku,sehingga tidak membuatku kehilangan keseimbangan saat berjalan nanti.
Kubuka korden yang menutup jendela besar disamping ranjangku. Membuka pintu kaca yang tersembunyi di ujung jendela,awalnya aku tidak mengetahui ada pintu kaca yang menghubungkan kamar ini langsung dengan taman jika Arwa tidak memberitahuku. Udara pagi dan aroma basah langsung menyambut hidungku,membuatku nyaman berada disini sepanjang pagi.
Ya,memang sudah 2 minggu aku tinggal di Semarang,di rumah Arwa tepatnya. Selama seminggu ini aku mencoba mencari pekerjaan di daerah sekitar rumah Arwa, rumah Arwa terletak di kota kabupaten,sehingga banyak sekolah bahkan kampus yang berada disini. Dengan keramaian itu sepanjang jalan terlihat restoran-restoran bahkan kafe yang berjejer.
Aku segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memulai aktifitas.“Selamat pagi Om,pagi tante”,sapaku ceria sambil menarik kursi makan.
“ Pagi juga Lina,gimana hasil pencarianmu kemarin?” tanya tante Rizka.
“ Yah,belum rejeki Lina tan,emang susah dapet kerja Cuma dengan ijazah SMA. Tapi hari ini Lina mau coba lagi,kemarin Lina lewat di kafe deket UNES ada lowongan jadi waitress,mau masukin tapi katanya suruh balik besok aja karena yang punya udah pulang” jawabku antusias, aku mengambil roti isi selai yang ada di atas meja sambil meminum secangkir kopi.
“Jangan patah semangat pokoknya Na” kata Arwa yang baru datang dari kamarnya.
“Kalau kamu mau,om ada kenalan di perusahaan Arta Kencana, teman om itu lagi bangun perusahaannya itu 6 bulan yang lalu,jadi siapa tahu masih ada lowongan disana”
“Terimakasih om,tapi insyaallah Lina masih bisa usaha sendiri kok,bantuan om dan keluarga ini sudah terlalu banyak buat Lina” aku menolak dengan halus tawaran om Hendra. Kurang baik bagaimana,setiap aku mau membantu pekerjaan rumah,Tante Rizka selalu melarangku. Sebenarnya aku tidak enak dengan keluarga Arwa,tapi Tante Rizka dan Om Hendra selalu berpesan untuk tidak sungkan,dan menganggap mereka seperti keluargaku sendiri. Oleh karena itu,aku ingin segera mendapat pekerjaan agar tidak merepotkan mereka terus menerus.
Setelah acara sarapan pagi ini,aku masuk kembali ke kamar dan merapikan dandananku. 10 menit lagi aku akan berangkat menuju cafe de louvre di seberang kampus UNES. Aku sisir rambut hitam panjangku,mengambil sebagian untuk dijepitkan ke belakang.aku tidak perlu menggunakan makeup tebal,cukup taburan bedak dan lipgloss berwarna pink sudah membuatku percaya diri. Aku segera mengambil berkas-berkas surat lamaranku dan menyampirkan tas kecil berisi dompet,hp,serta sebuah pouch berisi bedak,lipgloss,dan parfum. Sekali lagi aku mematutkan diri di depan cermin. Dengan semangat kukatakan “Semangat Karlina,semoga berhasil kali ini”****
“Baiklah kalau begitu,anda bisa bekerja mulai besok pukul 07.00. bienvenue à rejoindre Karlina*1” ucap Mon. Dupont sambil menjabat tanganku dan tersenyum ramah. Mon. Dupont adalah pemilik cafe ini,ia sepertinya seumuran dengan papa,tapi postur tubuhnya yang tegap dan tinggi membuatnya nampak lebih muda. Bosku ini adalah orang keturunan Perancis-Indo, Ayahnya berasal dari Perancis dan Ibunya asli Semarang.
“Oui monsieur,merci beaucop*2"
Alhamdulillah,aku berhasil mendapat pekerjaan hari ini,walau hanya sebagai waitress aku menyukainya. Hampir saja aku gagal tadi,karena 5 menit setelah kedatanganku,muncul seorang wanita yang ingin melamar pekerjaan juga,sedangkan lowongan yang tersisa hanya satu. Dengan sopan,asisten Mon.Dupont mengatakan kalau lowongan itu sudah terisi baru saja.
Aku pulang dengan wajah gembira. Akhirnya,setelah 2 minggu berusaha mencari pekerjaan aku mendapatkannya juga. Tadi saat Mon.Dupont melihat CVku dan mengetahui bahwa aku menguasai 2 bahasa dan salah satunya adalah Perancis ia langsung mengajakku berbicara dengan bahasa Perancis,aku sih senang-senang saja,karena itu juga untuk melatih kefasihanku mengucapkan kata-per kata. Mon. Dupont memujiku dan dia juga mengatakan bahwa dia rindu berbicara dengan bahasa ibunya. Lewat modal itu juga Mon. Dupont langsung menerimaku. Ia bercerita kalau teman-temannya dari Perancis sering datang,namun tak ada satupun yang bisa menguasai bahasa perancis,asistennya pun hanya bisa beberapa kalimat umum yang sering digunakan sehari-hari,makanya ia berjanji akan mengenalkanku pada teman-temannya.----
*1-- Selamat bergabung Karlina.
*2-- Baik Pak,Terimakasih banyak.
![](https://img.wattpad.com/cover/144928295-288-ke84f83.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KARLINA
Ficción GeneralKarlina harus tetap melanjutkan hidupnya,walau tidak ada satupun keluarganya yang peduli dengan keberadaannya..harus bertahan di dunia yang keras bahkan saat dia baru menginjak bangku kuliah. Akankah dia sanggup dan bertemu dengan keluarganya lagi...