Bahaya III

122 25 16
                                    

"Dasar bajingan brengsek bin mesum" Umpat Aurell pada pria yang kini tengah ia kunci layaknya perampok yang tertangkap polisi.

"Oh jadi kamu beneran udah sabuk hitam di Taekwondo?"

"Bhahaha" Aurell tertawa begitu keras.

"Kenapa?"

"Nggak usah banyak tanya, ngapain lo bawa gue kesini brengsek?" Tanya Aurell seraya menarik tangan Demas lebih kuat.

"Awww" Ringis Demas kesakitan.

"Jawab woy! Kalo lo ga mau terpaksa lo harus ikut gue ke kantor polisi" Perintah Aurell geram.

Demas tak mengubris pertanyaan Aurell sama sekali, ia terus melihat ke depan dengan tatapan yang sangat santai, sampai saat ia merasa kuncian Aurell ditangannya melemah. Ia memutar tangannya membuat keadaan terbalik, kini ia yang memegang tangan Aurell membuat semua tumpuan berada dikakinya dan saat ia merasa pas ia mengangkat Aurell kemudian menghempaskannya ke tanah, terjadilah smack done.

Wadaww... imajinasi Author terlalu liar.

"Awww" Rintih Aurell kesakitan, ia berusaha berdiri namun naas ketika ia setengah berdiri Demas memukul kepalanya dengan sebuah kayu yang sukses membuat Aurell pingsan sesaat.

Ia menyeret tubuh mungil Aurell ke dalam gudang. Lima belas menit berlaru, Aurell merasa begitu pusing kepalanya begitu sakit dan pinggangnya terasa hancur, perlahan ia membuka matanya.

"Sadar juga lo" Kata Demas dengan suara yang sangat berat. Kini Aurell berada di sebuah ruangan yang begitu pengap, sedikit gelap dan menakutkan. Ia diikat disebuah kursi tua.

"Hmmmf" Aurell tak dapat berbicara gara-gara penutup mulutnya.

"Lo tau ga, awalnya gue cuma mau mainin lo kaya cewek-cewek yang pernah jadi korban gue, tapi semenjak gue tau lo temen baik Leon, pemikiran gue berubah. Gue bakalan buat lo ngebayar semua kesalahan Leon" Jelas Demas saat ia berjongkok untuk melihat muka Aurell yang tertutup oleh rambutnya.

"Gimana kalo kita telepon Leon, liat gimana reaksinya. Lo pasti bawa HP yang dikasih sama Leon kan?" Tanya Demas menarik rambut Aurell kasar, ia kemudian mengobrak-abrik tas milik Aurell mencari sebuah HP istemewa yang hanya milik para ketua kelas.

Demas mengambil HP hitam berukuran kecil yang ada di tas Aurell.

"Woah, 'Leon Ganteng' apa-apaan nih?" Tanya Demas setengah tertawa saat melihat kontak Leon.

Setelah ia selesai berbicara dengan Leon via telepon. Ia membuang telepon itu sembarangan.

"Ayo kita selesaikan semuanya sebelum Leon dateng" Kata Demas mengambil sebuah kamera tua di samping meja tempat ia berdiri, ia memposisikan kamera itu di depan Aurell.

Demas adalah psiko gila di dunia ini, sebelum ia membunuh korbannya ia akan menyiksanya habis-habisan dan saat ia melakukan sesuatu terhadap korban maka ia akan membuat vidionya, sebagai kesenangan semata dan vidio yang akan ia tonton jika sedang tidak mood.

"Gue bakalan buat vidio terbaik sebelum Leon dateng, jadi saat dia sampai dia akan melihat betapa berbakatnya aku dalam membuat vidio" Kata Demas tersenyum devil.

"Ada kata-kata terakhir Nona Aurell?" Kata Demas kemudian membuka penutup mulut Aurell.

"Bhahaha" Aurell tertawa sejadi-jadinya yang sukses membuat Demas menyengritkan alisnya.

"Eh brengsek, geli gue sama lo. Lo ga ada harga diri sama sekali, masa lawan-lo perempuan terus lo iket lagi, kan lucu..."

"Hah?"

The Bad GuestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang